Kementan Evaluasi Pasca Pelatihan, Purnawidya Terapkan Hasil Pelatihan BBPP Binuang

Indonesia Binuang`s Agricultural Training Center Support Borneo Farmers

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Kementan Evaluasi Pasca Pelatihan, Purnawidya Terapkan Hasil Pelatihan BBPP Binuang
BBPP BINUANG: Pertemuan evaluasi dampak pelatihan dilakukan di BPP Kahayan Hilir di Kabupaten Pulang Pisau, Kalteng untuk mengetahui tingkat Penerapan dan Dampak Pelatihan setelah selesai pelatihan, yang diikuti 30 peserta.

Tapin, Kalsel [B2B] - Kementerian Pertanian RI melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian [BBPP] dalam hal ini, BBPP Binuang selama dua hari melakukan evaluasi pasca pelatihan pada 14 - 15 September 2022. 

Pelatihan dengan konsep Tematik Berbasis Korporasi berupaya meningkatkan taraf hidup petani di wilayah sasaran program yang telah dimulai pada tahun 2021 dan 2022.

Kepala BBPP Binuang Yulia Asni Kurniawati berharap, hasil dari evaluasi pelatihan yang telah dilakukan, akan membawa dampak yang positif terhadap peningkatan produktivitas petani.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL), mengatakan akan berkomitmen untuk memaksimalkan semua aspek agar pendampingan yang diberikan terhadap petani di Food Estate bisa berjalan maksimal.

“Food estate adalah implementasi arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menyediakan ketersediaan pangan bagi 273 juta penduduk Indonesia,” katanya.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi menyatakan  jajarannya siap bekerja maksimal untuk Food Estate di Kalimantan Tengah [Kalteng] dengan mengawal dan mendampingi SDM pertanian mendukung korporasi petani.

“Kita akan memastikan pendampingan terhadap petani di lokasi Food Estate berjalan maksimal. Memaksimalkan kinerja BPPSDMP, untuk memastikan petani Food Estate mendapatkan pendampingan, khususnya dalam hal korporasi petani," katanya.

Dedi Nursyamsi mengatakan, BPPSDMP akan mengerahkan penyuluh. Menurutnya, penyuluh berperan penting pada korporasi petani di food estate. Pertama, untuk input sumberdaya meliputi budaya kerja/etos, pengetahuan, komoditas dan prasarana-sarana. 

Kedua dalam kaitan penetapan model bisnis, membangun lembaga dan legalitas, menumbuhkan tata kelola lembaga dan menjalankan proses bisnis. Ketiga, melaksanakan output promosi mencakup kemitraan, modal dan investasi. 

"Penyuluh juga berperan mendukung akses petani ke pasar. Peningkatan nilai tambah hasil produksi menjadi produk olahan. Bukan bahan mentah, yang selama ini tidak banyak mendatangkan laba bagi petani," katanya. 

Pertemuan evaluasi dampak pelatihan dilakukan di BPP Kahayan Hilir di Kabupaten Pulang Pisau, Kalteng untuk mengetahui tingkat Penerapan dan Dampak Pelatihan setelah selesai pelatihan, yang diikuti 30 peserta.

"Adapun pelatihan yang dievaluasi, yakni Pengendalian OPT dengan Konsep PHT Angkatan 10 Padi," kata Kepala BBPP Binuang, Yulia AK.

Kegiatan tersebut dihadiri Kepala Bagian Umum BBPP Binuang, Arfan Sulaiman Karompot, Koordinator Program dan Evaluasi BBPP Binuang, Joko Tri Harjanto dan Widyaiswara BBPP Binuang, Retno Hermawan.

Saat pembukaan kegiatan, Kabag Umum BBPP Binuang, Arfan Sulaiman menyatakan perlunya sinergitas dan koordinasi yg intensif dengan para pemangku kepentingan di areal food estate agar proses peningkatan produksi dan kelembagaan berjalan dengan baik.

"Kita perlu sinergitas dan koordinasi yg intensif dengan para pemangku kepentingan di areal food estate agar proses peningkatan produksi dan kelembagaan berjalan dengan baik seperti kepala desa, camat dan pihak lain," katanya.

Selanjutnya Joko Tri H mengatakan "Hasil evaluasi merupakan data ilmiah dan otentik sebagai bahan Kementan dalam hal ini BBPP Binuang menilai dan merencanakan kegiatan pelatihan ke depan.

Widyaiswara BBPP Binuang, Retno Hermawan menambahkan bahwa saat ini dilaksanakan evaluasi pasca pelatihan, dengan tujuan mengevaluasi penerapan dan dampak dari kegiatan pelatihan yang pernah dilakukan di BPP Kahayan Hilir, dengan target peserta 30 orang.

Menurutnya, bagian penting dari kegiatan pelatihan merupakan lanjutan dari pelatihan yang telah dilakukan oleh peserta dan penyuluh selaku Purnawidya.

"Selain mengevaluasi kegiatan pelatihan, untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan pelatihan, responden juga diminta memberikan saran dan masukan tentang penyelenggaraan pelatihan baik materi, durasi waktu pelatihan dan lain-lain," terangnya. 

Metode pelaksanaan evaluasi, lanjutnya, dilakukan dengan membagikan instrumen evaluasi kepada alumni pelatihan. "Untuk pengisian dipandu langsung per masing-masing pada bagian instrumen yang dibagikan oleh Widyaiswara." [retno&agus/timhumasbbpp binuang]

Tapin of South Borneo [B2B] - The role of agricultural training in Indonesia such as the Agricultural Training Center of Indonesia Agriculture Ministry across the country so the ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.

He reminded about the important role of agricultural training, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through agricultural training, we connect farmers with technology and innovation so that BBPP meet their needs and are ready for new things," Limpo said.