Penyuluh Jayapura, Demplot BPP Yapsi Hasilkan Lebih 7 Ton per Hektar

Indonesia`s Papuan Farmers Developing Rice Plants in Dry Land and Wetland

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Penyuluh Jayapura, Demplot BPP Yapsi Hasilkan Lebih 7 Ton per Hektar
KOLABORASI PENYULUH & PETANI: Kerja keras penyuluh pertanian di Jayapura berhasil mendorong petani lokal, yang biasa berkebun berpindah-pindah kini diarahkan fokus menggarap sawah [Foto: istimewa]

Jayapura, Papua [B2B] - Potensi pertanian Papua, khususnya di Kabupaten Jayapura kian menggeliat atas meningkatnya produktivitas padi seperti dikembangkan oleh petani di Distrik Yapsi pada areal lahan demonstrasi plot atau Demplottanian dari Balai Penyuluhan Pertanian [BPP] Yapsi di Kampung Nawa Mukti, memanfaatkan varietas Situbagendit dengan produktivitas lebih tujuh ton per hektar dari hasil perhitungan ubinan oleh penyuluh yaitu 4,75 kg gabah kering panen [GKP].

Koordinator BPP Yapsi, Kanisius mengatakan Demplot Padi dilaksanakan oleh kelompok tani Sri Manunggal didampingi penyuluh pertanian Muhammad Nasir berhasil mencapai produktivitas sekitar tujuh ton lebih dari hasil perhitungan ubinan, yang dilakukan oleh penyuluh yakni 4,75 kg GKP.

"Produktivitas ini sangat menggembirakan dan menjadikan contoh bagi kelompoktani di sekitarnya. Ada pun varietas padi yang ditanam adalah varietas Situbagendit, jenis padi gogo yang memiliki kemampuan produksi tinggi baik pada lahan kering maupun lahan sawah," kata Kanisius melalui pernyataan tertulis yang disampaikan Penyuluh Utama Kementerian Pertanian RI, Siti Nurjanah.

Menurutnya, kemampuan produksi padi Situbagendit berdasarkan diskripsinya apabila ditanam di lahan kering sekitar empat ton per hektar, pada lahan sawah sekitar 5.5 ton per hektar. 

"Dengan demikian, melalui kegiatan Paket Demplot yang dilaksanakan oleh BPP Yapsi memberikan dampak signifikan bagi pengembangan padi di Distrik Yapsi," kata Kanisius.

Siti Nurjanah mengapresiasi peran BPP Yapsi dan penyuluh setempat mendukung peran dan tugas BPP sebagai tonggak utama penyelenggaraan penyuluhan pertanian di level lapangan, untuk mengembangkan banyak peran seperti administratif, diseminasi teknologi, peningkatan kapasitas SDM, pengembangan ekonomi petani dan kewilayahan.

"Prasarana dan sarana yang mesti tersedia di BPP adalah adanya lahan demplot, fasilitas teknologi informasi dan admin yang kompeten, ruang pertemuan, administrasi perkantoran, perpustakaan inovasi dan sarana operasional," kata Siti Nurjanah. [Liene]