Duta Petani Milenial Malang Siap jadi Mentor Kandidat Wirausahawan

Millennial Farmers are the Target of Developing Indonesian Agricultural HR

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Duta Petani Milenial Malang Siap jadi Mentor Kandidat Wirausahawan
GERAI MILENIAL: Kepala Subbidang Peserta Didik - Pusdiktan BPPSDMP Kementan, R Hermawan [ke-2 kiri] bersama Dyah Rahmawati, DPM dari Malang, Jatim [kanan] Foto: Pusdiktan

Malang, Jatim [B2B] - Guna memastikan sektor pertanian terus berjalan, Kementerian Pertanian RI mematok target pengembangan 2,5 juta petani/wirausahawan pertanian milenial untuk mendirikan bisnis startup pertanian. 

Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo menaruh harapan tinggi pada generasi milenial mendukung pembangunan pertanian, selain berperan vital dalam perekonomian nasional juga membuka lapangan kerja.

"Coba bandingkan dengan usaha pertambangan yang membutuhkan waktu 10 hingga 20 tahun, barulah mendatangkan hasil," kata Mentan Syahrul.

Berbagai upaya terus dilakukan Kementan untuk menggapai target tersebut, salah satunya melalui Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services [YESS] bekerjasama dengan the International Fund for Agricultural Development [IFAD]. 

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi menegaskan hadirnya Program YESS membuka peluang bagi generasi milenial di wilayah pedesaan untuk mengembangkan ekonomi mereka melalui kewirausahaan.

"Mengubah pola pikir tak semudah membalik telapak tangan, perlu ada figur yang menjadi sosok teladan sekaligus agen perubahan bagi generasi milenial di pedesaan agar tertarik berusaha di sektor pertanian," kata Dedi Nursyamsi.

Sebagaimana diketahui, Kementan memiliki  67 duta petani milenial [DPM] dan duta petani andalan [DPA]. Mereka adalah sekelompok generasi muda kreatif, inovatif dan sukses mengembangkan usaha pertanian. 

"Mereka adalah pelopor sekaligus teladan bagi generasi muda untuk sektor pertanian. DPM dan DPA juga dapat membantu pemerintah mempercepat advokasi kepada masyarakat dan petani," katanya.

Salah satunya adalah Dyah Rahmawati, DPM dari Malang yang sukses mengembangkan usaha sayuran organik. Omsetnya mencapai Rp80 juta per bulan.

Ditemui di lokasi usahanya, Dyah Rahmawati mengatakan jenis usahanya berupa natural organic. Mulai dari produksi budidaya sayur dan buah organik, paska panen dan pengemasan hingga pemasaran atau distribusi ke rumah tangga konsumen melalui Abang Sayur Organik. 

Tak hanya berorientasi bisnis, usaha tersebut juga mengembangkan sarana edukasi bagi siapa saja yang ingin mengetahui dan menggali lebih dalam sektor pertanian melalui P4S Bumi Malang Lestari.

Tanggung jawab sebagai DPM di pundak Dyah Rahmawati dan 66 rekannya mendorong dia bergerak menjadi agen perubahan khususnya bagi generasi muda pedesaan. Terlebih, salah satu lokasi Program YESS adalah Kabupaten Malang, mendorongnya bersedia menjadi mentor bagi calon wirausahawan pertanian selaku penerima manfaat Program YESS di Malang maupun kabupaten lainnya.

"Memang kita harus jadi bukti, kalau usaha pertanian memiliki prospek bagus. Selama belum ada bukti, mindset tentang pertanian kotor, kumal dan tidak keren akan tetap tertanam di benak mereka," katanya.

Dia memastikan komitmennya bersama DPM dan DPA lain siap untuk sharing informasi, maupun tips dan trik mengembangkan usaha. Memanfaatkan kemajuan teknologi, saat ini banyak platform dapat dimanfaatkan untuk mengajak mereka.=

"Mulai ngobrol bareng pegiat pertanian yang sukses, jalan-jalan ke kebun atau tempat produksi pertanian sukses. Semua bisa dilakukan secara virtual," katanya.

Malang of East Java [B2B] - Indonesian government in the next five years prioritizes the development of human resources that are ready to face globalization in the era of industrialization 4.0, carry out its role to develop millennial farmers who understand information and communication technology, according to the senior official of the agriculture ministry.