Pengamat: Andi Amran Sulaiman Tergolong Mumpuni Penuhi Target Jokowi

Performance of Agriculture Minister Hailed by Indonesian Politicians

Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Pengamat: Andi Amran Sulaiman Tergolong Mumpuni Penuhi Target Jokowi
Tabel dan Data: Pusdatin Kementan

Jakarta (B2B) - Andi Amran Sulaiman dinilai sebagai salah satu menteri yang mumpuni di Kabinet Kerja Joko Widodo - Jusuf Kalla karena mampu memenuhi target stop impor beras, namun Kementerian Pertanian RI diingatkan untuk memperbaiki strategi komunikasinya agar seluruh hasil kinerjanya dapat diketahui publik, juga mencegah konsumen dikelabui para pedagang yang kerap menaikkan harga pangan strategis dengan dalih produksi pangan menurun padahal faktanya produksi meningkat.

Hal itu dikemukakan oleh pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio, pengamat pertanian dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Hermanto J Siregar, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Daniel Johan, Anggota Komisi IV DPR RI I Made Urip, Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, Ketua Komite II DPD RI Parlindungan Purba.

Hendri Satrio menilai Amran Sulaiman merupakan satu dari sekian menteri dengan kinerja positif, buktinya setelah pencapaian swasembada beras pada 1984 di era pemerintahan Soeharto, barulah 32 tahun kemudian Indonesia tidak lagi mengimpor beras dari mancanegara sepanjang 2016.

“Tidak banyak menteri yang mumpuni dan mampu bekerja keras seperti dia,” kata Hendri Satrio.

Dia mengingatkan Kementan untuk memperbaiki strategi komunikasi agar segala capaian dapat diketahui publik, dengan memanfaatkan media massa cetak dan media elektronik secara optimal untuk dapat menjangkau rakyat ke seluruh pelosok Nusantara.

“Strategi komunikasi ini sangat penting agar segala keluhan dari opini publik dapat segera dicarikan solusinya,” katanya lagi di Jakarta pada Senin (2/1).

Sementara pengamat pertanian Hermanto J Siregar mengingatkan Mentan Amran Sulaiman mendorong peningkatan produksi pangan strategis selain beras.

"Jangan hanya fokus pada padi, jagung dan kedelai karena komoditas pangan lainnya juga harus diperhatikan serius," kata Hermanto.

Apresiasi Politisi
Ketua MPR Zulkifli Hasan secara pribadi mengapresiasi kinerja Mentan Amran Sulaiman berhasil menyetop impor beras setelah 32 tahun terbelenggu impor.

"Ini harus diakui, saya berterima kasih atas kinerja Pak Amran ini yang telah memberikan bukti nyata, dan ini kenyataan bahwa tahun ini Indonesia tidak lagi impor beras setelah 32 tahun selalu impor. Ini patut diapresiasi karena dengan kondisi saat ini, hal ini tidak mudah dilakukan," kata politisi Partai Amanat Nasional (PAN).

Pendapat senada dikemukakan Wakil Ketua Komisi IV DPR Daniel Johan merujuk pada data Kementan yang menyebutkan peningkatan produksi pangan 2016 seperti padi naik 4,96%, jagung 18,11%, aneka cabai naik 9,66%, dan bawang merah 3,75%. Sementara pada Januari - Agustus 2016 impor jagung turun 61%, stop impor beras dan bawang merah, dan ekspor beras organik naik 67%.

"Kalau berdasar data produksi Kementan, swasembada harusnya sudah tercapai dari tahun lalu, karena produksi sudah lebih dari kebutuhan," tukas politisi Partai Kebangkitan Bangsa.

Anggota Komisi IV DPR I Made Urip menilai  kinerja Mentan Amran Sulaiman cukup memberi makna bagi meningkatnya produksi pertanian Indonesia antara lain membenahi infrastruktur pertanian, bantuan Alsintan, pencetakan sawah baru, dan penyediaan bibit tepat waktu.

"Kinerja ini patut dipertahankan ke depan, makanya kami di Komisi IV mendukung Kementan dengan politik anggaran yang tepat," kata politisi PDI Perjuangan.

Sementara Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menjawab singkat bahwa kinerja Mentan Amran Sulaiman cukup baik.

Ketua Komite II DPD RI Parlindungan Purba selain mengapresiasi juga mengingatkan agar pemerintah pusat meningkatkan koordinasi dengan pemerintah daerah, karena keberhasilan kedaulatan pangan berada di daerah dimana letak lahan-lahan pertanian adalah di sana.

"Jangan sampai kebijakan dari pemerintah pusat ini kurang dipahami oleh daerah sehingga salah dalam implementasi," kata Parlindungan.

Jakarta (B2B) - Andi Amran Sulaiman known as one of the ministers who qualified in Working Cabinet of Joko Widodo administration because he was considered able meet the target stop rice imports, however the Agriculture Ministry reminded to improve communication strategy so that the performance of ministry known by the public, and also prevent consumers fooled by traders who often raise the prices of strategic food by saying that production fell.

It was stated by agricultural analyst of Bogor Agricultural University (IPB) Herman J Siregar and political analyst of Paramadina University Hendri Satrio, Assembly Speaker Zulkifli Hasan, Deputy Chairman of Commission IV of the House Daniel Johan, member of parliament I Made Urip, Secretary General the Democratic Party of Struggle (PDIP) Hasto Kristiyanto, Chairman of Senate Committee II Parlindungan Purba.

Mr Satrio considers Mr Sulaiman is one of several ministers with a positive performance, after Indonesia managed to self-sufficiency in rice in Soeharto era in 1984, then 32 years later Indonesia stop rice imports last year.

"Not a lot of qualified ministers, who willing to work hard like him," he said.

He reminded Agriculture Ministry to improve communication strategies so that all the achievements known to the public, by making use of print and electronic mass media optimally reach people across the country.

"The communication strategy is very important that complaints and public opinion known by the ministry to overcome obstacles in the field," he said here on Monday (2/1).

While agricultural analyst Herman J Siregar warned Mr Sulaiman boost the production of strategic food other than rice.

"Do not just focus on rice, corn and soybeans because other food commodities are also important," he said.

Hailed by Politicians
Assembly Speaker Zulkifli Hasan appreciated the performance Minister Sulaiman succeeded stop rice imports after 32 years of depending on imports.

"It must be recognized, I am grateful to the performance of Mr. Solomon's proven to work hard, and it is a fact that this year Indonesia did not rice imports after 32 years of depending on imports. It should be appreciated because it is not easy to do that," said Mr Hasan who is also Chairman of the National Mandate Party (PAN ) in Lampung recently.

Similar opinion said by Daniel Johan that refer ministry data about the increase of food production in 2016 increased 4.96% such as rice, of corn 18.11%, increased 9.66% chili and shallots increased 3.75%. While in January - August 2016 the import of maize fell 61%, stop rice imports and shallots, and organic rice exports increased by 67%.

"Self-sufficiency in rice should have been achieved from a year ago, due to rice production over the needs of consumers," says Mr Johan, the National Awakening Party politician.

I Made Urip said Mr Sulaiman as a figure determinant of increased food production after the improvement of agricultural infrastructure, agricultural mechanization, new paddy fields, and free seeds.

"This performance should be maintained, parliament supported by budgetary politics," said PDI-P politician.

While Hasto Kristiyanto said briefly that the performance of Minister Sulaiman is pretty good.

Parlindungan Purba remind the central government improve coordination with local governments, because the success of food sovereignty in the area, because farmlands were there.

"Do not let the policy of the central government is poorly understood by the local government so that its implementation is not quite right," he said.