Pengusaha Muda Pertanian, Dr Rajiman Support Duta Petani Milenial BPPSDMP
Millennial Farmers are the Target of Developing Indonesian Agricultural HR
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani

Yogyakarta, DIY [B2B] - Sebanyak 67 Duta Petani Milenial [DPM] dan Duta Petani Andalan [DPA] dikukuhkan tugas dan perannya oleh Kepala BPPSDMP Kementan, Prof Dedi Nursyamsi di Jakarta, Senin [13/4]. Pengukuhan dilakukan melalui videoconference yang disaksikan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo [SYL] dari Agriculture War Room - Komando Strategis Pembangunan Pertanian [AWR KostraTani].
Pengukuhan virtual melalui videoconference sesuai aturan kerja dari rumah atau working from home [WFH] tersebut turut dihadiri Sekretaris BPPSDMP Siti Munifah; Kepala Pusat Pendidikan Pertanian [Pusdiktan] Idha Widi Arsanti; Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian [Pusluhtan] Leli Nuryati; serta sejumlah pimpinan unit pelaksana teknis [UPT] di seluruh Indonesia di antaranya Direktur Polbangtan YoMa, Dr Rajiman di Yogyakarta.
Mentan SYL meyakini usaha dan kredibilitas generasi muda di bidang pertanian semakin berkembang. “Saya makin percaya anak muda yang mau terjun dibidang pertanian bisa punya peluang kehidupan dan ekonomi yang lebih baik. Apalagi dengan memanfaatkan teknologi yang tersedia maka dunia dalam genggaman kalian."
Banyaknya petani milenial yang kini telah menjadi pengusaha sektor pertanian dan mengembangkan usahanya dari hulu hingga hilir, menjadi dasar Kementerian Pertanian RI menetapkan 67 orang pelopor atau Duta Petani Milenial [DPM] dan Duta Petani Andalan [DPA] dari seluruh Indonesia yang dikukuhkan secara formal oleh Prof Dr Nursyamsi dari lokasi masing-masing.
Sebagaimana diketahui, ke-67 orang tersebut terdiri atas 59 orang usia 19 - 39 tahun menjadi Duta Petani Milenial [DPM] dan delapan orang berusia di atas 39 tahun sebagai Duta Petani Andalan [DPA]. Kementan juga menetapkan Sandi Octa Susila memimpin Forum DPM dan DPA, setelah dikukuhkan sebagai DPM pada Jambore Milenial di Cibodas, Cianjur, Jawa Barat pada penghujung Oktober 2019.
Direktur Polbangtan YoMa, Dr Rajiman mengaku antusias mengikuti pengukuhan DPM dan DPA dalam upaya mendukung percepatan pengembangan sektor pertanian dari hulu ke hilir untuk mencapai kedaulatan pangan dan peningkatan tiga kali ekspor komoditas pertanian [GratiEks], komoditas hortikultura melalui Gedor Horti, produk peternakan dengan SiKomandan.
"Polbangtan YoMa mendukung penuh kebijakan Mentan SYL, yang disebut beliau tadi melalui telekonferensi bahwa sangat meyakini anak muda yang mau terjun dibidang pertanian bisa punya peluang kehidupan dan ekonomi yang lebih baik. Apalagi dengan memanfaatkan teknologi yang tersedia maka dunia dalam genggaman kalian," katanya mengutip arahan Mentan SYL.
Petani Milenial
Polbangtan YoMa selaku unit pelaksana teknis pendidikan [UPT] politeknik pertanian di Yogyakarta dan Magelang mengembangkan pola pembelajaran dan kegiatan praktik di kampus selama empat tahun. Mahasiswa setelah lulus menjadi sarjana terapan pertanian diharapkan mampu menumbuhkembangkan karakter dan etos kerja yang disiplin, tanggung jawab, kerjasama dan kepemimpinan sejalan dengan kebijakan BPPSDMP Kementan.
Terkait pengembangan DPM, Polbangtan YoMa telah menghadirkan dua kelompok DPM, yang dikukuhkan Mentan SYL yakni Fatah Ansori pendiri CV Abita Domba Indonesia yang bergerak pada penggemukan domba [feedlotter] di Magelang, Jateng. Omset per bulan lebih Rp100 juta.
Hanjar Lukito Jati mengembangkan Badan Usaha Milik Petani [BUMP] di Wonogiri, Jateng mendirikan PT Pengayom Tani Sejagad, dengan bisnis utama beras organik, beras nonorganik, dan pengelolaan sistem resi gudang [SRG] untuk mendorong petani mengembangkan pertanian on farm dan off farm [hulu ke hilir]. Omsetnya Rp8 miliar hingga Rp10 miliar per tahun.
Tak hanya di Jawa, Polbangtan YoMa juga mendukung DMP di Pulau Kalimantan. Firminus Dodi di Kabupaten Landak, Provinsi Kalimantan Barat mengembangkan jagung pakan ternak Bisi 18, omsetnya Rp108 juta per tahun.
Dari Kota Sampit di Provinsi Kalimantan Tengah, Rizki Kurnianto selaku alumni Polbangtan YoMa berani tampil menjadi pengusaha UKM ketimbang memilih jadi pegawai, dengan mengembangkan kedai kopi Brewbagi. Omsetnya Rp10 juta per bulan dan terus meningkat.
Dr Rajiman selaku pimpinan Polbangtan YoMa berupaya mendorong pengembangan DPM dan DPA, mengingat peran wirausahawan sosial akan berbeda dengan seorang wirausaha bisnis, karena social entrepreneur bukan hanya untuk mencari dan mendapatkan suatu keuntungan saja, tetapi juga mengajak dan mengubah masyarakat agar menjadi lebih baik kehidupannya.
"Sosok DPM dan DPA merupakan sekelompok anak muda yang memiliki loyalitas dan integritas untuk memajukan pertanian Indonesia secara modern dan berorientasi ekspor agar Indonesia mampu menjadi negara agraris yang mandiri pangan," kata Dr Rajiman mengutip arahan Prof Dedi Nursyamsi. [IJS]
Yogyakarta [B2B] - Indonesian government in the next five years prioritizes the development of human resources that are ready to face globalization in the era of industrialization 4.0, the Agriculture Ministry in particular the Directorate General of Extension and Agricultural HR Development [BPPSDMP] carry out its role to develop millennial farmers who understand information and communication technology, according to the senior official of the agriculture ministry.