Ketahanan Pangan, Petani Singkil Dilatih Perlindungan Tanaman Jagung

Indonesian Govt Increase Capacity Building of Agriculture HR

Editor : Kemal A Praghotsa
Translator : Dhelia Gani


Ketahanan Pangan, Petani Singkil Dilatih Perlindungan Tanaman Jagung
TINGKATKAN KOMPETENSI: Kegiatan pelatihan teknis bagi non aparatur tentang perlindungan tanaman jagung yang diikuti sebanyak 30 orang petani jagung dari Kabupaten Aceh Singkil. [Foto: Kementan]

Aceh Singkil, Aceh [B2B] - Pemenuhan kebutuhan pangan untuk seluruh rakyat Indonesia merupakan target dari pembangunan pertanian Indonesia, yang pada akhirnya dapat meingkatkan kesejahteraan para petani serta pelaku pertanian.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyampaikan, peningkatan produk komoditas pertanian sangat penting untuk menambah pendapatan dan kesejahteraa petani di tengah pandemi Covid-19.

"Jagung termasuk komoditas strategis dalam pembangunan pertanian dan perekonomian Indonesia. Dengan jumlah produksi yang terus meningkat setiap tahunnya. Jagung merupakan bahan pangan alternatif pengganti beras dalam rangka mendukung program diversifikasi pangan di Indonesia," kata Mentan Syahrul.

Menurut Mentan Syahrul, sistem pertanian yang maju, mandiri dan modern bersumber pada SDM pertaniannya.

"Pertanian yang maju, mandiri dan modern berarti kita bicara SDM. Maka perlu ada penguatan kapasitas SDM pertanian kita," tambah Mentan Syahrul

Sementara, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi menjelaskan, peningkatan produktivitas harus dilakukan dengan SDM yang anda di bidangnya. "Agen yang paling besar dalam peningkatan produktivitas adalah sumber daya manusianya. Berbicara peningkatan produktivitas berarti bicara peningkatan SDM-nya juga," katanya.

Dedi pun menambahkan salah satu cara untuk meningkatkan kompetensi SDM pertanian, melalui pelatihan. "Untuk mewujudkan pertanian yang maju mandiri dan modern sebagaimana tujuan pembangunan pertanian saat ini, maka dibutuhkan SDM pertanian yang kompeten dan berdaya saing sebagai kunci utama pembangunan pertanian," tambah Dedi.

Dalam rangka meningkatkan kompetensi dan daya saing para petani jagung, Balai Pelatihan Pertanian [Bapeltan] Jambi salah satu Unit Pelaksana Teknis [UPT] dibawah Kementan bekerja sama dengan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan, Kabupaten Aceh, Provinsi Aceh melaksanakan kegiatan pelatihan teknis bagi non aparatur tentang perlindungan tanaman jagung. Pelatihan berlangsung selama tiga hari mulai 27-29 Mei 2021 di Aula Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Peternakan. Sebanyak 30 orang petani jagung dari Singkil antusias mengikuti pelatihan ini.

Saat pembukaan, hadir Sekretaris Dinas Ranti, Bapeltan Jambi diwakili oleh Widyaiswara Fergutson Nainggolan, Kabid Prasarana dan Sarana Pertanian [PSP] H. Syahbudin, Kabid Holtikultura H. Madiansyah, Kabid Tanaman Pangan Juli Agus, Koordinator Penyuluh Pertanian Kabupaten Mazhar, dan Kasi Penyuluhan Sajidan.

Sekretaris Dinas, Ranto menyampaikan, kelompok tani [Poktan] harus senantiasa aktif agar Aceh Singkil selalu tersedia tanaman pangan. "Setiap orang dalam kelompok harus memiliki semangat dan kerja keras agar dapat meningkatkan hasil panen jagung ini," katanya.

Adapun tema perlindungan tanaman jagung didasarkan pada potensi serangan Organisme Penganggu Tumbuhan [OPT] yang dapat menurunkan produksi maupun produktivitas hasil pertanian. Oleh karena itu, perlindungan tanaman seringkali berperan penting dan strategis dalam mendukung ketahanan pangan. 

Ranto menambahkan peran strategis dimaksud adalah menekan kehilangan hasil sehingga peningkatan produksi pangan dan kualitas tetap terjaga. Langkah perlindungan tanaman ini lebih efektif lagi jika petani dilibatkan secara aktif.

Sementara, perwakilan Bapeltan Jambi yang dihadiri Widyaiswara, Fergutson Nainggolan mengatakan "Melalui pelatihan ini kedepannya produktivitas jagung meningkat dan semua petani harus lebih kreatif dan merawat dengan sepenuh hati dari mulai tanam hingga panen," kata Fergutson. [Cha]

Aceh Singkil of Aceh [B2B] - Indonesian government in the next five years prioritizes the development of human resources that are ready to face globalization in the era of industrialization 4.0, carry out its role to develop millennial farmers who understand information and communication technology, according to the senior official of the agriculture ministry.