Program YESS Kementan Gandeng P4S dan BPP Moncongloe di Maros

Millennial Farmers are the Target of Developing Indonesian Agricultural HR

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Program YESS Kementan Gandeng P4S dan BPP Moncongloe di Maros
PETANI MILENIAL: Program YESS mempunyai target untuk mencetak 2,5 juta petani milenial dan mampu berwirausaha pertanian [Foto: Pusdiktan]

Maros, Sulsel [B2B] - Upaya Kementerian Pertanian RI dan International Fund for Agricultural Development [IFAD] mencetak wirausahawan muda pertanian terus ditingkatkan, termasuk kolaborasi dengan sejumlah petani sukses dari Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya [P4S] dan Balai Penyuluhan Pertanian [BPP] di Provinsi Sulawesi Selatan. 

Satu di antaranya Idris, Ketua P4S Nijalling Alam Makmur di Kabupaten Maros yang menggeluti budidaya jamur tiram bersama fasilitator dari BBPP Batang Kaluku serta dinas terkait dan BPP Moncongloe yang transformasi menjadi BPP Kostratani menjadi BDSP. 

Program YESS mempunyai target untuk mencetak 2,5 juta petani milenial dan mampu berwirausaha pertanian.  

Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo menegaskan generasi milenial merupakan penggerak ekonomi nasional, utamanya di bidang pertanian. 

"Indonesia merupakan negara agraris, potensi sektor pertanian kita sangat besar dan menjadi penyokong pembangunan. Sudah saatnya pemuda pedesaan kembali ke kampung halamannya untuk mengolah potensi pertanian di daerah masing-masing," kata Mentan Syahrul.

Menurutnya, tongkat estafet petani selanjutnya ada pada pundak generasi muda. “Mereka mempunyai inovasi dan gagasan kreatif yang bermanfaat bagi kelangsungan pertanian. Tugas kita mengedukasi dan mempromosikan kepada generasi muda. Saatnya kita buktikan, pertanian adalah sektor yang menjanjikan."

Sementara Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi mengatakan untuk mencapai target dan kondisi ideal bagi pemenuhan kebutuhan pangan nasional, dituntut tersedianya SDM pertanian profesional, mandiri, berdaya saing berjiwa wirausahawan. 

"Kementan melalui BPPSDMP mengupayakan peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan dan pelatihan didukung program lain seperti YESS." kata Dedi Nursyamsi.

P4S Nijalling Alam Makmur berdiri sejak empat tahun lalu. Dalam menjalankan fungsinya, P4S Njaling Alam Makmur melakukan pelatihan satu hingga dua kali setiap tahun untuk komoditas utama padi dan tiga kali setiap tahun untuk komoditas  jamur tiram.

"Saya merintis usaha jamur tiram sejak tiga tahun lalu. Modal awal Rp3 juta hingga Rp4 juta untuk 200 baglog. Hasil panen pertama saya beri ke kerabat dekat sebagai salah satu bentuk promosi," katanya seperti dilansir Pusat Pendidikan Pertanian BPPSDMP [Pusdiktan].

Saat ini kapasitas produksi 5 hingga 6 kg perhari, harga jual Rp40.000 per kg, sementara harga pasaran 25.000 per kg, yang dikemas menarik sehingga menambah nilai jual dan menjangkau Kota Makassar," kata Idris.

Selain fokus budidaya jamur, P4S Nijalling Alam Makmur juga membina enam kelompok tani dengan luas lahan 25 hingga 30 hektar per kelompok, dengan komoditas utama padi. "Saya siap mendukung dengan menjadi mentor atau fasilitator khususnya budidaya jamur tiram."

Program YESS juga menggandeng BPP Kostratani Moncongloe, yang diharapkan menjadi tempat belajar, berlatih serta pusat data dan informasi bagi penyuluh dan petani serta generasi milenial lainnya. 

Koordinator BPP Moncongloe, Habibi menyambut baik hadirnya Program YESS di Maros. "Kami siap berbenah diri untuk berperan aktif sebagai pusat pembelajaran pengembangan pertanian dan pelayanan masyarakat di wilayah kecamatan."

Maros of South Sulawesi [B2B] - Indonesian government in the next five years prioritizes the development of human resources that are ready to face globalization in the era of industrialization 4.0, carry out its role to develop millennial farmers who understand information and communication technology, according to the senior official of the agriculture ministry.