Kementan Siap Gelar Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh untuk 2022

Indonesian`s Agriculture Ministry will Conducts a Million Farmer Training in 2022

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Kementan Siap Gelar Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh untuk 2022
PETANI MUDA KEREN: Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi mengingatkan bahwa bahwa petani milenial adalah keniscayaan, yang harus beradaptasi dengan perubahan, untuk memanfaatkan peluang di tengah pandemi [Foto: Humas BBPP Binuang]

Rantau, Kalsel [B2B] - Kementerian Pertanian RI siap menggelar Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh Tahun 2022 di seluruh Indonesia dengan target petani milenial, yang diimbau segera mencari informasi ke dinas pertanian [Distan] di tingkat kabupaten/kota dan provinsi untuk mendaftarkan diri secara gratis.

Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo menegaskan pandemi Covid-19 bukan halangan bagi sektor pertanian untuk terus tumbuh, karena petani didampingi penyuluh dan didukung guru, dosen dan widyaiswara memberi kontribusi signifikan bagi pembangunan pertanian. 

"Hal itu terwujud lantaran partisipasi aktif SDM pertanian sebagai pelaku pembangunan pertanian yang bekerja keras mendukung pemenuhan kebutuhan dan ketersediaan pangan rakyat dan mendukung ekspor," kata Mentan Syahrul.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] Kementan, Dedi Nursyamsi  mengatakan bahwa petani milenial adalah keniscayaan, yang harus beradaptasi dengan perubahan, untuk memanfaatkan peluang usaha di tengah pandemi. Makin tinggi pula risiko usaha pertanian akibat perubahan iklim, baik karena puso lantaran cuaca maupun biaya produksi usaha pertanian.

"Kondisi ini hanya bisa dijawab melalui transformasi pertanian milenial. Pertanian akan menjadi sektor yang menjanjikan sebagai sumber pendapatan petani milenial. Kalau ingin sukses, petani milenial harus tranformasi dirinya menjadi petani yang mampu memanfaatkan teknologi informasi dalam mengelola usaha taninya," katanya saat membuka Rapat Koordinasi [Rakor] Persiapan Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh di Jakarta, secara daring pada Kamis malam [20/1].

Dia mengingatkan bahwa petani milenial adalah petani yang mampu menjalankan smart farming, dan yakin itulah jurus andal untuk mengembangkan usahanya dan menghadapi perubahan iklim dan kompetisi pasar global melalui peningkatan ekspor dan memenuhi kebutuhan domestik.

Dedi Nursyamsi menambahkan Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh akan menghadirkan para pakar dan praktisi/pelaku bisnis sukses, sehingga ada tindaklanjut melalui jalinan kemitraan usaha, akselerasi transformasi teknologi informasi, manajemen dan kelembagaan organisasi petani yang maju, mandiri dan modern. 

"Hanya dengan kondisi ini, proses transformasi pertanian kolotnial menuju pertanian milenial dapat dipercepat untuk menghadapi persaingan pasar global dan mengamankan kedaulatan pangan nasional," kata Dedi Nursyamsi.

Pelatihan tersebut, katanya lagi, menjalankan misi ganda berupa mengamankan ketersediaan pangan dan mengajak kawula muda mencintai pertanian melalui kegiatan smart farming, sistem pertanian terpadu, Kredit Usaha Rakyat [KUR] untuk pertanian, asuransi petani, sarana IT.

"Tentu kiat ini akan memikat ribuan bahkan jutaan milenial, yang awalnya berkata 'No' berganti 'Yes' ketika mengetahui bahwa pertanian adalah bisnis masa depan yang menjadi kebutuhan pokok manusia," kata Dedi Nursyamsi.

Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian [BBPP] Binuang, Yulia Asni Kurniawati menambahkan bahwa BBPP Binuang akan mengoptimalkan perannya agar generasi muda mampu menjadi Kader Petani Milenial dan Kader Petani Andalan [KPM/KPA] untuk membangun kolaborasi bisnis dan melakukan resonansi generasi muda agar tertarik bertani.

"Untuk mendukung upaya tersebut, BBPP Binuang akan menggelar bimbingan teknis serta pelatihan teknis, vokasi, manajemen dan tematik yang akan melibatkan 1,3 juta petani milenial dari lima provinsi di Kalimantan," katanya.

BBPP Binuang, kata Yulia, konten pelatihan berupa kewirausahaan, pertanian cerdas, pertanian terpadu, pelatihan pendukung dari IPDMIP, READSI, pelatihan berbasis ramah lingkungan dan lahan rawa bagi 1,3 juta petani di Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. [Budiono/Irfan/Agus]

Rantau, South Borneo [B2B] - Indonesian government in the next five years prioritizes the development of human resources that are ready to face globalization in the era of industrialization 4.0, carry out its role to develop millennial farmers who understand information and communication technology, according to the senior official of the agriculture ministry.