Kendalikan Inflasi, Wamentan Ajak Petani Cabai Kalsel Genjot Produksi

Indonesia Binuang`s Agricultural Training Center Support Borneo Farmers

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Kendalikan Inflasi, Wamentan Ajak Petani Cabai Kalsel Genjot Produksi
BBPP BINUANG: Wakil Menteri Pertanian RI Harvick Hasnul Qolbi hadiri kegiatan panen dan tanam cabai di Desa Hiyung, Kecamatan Tapin Tengah, Kabupaten Tapin, Kalsel seraya mengajak petani Kalsel terus meningkatkan produksi cabai hiyung untuk menekan laju inflasi.

Tapin, Kalsel [B2B] - Sekitar 60 negara mengalami krisis pangan lantaran harga pangan melejit dan pasokan pasar global turun signifikan. Krisis pangan global menghantui dunia saat ini, Indonesia harus menangkal dan antisipasi hal itu. 

Kiat utama Pemerintah RI melalui Kementerian Pertanian RI adalah mengendalikan inflasi dari komoditas pertanian khususnya cabai dan bawang yang rentan inflasi, meski hingga September 2022, inflasi di Indonesia relatif masih terkendali, namun kita tidak boleh lengah apalagi terlena.

Hal itu dikemukakan Wakil Menteri Pertanian RI Harvick Hasnul Qolbi kepada pers usai panen dan tanam cabai pada lahan seluas 182 hektar di Desa Hiyung, Kecamatan Tapin Tengah, Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan [Kalsel] pada Selasa [25/10].

“Kegiatan ini dalam upaya bersama mengendalikan inflasi, terutama pada komoditas pangan. Hingga September 2022 kemarin, inflasi di Indonesia masih relatif terkendali. Namun kita tetap tidak boleh lengah,” katanya.

Sebelumnya pada Senin [24/10] Wamentan Harvick menggelar Kuliah Umum di Universitas Lambung Mangkurat [ULM] di Banjarmasin. Hadir 500 mahasiswa S1 maupun pascasarjana ULM offline dan via daring. 

Wamentan Harvick memberi kuliah umum didampingi Rektor ULM Prof Ahmad dan Direktur Program Pascasarjana, Prof Ahmad Suriansyah serta sejumlah pejabat terkait di Kalsel di antaranya Kepala BBPP Binuang, Yulia Asni Kurniawati.

Di Tapin, Wamentan Harvick mengajak petani Kalsel terus meningkatkan produksi cabai hiyung untuk menekan laju inflasi. Pemerintah daerah pun diminta maksimalkan peran Badan Usaha Milik Daerah [BUMD] mendukung distribusi dan pemasaran cabai dari sentra produksi ke wilayah minus produksi, untuk menekan gejolak harga.

Langkah tersebut sejalan arahan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo untuk menangkal krisis pangan global dengan mengendalikan inflasi, diversifikasi pangan lokal sebagai substitusi impor dan menggenjot ekspor.

"Dari sisi produksi dan produk olahan, Kementan terus mendukung dan mengawal petani, penyuluh dan stakeholders untuk bersama mengantisipasi krisis pangan global melalui strategi pengendalian inflasi, diversifikasi pangan lokal dan substitusi pangan impor," katanya.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengajak stakeholders pertanian untuk mendukung kampanye dan sosialisasi diversifikasi pangan lokal dan produk turunannya memberi nilai tambah luar biasa, sehingga konsumen akan tertarik untuk membeli dan mengonsumsinya.

"Coba lihat anak-anak kalau disodori singkong rebus, pasti dia tolak, tapi kalau singkong tersebut diolah dahulu menjadi getuk lindri, cendil dan lainnya. Pasti enak. Anak-anak pun akan tertarik. Tugas kita bagaimana mengolah bahan-bahan pangan lokal menjadi produk makanan yang lezat," kata Dedi Nursyamsi.

Menurutnya, apabila pemasaran produk olahan dan konsumsinya meningkat maka produksinya juga naik, sebagaimana Hukum Ekonomi, petani akan terdampak pada peningkatan kesejahteraan lantaran permintaan tinggi akan memicu harga jual menguntungkan petani. 

"Strategi ketiga, menggenjot ekspor komoditas pertanian, apabila sudah mencukupi kebutuhan nasional maka segera ekspor ke mancanegara," kata Dedi Nursyamsi.

Sementara di Tapin, Wamentan Harvick Hasnul Qolbi mengingatkan pada gubernur dan bupati di Kalimantan untuk mengakselerasi hilirisasi produksi pertanian, agar off farm juga berkembang, bukan hanya on farm.

"Petani milenial Kalsel nantinya tidak hanya di lahan pertanian atau on farm, tapi juga fokus pada pengolahan yakni off farm," katanya. 

Sementara Kepala BBPP Binuang, Yulia Asni Kurniawati mengatakan Balai Besar Pelatihan Pertanian [BBPP] selaku UPT Kementan terus berupaya meningkatkan kapasitas dan kompetensi petani cabai melalui kegiatan pelatihan budidaya cabai di wilayah Kalimantan.

"Para peserta pelatihan dibekali pengetahuan pembibitan, penyiapan lahan, penanaman, perawatan dan penanganan penyakit pada tanaman cabai," katanya.

Kabalai Yulia AK menambahkan kegiatan pelatihan budidaya cabai tidak hanya teori, peserta juga dibawa praktik ke lapangan untuk melihat secara langsung kondisi riil di lapangan tentang teknis dan budidaya tanaman cabai. [jeka/agus/timhumasbbppbinuang]

Tapin of South Borneo [B2B] - The role of agricultural training in Indonesia such as the Agricultural Training Center of Indonesia Agriculture Ministry across the country so the ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.

He reminded about the important role of agricultural training, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through agricultural training, we connect farmers with technology and innovation so that BBPP meet their needs and are ready for new things," Limpo said.