Presiden Jokowi Apresiasi Kinerja Petani Dukung Swasembada Jagung

President Widodo`s Food Policy Reduces Food Imports

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Presiden Jokowi Apresiasi Kinerja Petani Dukung Swasembada Jagung
Presiden RI Joko Widodo memukul tambo didampingi Mentan Andi Amran Sulaiman, Wali Nanggroe Aceh Malik Mahmud, dan Ketua Umum KTNA Winarno Thohir di Banda Aceh (Foto: Humas Kementan/Fajar)

Banda Aceh, NAD (B2B) - Presiden RI Joko Widodo mengapresiasi kinerja petani di seluruh Indonesia yang mendukung peningkatan produksi jagung, sehingga Indonesia dapat menekan ketergantungan pada jagung impor 3,6 juta ton pada 2015 menjadi 900.000 ton pada 2016 setelah Pemerintah RI memutuskan harga pembelian pemerintah (HPP) sebesar Rp3.150 per kg.

Hal itu dikemukakan Presiden Jokowi pada pembukaan Pekan Nasional Tani dan Nelayan (Penas KTNA) di Banda Aceh pada Sabtu (6/5) yang dihadiri oleh Ibu Negara Iriana Widodo, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Gubernur Aceh Zaini Abdullah dan 35.000 peserta Penas KTNA XV di Stadion Harapan Bangsa.

Jokowi mengaku prihatin pada awal pemerintahannya setelah mengetahui produksi jagung dalam negeri tidak mampu memenuhi kebutuhan nasional sehingga harus mengimpor lebih 3 juta ton per tahun, padahal tanah Indonesia subur dan lahannya luas untuk swasembada jagung.

Presiden Jokowi mengawali kebijakan swasembada jagung pada April 2015 dengan mengunjungi Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB) setelah memimpin peringatan 200 tahun meletusnya Gunung Tambora di kabupaten yang sama.

Kepada Presiden, petani jagung di Dompu 'curhat' tentang anjloknya harga jagung lantaran kuota impor jagung sangat besar, akibatnya harga jagung di tingkat petani turun menjadi Rp1.200 per kg.

"Saya memerintahkan pengurangan kuota impor, untuk membela kepentingan petani dengan harga pantas, mulai dari Rp2.700 hingga Rp3.150," kata Jokowi yang disambut tempik sorak puluhan ribu petani.

Di tengah sambutannya, Presiden Jokowi kemudian mengundang petani dari Dompu dan Gorontalo untuk berdialog dengannya di podium. Meski memberanikan diri ke podium, para petani yang ingin berdialog dengan Jokowi tampak grogi berdiri di dekat orang nomor satu di negeri ini.

Feli Paputungan dari Kotamobagu misalnya, mengaku panennya melonjak karena menerapkan Jajar Legowo, dan Jokowi sempat melongo lalu tersenyum. Sabiin dari Dompu mengaku hasil panen jagung melonjak dari 7 ton menjadi 17 ton per hektar setelah dibantu Alsintan, benih dan pupuk dari pemerintah.

"Ya sudah, walau jawaban agak ngelantur mungkin grogi berdiri dekat saya ... silakan ambil hadiah sepedanya," kata Presiden.

Salawat Badar
Jokowi mengaku sudah lama menanti kesempatan hadir pada pertemuan akbar tiga tahunan petani - nelayan, dan Penas terakhir diadakan di Kepanjen, Kabupaten Malang, Jatim pada Mei 2014 di era Susilo Bambang Yudhoyono.

"Saya ingat nasihat orangtua waktu kecil dulu, kalau tidak ada petani kita mau makan apa? Saya senang petani tetap kerja keras, buktinya kita berhasil menekan impor jagung," kata Jokowi.

Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo tiba di lokasi acara pukul 10.28 dan  disambut dengan lantunan selawat Badar. Presiden juga didampingi Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Gubernur Aceh Zaini Abdullah, dan Wali Nanggroe Aceh Malik Mahmud.

Kegiatan seremonial pembukaan Penas dihadiri 35.000 ribu peserta dari Aceh hingga Papua. Mereka memadati tribun stadion dan sebagian di bawah tenda yang berdiri di tengah lapangan.

"Dengan mengucap Bismillahhirrahmanirrahim, Penas KTNA ke-15 saya nyatakan dibuka," kata Jokowi memegang stik untuk memukul tambo, alat musik tabuh yang terbuat dari batang iboh, kulit sapi, dan rotan.

Banda Aceh, Aceh (B2B) - Indonesian President Joko Widodo praised farmers across the country that support the corn production, which contributed reduced maize imports of 3.6 million tons in 2015 to 900,000 tons in 2016 after Jakarta decided the government's purchase price of 3,150 rupiah per kg.

President Widodo's appreciation was said at the opening ceremony of National Week of Farmers and Fishermen here on Saturday (May 6) it was attended by First Lady Iriana Widodo, Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman, Aceh Governor Zaini Abdullah and 35,000 participants in Harapan Bangsa Stadium.

Widodo claimed concern on maize production because the needs of imports reached 3 million tons per year, whereas Indonesia is able to increase maize production to achieve self-sufficiency.

The first step of President Widodo was conducted in April 2015 by visiting Dompu Regency, West Nusa Tenggara after the 200th anniversary of eruption of Mount Tambora.

"The corn farmer in Dompu admitted that corn prices fell because of the huge import quota, as a result, corn price in farm level fell to 1,200 rupiah per kg.

"I decided to reduce imports, defend the interests of farmers by reasonable prices, 2,700 to 3,150 rupiah," said Widodo who was greeted happily by tens of thousands of farmers.

President Widodo then invited farmers from Dompu and Gorontalo to dialogue with him on podium. They looked groggy standing near the number one person in Indonesia.

Feli Paputungan from Kotamobagu district for example, claimed his harvest production soared because Jajar Legowo planting system, and Mr Widodo had stunned then smiled.

Sabiin from Dompu regency admitted corn harvests of seven tons to 17 tons per hectare after got agricultural machinery, seed and fertilizer from the government.

"Yes Okay although the answer digress may be nervous here ... please take the prize," President Widodo said.

Prayer for Prophet Mohammad
Mr Widodo admits that he has been waiting for the opportunity to attend the three-yearly event of farmers and fishermen, and the last event was held in Kepanjen, Malang Regency, East Java in May 2014 in Susilo Bambang Yudhoyono administration.

"My parents reminded to honor farmers and fishermen, without them we do not eat, I was happy the farmers keep working hard and to reduce maize import," Mr Widodo said.

President Widodo and First Lady Iriana Widodo arrived at 10.28 a.m. which was greeted with a prayer for Prophet Muhammad. He was arrived accompanied by Minister Amran Sulaiman, Governor Zaini Abdullah.

The opening ceremony was attended by 35,000 participants from Aceh to Papua.

"By saying Bismillahirrahmanirrahim, Penet KTNA opened," said Widodo holding a stick to hit tambo, a percussion instrument made of iboh stem, cow leather, and rattan.