Di Tangan Pemuda, Kementan Optimistis Pertanian RI Capai Kejayaan

Millennial Farmers are the Target of Developing Indonesian Agricultural HR

Editor : Kemal A Praghotsa
Translator : Dhelia Gani


Di Tangan Pemuda, Kementan Optimistis Pertanian RI Capai Kejayaan
NGOBRAS: Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi dan Wakil Bupati Bandung, Syahrul Gunawan [kiri] hadir sebagai narasumber pada live talkshow Ngobrol Bareng on the Spot [Ngobras] di Pengalengan, Bandung [Foto: BPPSDMP]

Bandung, Jabar [B2B] - Sektor pertanian Indonesia akan lebih maju di tangan generasi milenial, Kementerian Pertanian RI menilai pemuda lebih potensial membangun pertanian di Era Industri 4.0, mengedepankan inovasi teknologi untuk membangun pertanian masa depan.

Optimistis tersebut mengemuka pada live talkshow Ngobrol Bareng on the Spot [Ngobras] di Smart Green House Nudira Fresh, Rabu [6/10] yang digelar oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP Kementan] di Desa Warnasari, Kecamatan Pengalengan, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat.

Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo menegaskan bahwa pada era 4.0, sektor pertanian mengedepankan inovasi teknologi dan mekanisasi pertanian oleh anak-anak muda atau milenial yang akan lebih berperan. 

"Masa depan pertanian kita di tangan milenial. Mereka yang akan melanjutkan tongkat estafet pertanian. Kita optimistis sektor pertanian akan semakin berjaya di pundak kaum milenial," kata Mentan Syahrul.

Sementara Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi menjelaskan, saat ini pertanian Indonesia harus menuju kepada arah lebih maju, mandiri dan modern. 

"Ciri pertama, pemanfaatan produk bio science berupa varietas yang berpotensi hasil tinggi seperti dikembangkan di sini [Nudira Fresh]," kata Dedi. 

Kedua, pemanfaatan Alsintan dan prasarana dan sarana pertanian yang bisa menggenjot produktivitas. Ketiga, pemanfaatan big data, internet of things, artificial intelligence dan sebagainya. 

"Ketiga ciri tersebut akan meningkatkan produktivitas, kualitas tinggi, biaya operasional relatif rendah. Semua ini prospektif ke depan, utamanya petani milenial, salah satunya melalui smart agriculture, implementasinya pada smart green house," kata Dedi.

Dia menambahkan, pemanfaatan Smart Green House [SGH] akan dapat memantau dari mana saja dan kapan saja, tentunya harus diawali sosialisasi dan pelatihan. 

"Kita harus petakan yang mampu adopsi teknologi siapa. Ternyata petani milenial, yang identik dengan perubahan, bahkan mereka sering membuat terobosan, maka smart green house ranahnya petani milenial," kata Dedi.

Menurutnya, Kementan memiliki program Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pertanian dan petani milenial diharapkan memanfaatkannya untuk pengembangan budidaya mereka. "Manfaatkan KUR. Tentu pasar harus dikuasai. Didukung pemerintah daerah bagi petani milenial."

Dedi tak mengakui bahwa sektor pertanian membutuhkan modal. "Manfaatkan itu (KUR). Mereka harus difasilitasi untuk mengembangkan kapasitasnya melalui program magang ke luar negeri yakni Jepang, Korea dan Taiwan.

Program strategis BPPSDMP lainnya layak dimanfaatkan seperti pendidikan vokasi di Polbangtan, Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian [PWMP] didukung sektor perbankan oleh Himpunan Bank Milik Negara [Himbara] sehingga Duta Petani Milenial dan Duta Petani Andalan [DMP/DPA] menjadi pionir dan resonansi di wilayahnya.

Wakil Bupati Bandung, Syahrul Gunawan yang hadir sebagai narasumber mengakui wilayah pertanian di Kabupaten Bandung potensial dikembangkan. Pemerintah daerah mendukung pembinaan kelompok tani [Poktan] bagi 3.500 Poktan, dengan pendekatan korporasi untuk fasilitasi kegiatan panen raya.

"Kami siap mendukung petani milenial Kementan. Kami siapkan 27 hektar, kami ingin mereka yang kelola. Ke depan, kita sinergi dengan sektor lain," kata Syahrul.

General Manager Nudira Fresh, Indra Bachtiar mengatakan pihaknya menerapkan control climate dan smart irrigation. "Kita atur suhu dan irigasinya sudah otomatis. Tinggal setting, mesin akan berjalan otomatis. Dengan Smart Green House, kita harapkan efisiensi nutrisi dan peningkatan produktivitas."

Menurutnya, komoditas utama yang dikembangkan adalah tomat cherry. "Kebutuhan di Bandung 50 ton, kami bisa produksi maksimal enam ton. Kami juga ekspor ke Timur Tengah dan Malaysia. Ada juga olahan seperti tomat kurma, saos tomat, wajik, bolu dan lainnya." [Cha/Mac]

Bandung of West Java [B2B] - Indonesian government in the next five years prioritizes the development of human resources that are ready to face globalization in the era of industrialization 4.0, carry out its role to develop millennial farmers who understand information and communication technology, according to the senior official of the agriculture ministry.