Kendali Lapangan

`Agriculture War Room` Pantau Produksi Pangan di tengah Pandemi Covid-19


Kendali Lapangan

 

SEPTALINA PRADINI
Pusat Penyuluhan Pertanian BPPSDMP
Kementerian Pertanian RI


DATA didukung fakta akurat pada dashboard dari war room menjadi bermakna ketika sosok-sosok berdedikasi di lapangan melampaui impiannya.

Semangat Tomorrow Never Dies menjadikan informasi real time pada puluhan layar digital bukan sekadar tolok ukur kinerja. Pesan dan dialog pun menguak sekat yang membelenggu pusat dan daerah. Stratifikasi bukan halangan bagi subordinat ´curhat´ kepada bos untuk mengurai informasi yang dahulu tersumbat fikiran sesat.

Aktifitas ´ruang perang´ sekaligus pengendali lapangan sektor pertanian pada Agriculture War Room [AWR] di Kementerian Pertanian setiap Jumat menjadi agenda tetap para penyuluh dan petani untuk komunikasi dan koordinasi dengan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo [SYL].

Begitu pula pada Jumat pekan lalu [17/4] ketika sejumlah penyuluh dan petani serta pemangku kepentingan di sektor pertanian kembali bertatap muka melalui videoconference [Vcon] yang digelar Kepala BPPSDMP Kementan, Prof Dedi Nursyamsi.

Prof Dedi Nursyamsi mengawali Vcon dengan menyampaikan instruksi dan arahan Mentan SYL tentang Protokol Kesehatan WHO untuk menangkal Covid-19.

"Jaga jarak. Jangan berkerumun. Kenakan masker. Rajin cuci tangan dengan sabun di air yang mengalir," katanya mengutip instruksi Mentan SYL.

Dia juga mengingatkan para penyuluh dan petani untuk meningkatkan imunitas tubuh. Fungsi ketahanan tubuh dapat ditingkatkan dengan pangan pokok serta mengonsumsi ramuan rempah dari tanaman rimpang.

Harijanti, Koordinator BPP Pandai Batu selaku KostraTani di Kecamatan Pandai Batu Pisau memilih areal persawahan sebagai lokasi Vcon. Nafasnya yang terengah-engah menandai gerak lincahnya saat memperlihatkan kegiatan petani binaannya menanam padi di Kabupaten Tulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah.

"Kami sangat mendukung program Kementan sebagai regulator produksi pangan. Kami lebih cemas sekaligus malu apabila pangan tidak tersedia, apalagi di tengah situasi mencekam saat ini akibat virus Corona," kata Harijanti seraya menggenggam smartphone-nya yang lebih banyak memperlihatkan areal persawahan ketimbang ´mejeng´ di layar Vcon.

Menyusul ´live report´ oleh Surijati Eko, penyuluh dari BPP Tegaldimo di Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur. “Kami sedang ramai panen padi Varietas Ciherang, Inpari 32, dan Situ Bagendit seluas 200 hektar menggunakan alsintan, produktivitas mencapai 7,1 sampai 7,4 ton per hektar.”

Surijati Eko menambahkan setelah panen, para petani Tegaldelimo langsung menanam jagung di lahan sawah dan lahan hutan, dan sebagian menanam kedelai.

Dia juga melaporkan bahwa distribusi pupuk untuk petani lancar, kelompok tani [Poktan] yang dibinanya semua aktif, demikian pula dengan unit pengelola jasa alsintan (UPJA).

Kepada keduanya, Dedi Nusyamsi selaku Penanggung Jawab [PJ] Kostranas Kementan menyampaikan pesan Mentan SYL agar penyuluh tetap semangat di lapangan.

Sektor pangan disebutnya sebagai salah satu dari delapan sektor kehidupan yang tidak boleh berhenti kendati negara dalam ´kondisi darurat´ Covid-19.

“Siapa yang menghasilkan pangan?“ kata Dedi Nursyamsi kepada 280 partisipan Vcon termasuk pimpinan unit pelaksana teknis lingkup Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] berikut Kostrawil dan Kostrada dari kantor atau kediaman masing-masing melaksanakan working from home [WFH].

“Petanilah sebetulnya yang berjuang melawan Covid-19. Selama kehidupan ini ada, pangan tidak boleh terhambat, harus tetap tersedia! Aktifitas pertanian tidak boleh berhenti meskipun besok kiamat," kata Dedi Nursyamsi pada Vcon yang dihadiri Sekretaris BPPSDMP Siti Munifah dan Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian [Pusluhtan] Leli Nuryati.

Sementara KostraTani Limbung di Kecamatan Bajeng di Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan melaporkan dari kantor Kostratani-nya bahwa delapan penyuluh intensif memantau kegiatan produksi para petani dan aktif melakukan komunikasi online dengan petani binaan mereka.

Dari kediamannya, KaBadan SDM memberikan apresiasi kepada KostraTani Abung Surakarta di Lampung Utara, Provinsi Lampung lantaran petani binaannya mampu menghasilkan panen padi gogo hibrida sebanyak sembilan ton per hektar.

Agustinus Sutrino, tenaga honorer mewakili sejawatnya menyampaikan bahwa petani menggunakan pupuk secara normal ditambah pupuk kandang didukung perawatan intensif. 

Dia mengakui bahwa petani binaannya membutuhkan benih padi gogo 8 kilogram per hektar dengan jarak tanam 30 centimeter. "Padi sawah baru mulai panen. Produktivitasnya 8,5 ton per hektar meskipun petani harus menghadapi hama wereng, tikus, dan ganjur."

Sebelum mengakhiri Vcon, Dedi Nursyamsi mengajak seluruh jajarannya melakukan lima tahapan menangkal Covid-19 dengan meluruskan niat, hati dan pikiran bekerja ikhlas tanpa pamrih; tetap produktif dengan mematuhi Protokol Kesehatan Covid-19; sosialisasi cegah Covid-19 kepada petani dan keluarganya; menjalankan aktivitas online; dan efektifkan peran KostraTani.

"The distance between insanity and genius is measured only by success," kata Ian ´James Bond´ Fleming pada film Tomorrow Never Dies. Maksud agen rahasia 007 tersebut, "jarak antara kesungguhan dan kejeniusan hanya diukur oleh kesuksesan."


Keterangan foto: Kepala BPPSDMP Kementan, Prof Dedi Nursyamsi

Disclaimer : B2B adalah bilingual News, dan opini tanpa terjemahan inggris karena bukan tergolong berita melainkan pendapat mewakili individu dan/atau institusi. Setiap opini menjadi tanggung jawab Penulis