BBPP Kementan Edukasi Cegah dan Tangani PMK Ternak via WisaTani
Indonesia Binuang`s Agricultural Training Center Support Borneo Farmers
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Tapin, Kalsel [B2B] - Pencegahan dan Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku [PMK] menjadi topik bahasan Program Widyaiswara Sapa KostraTani [WisaTani] sesi 102 yang digelar oleh Balai Besar Pelatihan Pertanian [BBPP] yang digelar secara daring oleh BBPP Binuang pada Rabu [8/6].
Kegiatan WisaTani sesi 102 dibuka oleh Kepala BBPP Binuang, Yulia Asni Kurniawati. Hadir keynote speaker Catur Budi Jatmiko dari Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijaun Pakan Ternak Pelaihari didampingi Widyaiswara Budiono selaku host kegiatan tersebut.
Topik webinar 'Pencegahan dan Penanganan PMK' sejalan instruksi Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo terhadap langkah dan upaya untuk mengatasi wabah PMK.
"Dari tindakan preventif hingga penerapan Tiga Strategi meliputi Intelektual sebagai langkah percepatan, Manajemen untuk langkah penguatan dan Perilaku sebagai langkah bersama memberantas PMK pada hewan ternak sapi, kerbau, kambing dan babi," katanya.
Menurutnya, Kementerian Pertanian RI menjalankan 'Tiga Skema' dengan upaya darurat melalui mapping berupa pemetaan wilayah terkonfirmasi PMK, ditandai warna Merah. Kuning, untuk wilayah suspek PMK dan Hijau bagi wilayah bebas PMK. Didukung keluarnya Keputusan Menteri Pertanian RI atau Kepmentan terkait antisipasi penyebaran PMK.
“Jika tidak ditangani dengan baik, PMK akan berdampak pada perekonomian, utamanya penurunan produktivitas dan harga daging anjlok. PMK juga akan berdampak pada perdagangan internasional, baik ternak hidup maupun produk ternak karena larangan ekspor,” katanya.
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi menyoroti PMK sebagai tantangan yang harus dihadapi selain krisis pangan. Kondisi Indonesia saat ini tidak biasa-biasa saja, terutama masalah pangan, karena kondisi Indonesia dipengaruhi pangan global, yang tengah mengalami turbulensi akibat pandemi Covid-19 dan perubahan iklim.
"Ditambah wabah PMK yang disebarkan virus lewat udara, yang sangat mengganggu peternak kita menjelang Idul Adha pada 10 Juli mendatang. Wabah PMK mengakibatkan sistem produksi, distribusi dan produktivitas mengalami gangguan luar biasa," katanya.
Selain itu, katanya lagi, imunitas hewan ternak harus ditingkatkan, bisa menggunakan herbal seperti kunyit. Pastikan pula karantina secara disiplin melalui pengetatan lalu lintas hewan ternak.
"Lakukan isolasi mandiri, bagi hewan yang terpapar. Kementan telah mendistribusikan obat untuk wilayah PMK. Obat-obatan yang dikeluarkan verteriner Farma di Surabaya terbukti berhasil mengatasi PMK," kata Dedi.
Kabalai Binuang, Yulia AK menegaskan wabah PMK tidak menyurutkan komitmen dan langkah Kementerian Pertanian RI, untuk mendukung kesiapan pemenuhan kebutuhan hewan ternak bagi daging konsumsi maupun hewan kurban menyambut Hari Raya Idul Adha 1443 H pada 10 Juli mendatang.
"Kunci utama percepatan penanganan PMK, semua pihak bersikap tenang, karena pemerintah sudah terjun ke lapangan untuk bekerja optimal dan hasil penanganan PMK yang semakin baik," katanya.
Menurut Yulia AK, tata cara dan tahapan penanggulangan PMK perlu diketahui, dengan pertimbangan tersebut maka Kementan melaksanakan pelatihan pengendalian PMK. Saat ini kita harus bahu-membahu bersinergi secara terukur dan sistematis menanggulangi PMK.
Catur Budi Jatmiko dari Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijaun Pakan Ternak Pelaihari menekankan tentang Prinsip Dasar Pengendalian PMK antara lain mencegah kontak antara hewan peka dan virus PMK, menghentikan produksi virus PMK oleh hewan tertular dan meningkatkan resistensi/kekebalan hewan peka.
“Implementasinya antara lain menghentikan penyebaran infeksi melalui Tindakan Karantina dan Pengawasan Lalu Lintas, menghentikan sumber infeksi dengan pemusnahan hewan tertular dan yang terpapar atau stamping out," katanya. [Agus]
Tapin of South Borneo [B2B] - The role of agricultural training in Indonesia such as the Agricultural Training Center of Indonesia Agriculture Ministry across the country so the ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.
He reminded about the important role of agricultural training, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through agricultural training, we connect farmers with technology and innovation so that BBPP meet their needs and are ready for new things," Limpo said.
