Penyuluh Indramayu Sokong Petani Walikukun Optimalisasi Alsintan

Agricultural Machine Support Indonesian Farmers Increased Food Production

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Penyuluh Indramayu Sokong Petani Walikukun Optimalisasi Alsintan
SINERGI PETANI & PENYULUH: Penyuluh pertanian Bongodua, Indramayu, Hj Tarminah [kiri] mendampingi petani Sujana dari Poktan Walikukun memanfaatkan Alsintan bantuan pemerintah [Foto: Pribadi]

Indramayu, Jabar [B2B] - Alat mesin pertanian [Alsintan] sangat dibutuhkan para petani untuk mempercepat pengolahan tanah, penyediaan air, peningkatan indeks pertanaman, hingga mengurangi kehilangan hasil panen, hal itu pula yang dilakukan Hj Tarminah, penyuluh pertanian di Bongodua, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat kepada Sujana, anggota kelompok tani [Poktan[ Walikukun.

Hj Tarminah kepada Sujana melakukan pendekatan persuasif kepada Poktan Walikukun tentang optimalisasi pemanfaatan Alsintan, dengan membuat perbandingan bahwa diperlukan biaya Rp1 juta tiap 1.000 meter persegi lahan apabila mengunakan cangkul. 

"Namun dengan menggunakan traktor tangan plus cultivator hanya perlu empat liter solar dan ongkos operator Rp50 ribu," kata Hj Tarminah dalam laporan kinerjanya kepada Bidang Penyelenggaraan Penyuluhan - Pusat Penyuluhan Pertanian [Pusluhtan] pada BPPSDMP Kementan.

Salah satu petani binaannya, adalah Sujana seorang petani muda yang menatap masa depan pertanian di desanya bahwa ´perubahan adalah keniscayaan´ sehingga dia pun kini mahir mengoperasikan Alsintan seperti combine harvester sedang untuk panen.

"Walaupun lokasi sawahnya tergolong jauh dari rumahnya, sekitar 1,5 kilometer, Sujana tidak pernah mengeluh untuk terus mengolah maksimal sawahnya untuk meningkatkan hasil panen," kata Hj Tarminah.

Sujana mengaku banyak keuntungan yang diraihnya setelah menggunakan Alsintan antara lain produktivitas meningkat karena menekan kehilangan hasil panen, kualitas hasil panen lebih baik ketimbang memakai grabag lantaran gabah yang dihasilkan terpisah antara gabah bernas dan gabah gabug [isi separuh].

"Manfaat lain adalah biaya panen lebih hemat, limbah jerami dapat dimanfaatkan untuk pupuk organik karena tidak tertumpuk dan tidak dibakar. Tidak perlu biaya untuk meratakan jerami," kata Sujana seperti dikutip Hj Tarminah [Liene]