Kementan Ajak Petani Kembangkan Kemampuan Dagang sebagai `Petandang`

Indonesian Govt Supports Development of Integrated Farming Systems

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Kementan Ajak Petani Kembangkan Kemampuan Dagang sebagai `Petandang`
PRESS TOUR 2021: Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi [kiri] bersama Ketua P4S Al Muklis, H Ahmad Nono S pada kunjungan pertama Press Tour 2021 [Foto: B2B/Mya]

Soreang, Jabar [B2B] - Pengembangan sektor pertanian harus dilakukan dari hulu ke hilir, maka bagi petani di era milenial harus belajar serta berfikir kreatif dan inovatif mengantisipasi fluktuasi harga dan tuntutan pasar. Petani harus mampu mengembangkan kemampuan menjadi pedagang disingkat ´Petandang´ agar hasil produksinya memberi nilai tambah.

Seruan tersebut dikemukakan Kepala BPPSDMP Kementerian Pertanian RI, Dedi Nursyamsi pada kunjungan di Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya [P4S] Al-Mukhlis di Desa Kiangroke, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung pada Senin [8/3] pada hari pertama dari rangkaian Press Tour BPPSDMP 2021.

"Bicara pertanian harus dari hulu sampai hilir. Jangan hanya sampai produksinya. Petani harus mengolah dahulu sebelum dilepas ke pasar. Misalnya, petani padi harus menggiling gabahnya menjadi beras lalu dikemas sebagai komoditas perdagangan. Ke depan, petani Indonesia di era milenial haruslah menjadi Petandang, maksudnya petani sekaligus pedagang," kata Dedi Nursyamsi didampingi Ketua P4S Al-Mukhlis, H Ahmad Nono S.

Dedi menegaskan bahwa Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo menginstruksikan jajaran Kementan untuk mendorong petani mengembangkan pertanian dari hulu hingga hilir sehingga tiap komponen komoditas pertanian dapat memiliki nilai ekonomi, serta meningkatkan pendapatan dan meningkatkan taraf hidup para petani.

"Jadi mengelola pertanian di Indonesia itu tidak ada ruginya. Pertanian itu sesuatu yang pasti. Kalau mau kecamatanmu sejahtera, urus pertanian mu dengan baik. Pertanian hanya rugi kalau tidak dikelola dengan baik. Pertanian hanya gagal kalau ada bencana alam, kalau ada hama dan kalau manusia salah managemen. Pertanian hanya gagal kalau terjadi korupsi dan penyelewengan," pesan Mentan Syahrul kepada petani dan penyuluh yang dijumpainya dalam kunjungan kerja di daerah.

Dedi Nursyamsi menambahkan bahwa kemampuan serupa harus dilakukan petani tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan serta sektor peternakan harus mengembangkan kemampuan sebagai Petandang, sehingga ke depan, posisi tawar petani [barganining position] mampu setara bahkan lebih tinggi dari pengepul dan pedagang sehingga dapat turut menentukan harga yang ideal untuk hasil produksi olahan pertanian.

"Produk pertanian agar menguntungkan petani, dengan melakukan tahapan olahan. Misalnya, kangkung mentah dijual per kilo hanya dihargai Rp2.000 tapi kalau diolah menjadi produk olahan, tentunya nilai jualnya lebih tinggi. Begitu pula padi. Gabah kering sekitar Rp3.650 per kilo, tapi kalau sudah menjadi beras lalu dikemas, tentu nilai jualnya lebih tinggi," kata Dedi Nursyamsi.

Kepala Badan SDM mengingatkan bahwa petani di era milenial mau tidak mau, suka tidak suka harus melakukan transformasi melalui korporasi petani, dengan mengembangkan potensi dan kemampuan dari setiap kelompok tani [Poktan] dan gabungan kelompok tani [Gapoktan]. Manfaatkan dana Kredit Usaha Rakyat [KUR] untuk modal berproduksi, untuk mendukung kegiatan on farm, menggunakan alat mesin pertanian [Alsintan] dan inovasi teknologi pertanian untuk meningkatkan hasil produksi dan produktivitas pertanian.

Hadir mengikuti Press Tour 2021 yang digelar BPPSDMP selama tiga hari, hingga Rabu [10/3] di antaranya Koordinator Subtansi Evaluasi dan Pelaporan BPPSDMP, Septalina Pradini; Koordinator Substansi Kelembagaan dan Ketenagaan Pelatihan - Puslatan BPPSDMP, Eka Herisuparman dan Koordinator Substansi Penyelenggaraan Penyuluhan - Pusluhtan BPPSDMP, Joko Samiyono serta Subkoordinator Hubungan Masyarakat [Humas] BPPSDMP, Maressya Dessilvia.

Sementara itu, Ketua P4S Al-Mukhlis, H Ahmad Nono S menambahkan P4S yang dipimpinnya fokus pada pengembangan agribisnis pertanian organik, khususnya pertanian padi. Mengingat banyak petani di Desa Kiangroke membudidayakan padi organik. Boleh dibilang P4S menyediakan paket lengkap, mulai dari fasilitas pelatihan berupa laboratorium, ruangan kelas, penginapan dan sarama pendukung lainnya. Juga tersedia areal persawahan organik, peternakan [bahan baku pupuk], penangkar benih, hingga rumah makan sebagai jaringan pemasaran.

"Petani di tanah Pasundan itu punya metode sederhana dengan mendengar, melihat dan merasakan. Setelah petani merasakan manfaatnya, maka perlu bimbingan, pasti mereka akan mencoba menghasilkan produktivitas tinggi dan mengaplikasikan hingga hulu," kata H Ahmad Nono S yang juga Ketua KTNA Kabupaten Bandung.

Nono mengungkapkan bahwa banyak petani yang melakukan magang di P4S Al-Mukhlis, bahkan dari luar daerah. "Mereka di sini belajar pengembangan padi, unggas, sayur, dan pupuk. Namun kita juga fokuskan sampai produk olahannya, sehingga ada nilai tambah. Harapan kita, setelah magang mereka bisa mengaplikasikan di daerahnya masing-masing."  

Soreang of West Java [B2B] - Indonesian government in the next five years prioritizes the development of human resources that are ready to face globalization in the era of industrialization 4.0, carry out its role to develop millennial farmers who understand information and communication technology, according to the senior official of the agriculture ministry.