Sorong, Papua Barat [B2B] - Presiden RI Joko Widodo di Sorong tanam jagung bersama petani Papua Barat, Senin [4/10] serta meninjau program Petani Milenial dari Kementerian Pertanian RI bekerja sama dengan Papua Muda Inspiratif. Upaya tersebut menginternalisasi dan memaksimalkan potensi pogram petani milenial yang telah dicanangkan Presiden Jokowi. 

Kedatangan Presiden Jokowi didampingi Staf Khusus Presiden RI, Billy Mambrasar, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo,  Ketua DPR RI Puan Maharani beserta Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan. 

Secara khusus Billy Mambrasar mengatakan kegiatan ini sebagai tanda keseriusan pemerintah dalam pelaksanaan program Petani Milenial, menciptakan anak Papua yg tertarik terjun di sektor ini, untuk menjadi petani maju, modern, entrepreneurial, bahkan eksportir.

"Tujuannya tidak hanya untuk meningkatkan volume pangan Indonesia dan Papua, juga meningkatkan kesejahteraan petani yang juga menjadi harapan petani-petani generasi selanjutnya," kata Billy.

Menurutnya, pertanian merupakan sektor penyerap tenaga kerja terbanyak di Provinsi Papua dan Papua Barat, lebih 60% anak muda menggeluti pertanian.

“Melihat kepada negara maju lainnya seperti Selandia Baru atau Belanda dimana kemajuan perekonomiannya didorong sektor pertanian berbasis teknologi modern dan anak muda, maka Papua juga bisa mendorong Indonesia menjadi negara maju dalam sektor ini,” tambah Billy.

Dalam pidatonya, Presiden Jokowi meminta agar ada 2,000 petani milenial di Papua. Mereka harus dibimbing, diberikan pelatihan, permodalan, teknologi, hingga mampu menjadi eksportir berkelas dunia. 

Sebagaimana diketahui, peluncuran Petani Milenial - Papua Muda Inspiratif, pertama kali berlangsung di Manokwari, Papua Barat bersama Gubernur Dominggus Mandacan dan Mentan Syahrul Yasin Limpo pada Mei 2021, dan dalam waktu tiga bulan diikuti kabupaten lain.

Mentan Syahrul pada kegiatan bimbingan teknologi kewirausahaan bagi petani milenial Papua menegaskan pelatihan bertujuan memberikan kemampuan wirausaha sektor pertanian, agar petani milenial Papua mampu bertani secara skala bisnis.

Menurutnya, Petani Milenial Kementan bersama Papua Muda Inspiratif, telah hadir di dua provinsi dan enam kabupaten di Papua, dan berhasil merangkul sekitar 800 anak muda untuk bergabung. Bahkan sebagian dari mereka terlibat pada kegiatan ekspor nasional. 

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian - Kementan [BPPSDMP Dedi Nursyamsi menambahkan, pengembangan kapasitas SDM pertanian sejalan dengan tujuan pembangunan pertanian nasional. 

"Tujuan pembangunan pertanian nasional menyediakan pangan untuk seluruh rakyat, meningkatkan kesejahteraan petani dan menggenjot ekspor," kata Dedi.

Kunci utama pembangunan pertanian, katanya, terletak pada SDM pertanian. "Inovasi teknologi dan alsintan serta regulasi, kontribusinya 25 persen terhadap peningkatan produktivitas. Pertama dan utama adalah SDM pertanian, kontribusinya 50 persen terhadap peningkatan produktivitas pertanian."

Menurut Dedi, petani, termasuk di dalamnya petani milenial, merupakan faktor penentu keberhasilan pembangunan pertanian. "Saya yakin kalau petani milenial Papua bangkit, pertanian Papua melejit. Petani milenial Papua hebat, pertanian Papua melesat." [ND]