Kementan Serukan Widyaiswara BBPP Inovasi Pembuatan Pupuk Organik
Indonesia Binuang`s Agricultural Training Center Support Borneo Farmers
Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi
Tapin, Kalsel [B2B] - Widyaiswara pada Balai Besar Pelatihan Pertanian [BBPP] selaku UPT Kementerian Pertanian RI di seluruh Indonesia diserukan berinovasi membuat pupuk organik dan hayati, untuk mendukung para petani agar tidak tergantung pada pupuk bersubsidi.
Seruan tersebut dikemukakan oleh Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi saat membuka Pelatihan online Bertani On Cloud [BoC] pada Kamis siang [14/4] yang digelar oleh BBPP Binuang secara daring dari Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan.
"Berkreasi dan berinovasilah segenap insan pertanian. Beri solusi buat petani kita, dengan inovasi-inovasi yang dikembangkan para widyaiswara, peneliti, dosen dan guru pertanian lingkup Kementan," kata Dedi Nursyamsi di Jakarta via zoom meeting didampingi Kepala BBPP Binuang, Yulia Asni Kurniawati di Tapin, Kalsel.
Menurutnya, salah satu tugas widyaiswara dan lainnya pada unit pelaksana teknis [UPT] pelatihan dan pendidikan mendorong dan mendukung petani untuk memberdayakan potensi lokalnya, khususnya limbah pertaniannya menjadi pupuk organik dan hayati.
"Selain mengendalikan pencemaran lingkungan juga menjadi solusi dalam penyediaan pupuk berbasis limbah pertanian mandiri, untuk membuat pupuk organik dan hayati baik perorangan maupun kelompok dibimbing oleh penyuluh, widyaiswara, dosen dan peneliti," katanya pada BOC yang dihadiri 500 partisipan di Kalimantan.
Hal itu sejalan harapan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo yang mendambakan para menghasilkan pupuk organik secara mandiri, yang kualitasnya bisa lebih baik dari pupuk anorganik saat ini.
“Hasil pertanian non pestisida itu kualitasnya lebih bagus dan pasarnya bisa lebih besar. Pupuk organik itu makin menguntungkan ke depan, seharusnya petani memang bisa memproduksi sendiri,” kata Mentan Syahrul.
Selanjutnya para petani diberi pelatihan oleh para penyuluh pertanian untuk memproduksi pupuk secara baik. "Tinggal bagaimana mengajarkan petani mengumpulkan kompos. Itu memang butuh keahlian dan itu peran widyaiswara dan penyuluh untuk mengajarkan."
Pada BoC volume 170 tersebut, Dedi Nursyamsi mengingatkan tentang Pembuatan Pupuk NPK Plus secara mandiri. Pupuk NPK merupakan pupuk makro yang essensial diperlukan oleh tanaman, namun tanaman juga memerlukan unsur mikro lainnya agar keseimbangan hara dalam tanah dapat lestari.
"Saya menyambut baik upaya Widyaiswara BBPP Binuang, Budiono, untuk mencari alternatif dari sederet solusi menyelesaikan kelangkaan dan mahalnya pupuk di tingkat petani. Itu keren, lanjutkan terus,” katanya. [Budiono/Agus]
Tapin of South Borneo [B2B] - The role of agricultural training in Indonesia such as the Agricultural Training Center of Indonesia Agriculture Ministry across the country or the BBPP so the ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.
He reminded about the important role of agricultural training, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through agricultural training, we connect farmers with technology and innovation so that BBPP meet their needs and are ready for new things," Limpo said.
