Polbangtan YoMa Motivasi PWMP Untan Hadapi Covid-19 #PertanianTidakBerhenti

Indonesian Agriculture Ministry Anticipate Covid-19 by Weaker Health Systems

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Polbangtan YoMa Motivasi PWMP Untan Hadapi Covid-19 #PertanianTidakBerhenti
MEDIA TUMBUH: Kabag Polbangtan YoMa, Irwan Johan Sumarno [kiri] mewakili Dr Rajiman meninjau budidaya jamur tiram PWMP Untan di Kubu Raya sebelum wabah virus Corona di Indonesia [Foto: Humas Polbangtan YoMa]

Pontianak, Kalbar [B2B] - Potensi alumni perguruan tinggi dalam Program Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian [PWMP] menjadi pengusaha agribisnis terus didukung oleh Kementerian Pertanian RI, meskipun pandemi Covid-19, karena #PertanianTidakBerhenti seperti dilakukan Polbangtan YoMa pada PWMP Universitas Tanjungpura [Untan] yang mengembangkan usaha budidaya jamur tiram di Provinsi Kalimantan Barat.

Direktur Polbangtan YoMa, Dr Rajiman diwakili oleh Kabag Umum Irwan Johan Sumarno, Sabtu [4/4] mengatakan pihaknya terus memantau perkembangan usaha dan bisnis dari Agro Jamur Borneo, selaku PWMP binaan Polbangtan YoMa dan Untan di Desa Sungai Malaya, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya.

"Situasi dan kondisi saat ini di tengah ancaman penyebaran virus Corona tak menghalangi Polbangtan YoMa untuk memantau kegiatan PWMP jamur tiram di Kubu Raya, Kalbar, melalui telekonferensi maupun telepon dan video call. Semuanya bertujuan memastikan bahwa kegiatan budidaya dan usaha tani tak berhenti meski terhadang Covid-19," kata Irwan JS mengutip arahan Dr Rajiman melalui pernyataan tertulis, Sabtu [4/4].

Menurutnya, dukungan Untan sangat positif bagi pengembangan PWMP di Kalbar, seperti ditunjukkan oleh Wakil Rektor I Untan [Bidang Akademik] Dr Ir Radian MS terhadap kelompok PWMP di Kalbar, di antaranya Agro Jamur Borneo, kelompok usaha budidaya jamur tiram yang saat ini tetap berproduksi di tengah ancaman virus Corona. 

"Kiatnya antara lain menjaga jarak dengan orang lain dan rutin mencuci tangan dengan sabun," kata Irwan JS mengutip keterangan Rahmatullah, Ketua Kelompok PWMP Agro Jamur Borneo di Kubu Raya, Kalbar.

Irwan JS menambahkan, sampai saat ini Agro Jamur Borneo tetap berproduksi, kendati terhadang penurunan penjualan media siap tumbuh atau baglog, sementara untuk yang lain tetap berjalan normal. Baglog adalah media tanam jamur yang sudah siap panen, jadi pembeli hanya tinggal merawat dan mengkondisikan kumbung atau tempat [rak] baglog diletakkan agar sesuai dengan kondisi ideal untuk pertumbuhan jamur.

"Saat ini hambatan utama adalah penjualan baglog. Sempat mendapat pesanan tiga ribu baglog namun batal, karena pemesannya menyatakan terkendala situasi saat ini di tengah wabah virus Corona," kata Rahmatullah seperti dikutip Irwan JS.

Rahmatullah mengaku tiada henti mengingatkan karyawannya untuk selalu menjaga kesehatan dan kebersihan sesuai Protokol Kewaspadaan WHO, karena kegiatan usaha budidaya jamur tiram Agro Jamur Borneo harus tetap berjalan, untuk menjamin keberlangsungan usaha dan pendapatan karyawan, sementara sektor lain di luar pertanian sangat terdampak oleh penyebaran virus Corona sehingga harus menghentikan kegiatan usahanya.

Sejalan dengan itu, Menteri Pertanian RI Syarul Yasin Limpo mengimbau SDM pertanian tetap bekerja di lahan pertanian dengan semangat, melaksanakan seruan pemerintah untuk menjaga jarak [social distance],  menghindari kerumunan [physical distance], sering cuci tangan pakai sabun, gunakan masker apabila batuk atau pilek, rajin konsumsi produk empon-empon [herbal] seperti wedang uwuh, jahe, kunir asem, beras kencur, dan lain-lain yang secara klinis dapat melawan covid-19.

Hal senada disampaikan oleh Prof Dedi Nursyamsi kepada petani didampingi penyuluh pertanian untuk tetap produktif dalam upaya penyediaan pangan dan memanfaatkan jejaring KostraTani, Kostrada, Kostrawil dan KostraTanas. 

Pontianak of West Borneo [B2B] - Indonesia´s Agriculture Ministry is in intensive care after testing positive for the novel coronavirus, as civil servants in head office and across the country were ordered to close over the health threat. The World Health Organization has said it is particularly concerned about high-risk nations with weaker health systems, which who may lack the facilities to identify cases, according to official of the region.