Pikat Milenial Bertani, Kelola Pertanian sebagai Bisnis Orientasi Laba

Millennial Farmers are the Target of Developing Indonesian Agricultural HR

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Pikat Milenial Bertani, Kelola Pertanian sebagai Bisnis Orientasi Laba
MILLENIAL AGRICULTURE FORUM KE-12: pendidikan vokasi saat ini pada era baru dan menjadi jawaban atas kebutuhan SDM pertanian yang andal dan berkompetensi [Foto: Pusdiktan BPPSDMP]

Jakarta [B2B] - Pertanian ke depan harus dikelola secara bisnis yang berorientasi laba, dengan mengembangkan produksi bernilai tambah sebagai manifestasi pertanian maju, mandiri dan modern yang menguasai sektor hulu hingga ke hilir.

Seruan tersebut mengemuka pada video conference reguler Millennial Agriculture Forum ke-12 [MAF] bertajuk Pengelolaan Teaching Factory [TeFa] yang berlangsung di Jakarta, Jumat [23/10] dipimpin Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi. Hadir Kepala Pusat Pendidikan Pertanian [Pusdiktan] Idha Widi Arsanti; dan Wakil Direktur Bidang Kerja Sama Politeknik Negeri Jember, Bambang Eko Sulistyono.

"Transformasi pertanian tradisional ke pertanian modern perlu dilakukan. Pengelolaan pertanian harus menjadi bisnis dan menguntungkan, karena itu value added sangat penting," kata Dedi Nursyamsi saat membuka MAF ke-12 yang dihadiri para milenial peserta didik, alumni dan petani milenial.

Dia mengingatkan di masa pandemi generasi muda harus mampu melanjutkan pembangunan pertanian dengan sebaik-baiknya.

"Selain menjadi  tenaga kerja profesional dan terampil yang siap mengisi dunia industri, lulusan pendidikan vokasi harus bisa menciptakan lapangan pekerjaan untuk dirinya sendiri dan orang lain," kata Dedi Nursyamsi.

Komitmen tinggi Kementerian Pertanian RI khususnya Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] mengacu pada instruksi dan arahan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo bahwa pendidikan vokasi saat ini pada era baru dan menjadi jawaban atas kebutuhan SDM pertanian yang andal dan berkompetensi.

“Pendidikan vokasi berperan penting menghasilkan petani milenial yang berjiwa wirausahawan. Pendidikan vokasi kita menghubungkan dengan industri-industri agar lulusannya sesuai dengan kebutuhan dan siap untuk hal-hal yang baru,” kata Mentan Syahrul dikutip Dedi.

Kegiatan virtual MAF ke-12 juga dihadiri Kepala Sekolah SMK-PP Negeri Sembawa Mattobi’i; Kepala Program Studi [Prodi] Agribisnis Ternak Unggas SMK-PP Negeri Sembawa Siwi Purwati, Pengelola TeFa Komoditas Hortikultura SMK-PP Negeri Sembawa Muhammad Tasrip, dan Ayank Subakti, wirausahawan muda peternakan yang juga alumni TeFa SMK-PP Negeri Sembawa.

Kapusdiktan Idha Widi Arsanti mengatakan TeFa yang dibangun di unit pendidikan dapat mendidik anak-anak muda agar menjadi wirausahawan muda pertanian. 

"TeFa adalah jembatan yang menghubungkan pendidikan dengan dunia usaha dan dunia industri. TeFa menjadi sarana pembelajaran sehingga para lulusan siap bekerja pada dunia usaha maupun dunia industri," kata Idha WA.

Dengan TeFa, katanya, kita semua berharap para alumni mampu diserap dunia usaha maupun dunia industri dan para petani milenial terbiasa menjalankan bisnis.

Mattobi’i menambahkan bahwa TeFa dihadirkan sebagai unit bisnis yang menguntungkan dan akan diadopsi oleh para lulusan di tempatnya masing-masing. “Fungsi TeFa diperkuat untuk menghasilkan wirausahwan muda pertanian.”

Jakarta [B2B] - Indonesian government in the next five years prioritizes the development of human resources that are ready to face globalization in the era of industrialization 4.0, carry out its role to develop millennial farmers who understand information and communication technology, according to the senior official of the agriculture ministry.