Kelembagaan Ekonomi Petani

KostraTani Ubah Mindset dan Karakter `On Farm` jadi `Off Farm`


Kelembagaan Ekonomi Petani

SEPTALINA PRADINI

Pusat Penyuluhan Pertanian
Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian
Kementerian Pertanian RI


KEMENTERIAN PERTANIAN RI melakukan transformasi pada 50 unit kelembagaan ekonomi petani [KEP] dari karakter on farm menjadi off farm dengan ´motor penggerak´ adalah Komando Strategis Pembangunan Pertanian [KostraTani] yang digagas Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo [SYL], sebagai bentuk respons dari instruksi Presiden RI Joko Widodo agar petani mengubah mindset usaha tani, dari memproduksi hasil pertanian di hilir menjadi penguasa sektor pertanian dari hulu hingga hilir, untuk mendorong produktivitas dan nilai tambah produk pertanian serta kesejahteraan petani.

Dalam berbagai kesempatan, Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian [Pusluhtan BPPSDMP Kementan] Leli Nuryati mengingatkan kelompok tani [Poktan] dan gabungan kelompok tani [Gapoktan] tentang penumbuhkembangan kelembagaan petani menjadi penting dan strategis, karena pertanian memiliki tugas sebagai penyedia pangan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Hal itu kembali ditegaskannya, saat membuka kegiatan KEP mendukung KostraTani di Bogor, Senin [16/12], dengan mengajak 73 peserta yang hadir untuk melakukan transformasi kelembagaan petani.

“Perlu bertransformasi dengan berbagai pola dan pendekatan yang dapat dipilih. Mari tumbuh kembangkan KEP di 400 KostraTani tahun 2019 dan 3.454 KostraTani tahun 2020. Yang paling mendasar para penyuluh diharapkan menguasai profil data wilayah kerjanya. Luas lahan, komoditas, produktivitas, kelompok taninya siapa saja, dan lain-lain. BPP turut menumbuhkembangkan minimal 100 petani pengusaha milenial melalui KEP.”

Langkah awal pembentukan korporasi petani dilakukan melalui transformasi manajemen kelembagaan petani, baik Poktan, Gapoktan maupun unit-unit usaha yang telah terbentuk agar kelembagaan tersebut lebih terarah dalam berusahatani berorientasi agribisnis guna peningkatan pendapatan, nilai tambah, dan kesejahteraan petani.

Peran penyuluh pertanian sebagai pendamping untuk transformasi dan memotivasi petani bergerak dan menumbuhkan KEP sebagai cikal bakal pembentukan korporasi petani. Agar semua aktivitas pembangunan pertanian dapat sesuai dengan kondisi yang ada dan agroklimat daerah, diperlukan pendekatan komprehensif.

Sejalan dengan itu, Kapusluh yang didampingi oleh Direktur Polbangtan Bogor Dr Siswoyo dan Kepala Bidang Penyelenggaraan Penyuluhan - Pusluhtan, I Wayan Ediana, menyampaikan kebijakan Mentan SYL dalam menggerakkan penyuluh pertanian bersama petani sebagaimana pembangunan pertanian era 1980, Indonesia berhasil mendapatkan penghargaan FAO karena telah mencapai swasembada pangan.

Kebijakan Jokowi dan SYL ini ditindaklanjuti Kepala Badan PPSDMP Prof Dr Ir Dedi Nursyamsi MSc dengan arahan ‘petani harus berjamaah’ untuk meningkatan produktivitas pertanian, nilai tambah produk dan kesejahteraan petani. Petani yang berjamaah ini atau petani yang berkorporasi diharapkan dapat meningkatkan minimal ´tiga kali ekspor´ yang dikembangkan menjadi Program GratiEks.

Kabid I Wayan Ediana menyampaikan bahwa revitalisasi pembinaan kelembagaan petani menjadi kelembagaan ekonomi petani melalui pendekatan korporasi petani merupakan hal yang strategis mengacu pada UU Perlindungan dan Pemberdayaan Petani No 19/2013.

Berbagai pola dan pendekatan dapat dikembangkan sesuai situasi, kondisi serta kebutuhan lapangan.

Pada 2019, Pusluhtan BPPSDMP mengalokasikan anggaran pengembangan di 50 KEP di 22 provinsi yang dimanfaatkan untuk pengembangan administratif dan penguatan modal.

I Wayan Ediana menegaskan bahwa tujuan pertemuan untuk 1] Mengetahui perkembangan kemajuan penumbuhan dan pengembangan kelembagaan ekonomi petani yang difasilitasi oleh dana BANPER [dekonsentrasi 2019] di masing-masing provinsi dan kabupaten/kota; 2] menyusun rencana pengembangan kelembagaan ekonomi petani 2020.

Peserta yang terdiri atas kepala bidang/kepala seksi yang menangani urusan penyuluhan pertanian, kepala balai penyuluhan pertanian [BPP], dan penyuluh pertanian pendamping KEP diperkaya dengan berbagai materi dan narasumber yang kompeten sebagai berikut:

a. KostraTani oleh Kepala BPPSDMP

b. Penguatan KEP mendukung Kostratani oleh Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian

c. Grand design korporasi petani oleh Kepala Bagian Perencanaan Wilayah, Biro Perencanaan - Sekjen Kementan

d. Dukungan KEP oleh Sekretaris Ditjen Tanaman Pangan dan Sekretaris Ditjen Hortikultura

e. Lesson Learned KEP berbasis ekspor oleh Fathan A Rasyid, M.Ag, dan Kasubbid Pemberdayaan Kelembagaan Petani

f. Evaluasi kegiatan pilot project KEP 2019 oleh Kepala Bidang Penyelenggaraan Penyuluhan

g. Rencana Pengembangan KEP 2020 oleh Tim Penyuluh Pusat

Penulis adalah Kasubbid Informasi dan Materi Penyuluhan - Pusluhtan BPPSDMP Kementan

Keterangan Foto, kiri ke kanan: Direktur Polbangtan Bogor, Dr Siswoyo; Kepala Pusluhtan BPPSDMP Kementan, Leli Nuryati; dan Kabid Penyelenggaraan Penyuluhan - Pusluhtan BPPSDMP Kementan, I Wayan Ediana [Foto: Humas Pusluhtan]

 

Disclaimer : B2B adalah bilingual News, dan opini tanpa terjemahan inggris karena bukan tergolong berita melainkan pendapat mewakili individu dan/atau institusi. Setiap opini menjadi tanggung jawab Penulis