Magelang (B2B) - Lembaga sertifikasi diminta tidak mempersulit dan tidak menerapkan tarif mahal bagi petani buah dan sayur-mayur untuk memperoleh sertifikasi bagi produk mereka, sehingga memudahkan petani melakukan kegiatan ekspor. Kementerian Pertanian juga akan memberi kemudahan kepada petani untuk mematuhi standar ekspor.

"Saya meminta kepada lembaga sertifikasi, tidak mempersulit, juga tidak menerapkan tarif yang mahal untuk petani (memperoleh sertifikat)," kata Menteri Pertanian (Mentan) ketika berdialog bersama petani salak lumut, di Desa Sudimoro, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magaleng, Jawa Tengah, Rabu (6/2).

Mentan Suswono menegaskan, pihaknya akan akan memberi kemudahan  bagi petani buah dan sayuran maupun produk hortikultura lainnya untuk mendapatkan sertifikasi.

Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pertanian terus berusaha membina petani agar mampu memenuhi standar ekspor, karena beberapa negara sudah mulai menerima buah salak dari Indonesia.

"Kami akan permudah mengeluarkan sertifikasi. Termasuk akan meningkatkan standar ekspor sehingga negara pengimpor tidak rugi," kata Suswono.

Pada kesempatan tersebut, Mentan sempat melakukan dialog bersama beberapa petani dan melihat proses pengemasan dari salak lumut di CV Agro Nusa, Srumbung.

Mentan menyatakan, pihaknya akan membantu petani salak di Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, dalam bentuk teknologi pertanian yang memadai mengingat wilayah ini memiliki potensi salak yang melimpah dan berkualitas.

Dia menyebutkan, pembinaan petani salak meliputi pembinaan pasca-panen dan pengemasan, karena beberapa negara menerapkan standar yang berbeda.