Kementan Perkuat Ekosistem Kluster Pertanian bagi Kelayakan Pengajuan Permodalan
Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s SMKPPN Banjarbaru
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Banjar, Kalsel [B2B] - Kementerian Pertanian RI melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) terus mendorong proses regenerasi petani dan mendorong pengembangan usaha pertanian melalui akses permodalan khususnya Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Melalui Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) yang didukung oleh International Fund for Agricultural Development (IFAD), lembaga pembiayaan internasional dibidang pertanian, Kementan terus meningkatkan minat generasi muda untuk berwirausaha dibidang pertanian.
Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi mengingatkan pentingnya akses permodalan bagi para pelaku bisnis pertanian. Permodalan menjadi faktor penting dalam kegiatan usaha para petani milenial.
"Penting sebagai upaya mereka dalam mengembangkan skala usaha mereka, untuk itu akses permodalan, khususnya KUR harus terus diupayakan,” katanya.
Kementan terus memasifkan informasi mengenai akses KUR bagi petani milenial, kali ini dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknisnya SMK-PP Negeri Banjarbaru selaku Provincial Project Implementation Unit (PPIU) YESS Programme Kalimantan Selatan.
SMK-PP Negeri Banjarbaru kali ini mengadakan Millennial Agriculture Forum (MAF) edisi Tani Akur bertajuk ´Penguatan Ekosistem Kluster Pertanian untuk Kelayakan Pengajuan Permodalan´. MAF digelar secara daring dari P4S Patra Mandiri, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Banjar, Kalsel, Rabu (6/12).
Hadir membuka webinar, Project Manajer PPIU Kalsel, Angga Tri Aditia Permana, yang menyampaikan harapannya agar kegiatan MAF ini semoga bermanfaat dan menjadi motivasi bagi petani milenial dalam menjalankan usahanya.
“Semoga forum ini ke depan dapat dilanjutkan oleh BDSP, dalam hal ini P4S secara mandiri dengan pola-pola yang ada, tidak harus zoom dll. Intinya mempertemukan offtaker, pengusaha yang kemudian dapat bermitra dengan petani milenial di sekitar mereka.”, kata Angga.
"Kedua, ada pihak pemberi modal atau yang dapat memberi akses permodalan bertemu di forum ini. Selain diskusi juga ada bisnis matching antara petani yang perlu mitra dengan offtaker yang perlu mitra yang kontinyu perlu mitra petani”, tambahnya.
Angga melanjutkan, kegiatan ini juga digunakan sebagai peningkatan literasi keuangan, tidak hanya berbicara tentang pencatatan keuangan. Tetapi bagaimana kita mengakses keuangan itu sendiri, melihat, memilih akses pemodalan mana yang bisa dimanfaatkan oleh petani.
MAF Rabuan mengundang lima narasumber di antaranya Normadiah, Kasubbag Perekonomian TPKAD, Kabupaten Banjar; Dedi Nurmadi, Kepala Bidang Bappedalitbang Kab. Banjar; Misrani, offtaker Gapoktan Kayuh Beimbai; Rifani Hernadi dari BPP Simpang Empat Kabupaten Banjar; dan Saukani. local champion Penerima Manfaat Program YESS dari Kabupaten Banjar.
Diawali Dedi Nurmadi memaparkan tentang Program YESS di Kabupaten Banjar. Dia memaparkan, sebagai tim koordinasi DCT, telah merumuskan dan membantu terkait kebijakan, khususnya penguatan ekosistem kluster pertanian, untuk kelayakan permodalan.
"Pasalnya, sektor pertanian merupakan penyumbang dana di Kabupaten Banjar, mengalahkan tambang," katanya.
Normadiah dari Perekonomian TPKAD, Kabupaten Banjar menyampaikan bahwa petani muda Kabupaten Banjar dapat mengajukan modal melalui Program Kurma Manis.
"Sebab, akses permodalan untuk pengembangan usaha ini memiliki bunga 0%, namun tentunya harus memiliki usaha minimal sudah berjalan 6 bulan," katanya.
Rifani Hernadi menjelaskan harapan ke depan sektor pertanian terus maju, melalui peran kelembagaan petani untuk memudahkan pembinaan dan penumbuhan petani oleh Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di wilayah masing-masing.
Misrani, offtaker dari Kabupaten Banjar mengajak petani muda melakukan budidaya hortikultura dan jangan takut untuk menjual kepadanya. Dia bahkan mengajak untuk menjalin kerjasama, karena didukung dua koperasi yaitu permodalan dan Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP).
Saukani, petani tomat, timun dan terong menceritakan awal kariernya sebagai pekerja di sektor pertambangan, namun terkena PHK. Pada 2020, dia mengikuti Program YESS sebagai Penerima Manfaat untuk permagangan bersertifikat di P4S Patra Mandiri.
Kinia, Saukani, telah mengembangkan usaha pertanian melalui budidaya sistem hidroponik. Bahkan, tempat usahanya ditunjuk menjadi lokasi pemagangan bagi peserta Permagangan Bersertifikat di 2023. (Tim Ekpos SMK-PP Negeri Banjarbaru)
Banjar of South Borneo [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Programme or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.
Indonesian Agriculture Ministry, Andi Amran Sulaiman stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things.
