Ditjen PSP Dorong UPJA Kelola Alsintan secara Mandiri dan Profesional

Indonesian Agricultural Mechanization to Increase Food Production

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Ditjen PSP Dorong UPJA Kelola Alsintan secara Mandiri dan Profesional
Sekditjen PSP, Abdul Madjid memegang mikrofon (kiri atas) memimpin dialog dengan Gapoktan di Sukoharjo didampingi Kabag Umum, Soehoed tentang peranan UPJA mekanisasi pertanian (Foto2: B2B/Mya)

Sukoharjo, Yogyakarta (B2B) - Alat dan mesin pertanian merupakan salah satu komponen sistem produksi yang sangat vital dalam peningkatan produktivitas untuk menekan biaya produksi, meningkatkan kualitas produksi, dan menyejahterakan para petani. Namun banyak petani tidak memahami secara detail perawatan alsintan yang harus dipelihara agar dapat digunakan untuk jangka panjang sebagaimana halnya barang modal.

Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Ditjen PSP) mendorong kelompok-kelompok tani membentuk Unit Penyewaan Jasa Alsintan (UPJA) yang mengelola alsintan secara teknis maupun bisnis, sebagaimana halnya kegiatan bisnis maka kelompk tani bergabung mendirikan UPJA untuk mereka gunakan, dan perputaran uang dimanfaatkan untuk pemeliharaan sehingga lebih efektif dan efisien.

Sekretaris Ditjen PSP, Abdul Madjid mengatakan pemerintah mendorong, membina, dan meningkatkan kualitas pengelolaan alsintan yang berorientasi bisnis dan mandiri, melalui pilot percontohan pengembangan mekanisasi pertanian di suatu wilayah.

"Harus ada manajemen bisnis, nanti labanya nggak jelas ke mana, dan keuntungan usaha bermanfaat perawatan, membeli bahan bakar, upah operator, dan membeli mesin baru. Kalau tidak dikelola secara profesional dengan pendekatan bisnis maka begitu mesinnya rusak, mereka tidak bisa memperbaiki apalagi membeli mesin baru," kata Abdul Madjid di lokasi percontohan pertanian modern UPJA Bagyo Mulyo di Desa Dalangan, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo, Yogyakarta belum lama ini.

Menurutnya, modernisasi pertanian melalui pengembangan mekanisasi pertanian dari pra panen, panen, pasca panen, pengolahan hasil sudah menjadi tuntutan dalam pembangunan pertanian, dan meningkatkan kesejahteraan petani. Pemerintah daerah diharapkan dapat menginisiasi terwujudnya konsolidasi lahan sebagai prasarana untuk mekanisasi pertanian.

Kepala Bagian Umum Ditjen PSP, Soehoed menambahkan, bantuan alsintan yang diberikan kepada kelompok tani maupun UPJA perlu dilakukan pendampingan dan pengawalan yang berkesinambungan oleh dinas pertanian di tingkat kabupaten, kota, hingga provinsi.

“Di dalam UPJA ada operator yang mengoperasikan alsintan. Tidak semua petani mengoperasikan alsin seperti halnya tidak semua masyarakat menjadi supir angkot. Kita cukup naik angkot dan membayar, begitu pula dengan peranan UPJA untuk memfasilitasi kebutuhan petani terhadap alsintan," kata Soehoed.

Sukoharjo, Indonesia (B2B) - Mechanization of agriculture in Indonesia has become a vital component to reduce production costs, improve the quality of production, and welfare of the farmers. However, many farmers do not comprehend treatment, which must be maintained for long-term use as well as capital goods.

Indonesian Agriculture Ministry  through the Directorate General of Infrastructure and Facilities Work of Agriculture - locally known as the Ditjen PSP - encourages farmers groups forming unit leasing services of agricultural machinery, which manage technical and business, then the farmer groups to form a special unit so that the use of agricultural machinery more effective and efficient.

The Secretary of Ditjen PSP, Abdul Madjid said said the government encourage, and foster the management of agricultural machinery business oriented and independent, through the pilot development of agricultural mechanization in the region.

"It must be managed professionally so that business profits could be used for treatment, provide fuel, to pay wages, and to buy a new machine. If it is not managed by a business approach so that the engine was broken, they can not improve, and incapable to buy a new machine," Mr Madjid said in Dalangan village of  Tawangsari sub-district, Sukoharjo district, Yogyakarta province recently.

According to him, modernization of agriculture through the development of agricultural mechanization of pre-harvest, harvest, post-harvest and processing of agricultural production into demands in agricultural development, and improve the welfare of farmers. The local government is expected to initiate the consolidation of land as an infrastructure for agricultural mechanization.

The Head of General Affairs of Ditjen PSP, Soehoed added agricultural machinery of government assistance to farmers´ groups require continuous assistance by the department of agriculture at the district, town, until the province.

"The role of special units hinted that not all farmers have to operate agricultural machinery, as well as not all people become drivers of public transport. For example bus passenger shall pay the fare, as well as the role of a special unit to facilitate the needs of farmers to agricultural machinery," Mr Soehoed said.