Tangkal Corona, Polbangtan YoMa Panen Rosella #pertaniancegahCovid19
Indonesian Agriculture Ministry Anticipate Covid-19 by Weaker Health Systems
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Yogyakarta, DIY [B2B] - Pertanian tidak berhenti dan pertanian cegah Covid-19 terbukti dari kesibukan petani dan tenaga honorer [THL] di Kebun Sempu saat panen tanaman rosella berjuluk ´si merah kaya manfaat´ pada Rabu [1/4]. Kebun Sempu merupakan lahan teaching factory [TeFa] tanaman obat [biofarmaka] milik Polbangtan YoMa, untuk lahan praktik mahasiswa politeknik jurusan pertanian di Yogyakarta.
Ketua Tim Peneliti Rosella Polbangtan YoMa, Dr Rr Siti Astuti SP, MSc mengatakan pengembangan rosella di Kebun Sempu dilakukan sejak 2018 melalui kegiatan praktik mahasiswa dan penelitian dosen. Hasil penelitian tersebut merupakan kolaborasi dosen, staf dan mahasiswa menghasilkan panen sebanyak enam kg rosella basah/bedeng, selain itu juga dapat menghasilkan enam kg biji/bedeng yang dapat dijadikan benih kembali.
"Hasil panen akan diolah menjadi bahan makanan fungsional oleh tim laboratorium. Ada hal menarik dari budidaya tanaman rosella di Polbangtan YoMa yakni menggunakan irigasi tetes, mengingat lahan di Kebun Sempu memiliki tanah porus namun ada keterbatasan sumber air, sehingga teknologi irigasi tersebut sangat tepat untu pengembangan rosella, selain teknologi irigasi sprinkle untuk komoditas biofarmaka lainnya," katanya.
Dr Rr Siti Astuti SP, MSc menambahkan bahwa tanaman rosella juga dapat menjadi tanaman pencegah hama uret, terbukti dengan minimnya populasi uret di lahan tersebut meskipun sebelumnya sangat tinggi. Ke depan, Polbangtan YoMa akan lebih mengembangkan lagi komoditas rosella di area DI Yogyakarta terutama di wilayah BPP binaan.
Panen perdana rosela [hibiscus sabdariffa L] di Kebun Sempu berlangsung pada 23 Mei 2019 oleh sejumlah mahasiswa semester dua jurusan Agribisnis Hortikultura - Polbangtan YoMa. Hasilnya, 45 kg kering panen per 100 m2 setelah ditanam oleh mahasiswa untuk persyaratan mata kuliah ´budidaya tanaman organik´ untuk mengembangkan minat dan kompetensi sebagai job creator dan job seeker sektor pangan.
Direktur Polbangtan YoMa, Dr Rajiman mengatakan sebagai unit pelaksana teknis [UPT] dari Pusat Pendidikan Pertanian [Pusdiktan BPPSDMP Kementan] maka Kebun Sempu merupakan salah satu dari tiga kebun praktik di Yogyakarta. Tujuannya, mendorong mahasiswa belajar dan praktik langsung bagaimana cara budidaya tanaman seperti halnya rosella. Diawali pemilihan lahan, pembibitan hingga panen dan pascapanen dengan sistem organik.
"Kegiatan panen hari ini di Kebun Sempu membuktikan bahwa pertanian tidak berhenti. Bertani itu sehat karena bekerja di udara terbuka yang bersih dan sehat langsung terpapar sinar matahari dengan ultra violet yang berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap virus dan bakteri. Singkatnya, bertani sehat untuk mencegah penyakit khususnya Covid-19 yang saat ini mewabah, sekaligus menguntungkan," kata Dr Rajiman melalui pernyataan tertulis, Rabu petang [1/4].
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo [SYL] memerintahkan untuk bekerja di rumah atau working from home [WFH] untuk mencegah penyebaran virus Corona di perkantoran maupun kampus Polbangtan YoMa. Namun Mentan SYL juga mengingatkan bahwa ´pertanian tidak boleh berhenti´ karena bekerja di bawah sinar matahari itu sehat. "Asalkan patuh pada Protokol Kewaspadaan WHO untuk jaga jarak, hindari kerumunan, cuci tangan dengan sabun di air mengalir."
"Buktinya, saat ini berjemur di bawah matahari sejak pagi hingga siang hari menjadi trend dan makin populer di media sosial dilakukan selebriti dan influencers. Petani tidak boleh perlu ikut nge-trend, karena tempat kerjanya outdoor di bawah sinar matahari," kata Dr Rajiman.
Menurutnya, instruksi Mentan SYL disosialisasikan oleh Kepala BPPSDMP Prof Dedi Nursyamsi didukung Kepala Pusat Pendidikan Pertanian [Pusdiktan BPPSDMP] Idha Widi Arsanti bahwa pertanian harus tetap berjalan. "Patuhi Protokol WHO."
Panen rosella di Kebun Sempu membuktikan bahwa Polbangtan YoMa mendukung dan melaksanakan tagar #pertaniancegahCovid19
Kaya Manfaat
Di tengah gencarnya kampanye meningkatkan imunitas tubuh mencegah virus Corona, pemicu Covid-19 maka rosella adalah tanaman obat-obatan yang dicari selain empon-empon.
Rosella juga dikenal sebagai frambozen karena bentuk buahnya mirip dengan kelopak bunganya. Bagian utama yang dimanfaatkan adalah kelopak bunga berwarna merah tua menyala, yang menandakan tingginya kandungan antosianin dan flavonoid.
Hasil berbagai penelitian menyatakan ekstrak dari kelopak bunga rosella mampu menurunkan efek hipotensif pada penderita darah tinggi. Hal ini karena kandungan 9,6 mg anthocyanin. Caranya, berikan ekstrak daun rosella pada penderita hipertensi setiap hari dalam waktu empat minggu. Hasilnya, menurunkan 11% tekanan darah sistolik dan 10% tekanan darah diastolik jika rutin konsumsi selama dua minggu.
Senyawa fenolik di kelopak bunga rosella merupakan jenis antioksidan yang melindungi tubuh dari paparan radikal bebas. Antioksidan di dalam bunga rosella empat kali lebih kuat ketimbang antioksidan pada kumis kucing. Senyawa lain adalah gossipetin dan antosianin untuk mencegah penuaan dini, menurunkan risiko penyakit jantung, kanker dan mengatasi gejala diabetes.
Bunga rosella juga dipercaya mengandung zat yang dapat mencegah kerusakan DNA sel, sehingga dapat mencegah penyakit leukimia dan mampu menghambat pertumbuhan sel-sel kanker. Bagi yang diet, bermanfaat mengurangi berat badan maka dapat memanfaatkan kandungan vitamin C dari bunga rosella, karena melepaskan kolesterol serta lemak di dalam tubuh. [IJS]
Yogyakarta [B2B] - Indonesia´s Agriculture Ministry is in intensive care after testing positive for the novel coronavirus, as civil servants in head office and across the country were ordered to close over the health threat. The World Health Organization has said it is particularly concerned about high-risk nations with weaker health systems, which who may lack the facilities to identify cases, according to official of the region.