Serasi di Banyuasin, Petani Antusias Sambut Program Anyar Kementan


Serasi di Banyuasin, Petani Antusias Sambut Program Anyar Kementan

 

Catatan Petani

 

WARGA BANYUASIN, Sumatera Selatan menyambut antusias kedatangan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman di kampung halaman mereka, Desa Telang Rejo, Kecamatan Muara Telang.

Puluhan sepeda motor milik petani, warga dan aparat desa beriringan ´mengawal´pak menteri dan rombongan ke lokasi ´optimasi lahan sawah pasang surut´ yang dikembangkan oleh transmigran dari Jawa Tengah dan kini bahu-membahu membangun potensi pertanian di daerah tersebut.

Setiba di lokasi, Amran melihat pekerjaan optimasi lahan yang baru saja menggali aliran irigasi. Saluran ini dibuat untuk mengontrol kebutuhan air di lahan, yang kelebihan air saat pasang dan kekurangan air saat surut. 

Maryono, petani transmigran asal Jawa Tengah yang hijrah ke Telang Rejo pada dekade 80-an mengaku memiliki 4,5 hektar lahan sawah di lokasi yang terpisah-pisah, salah satunya berada di area optimasi lahan yang tengah digarap Kementan bekerja sama dengan Pemprov Sumsel dan petani setempat.

Maryono mengaku bersama beberapa petani telah melakukan ujicoba panen tiga kali setahun. Dua kali padi, sekali jagung, namun hasil panennya belum maksimal. 

"Mudah-mudahan dengan pengaturan irigasi yang baik, hasilnya lebih baik lagi," katanya penuh harap.

Sumarno, petani lain mengaku lahannya tidak termasuk dalam area percontohan optimasi, kendati begitu dia berharap pengaturan irigasi dan pertanian modern akan diterapkan pada semua lahan. 

"Ini kan percontohan. Katanya kalau berhasil akan dibuat di semua lahan. Semua petani berharap begitu. Cita-citanya kan Banyuasin jadi salah satu lumbung pangan," kata Sumarno, transmigran asal Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.

"Saya sudah lihat potensi di sini. Kita nggak banyak pidato. Jangan banyak diskusi. Langsung kerja. Begitu escavator sampai, langsung kerja. Kalau hasilnya bagus dan cepat, kita kirim lagi," kata Mentan di hadapan warga.

Mentan mengatakan bahwa kementerian yang dia pimpin sudah mengirim  20 escavator dari Jakarta, untuk mengerjakan optimasi lahan di Telang Rejo. Escavator senilai Rp3 miliar per unit tersebut diperkirakan akan tiba dalam dua pekan ke depan. 

"Ini akan besar-besaran, kita akan buat pertanian modern di sini. Tolong masyarakat kami titip alat ini, karena Banyuasin menjadi prioritas. Ada dua selatan yang jadi prioritas, Kalsel dan Sumsel," katanya.

Mentan menugaskan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Sumarjo Gatot Irianto, untuk mengawasi proyek percontohan seluas 200 ribu hektar di Banyuasin. 

"Saya akan menginap di rumah kepala desa. Tolong kepala dinas pertanian provinsi juga turun ke lapangan. Saya saja menginap. Kita mau ini berhasil. Harus berhasil," kata Gatot.

Mentan Amran Sulaiman sudah beberapa kali datang ke Banyuasin antara lain untuk menghadiri panen raya, dan kini untuk mengawal proyek optimasi lahan persawahan di rawa pasang surut. 

"Kami sudah tiga kali datang ke sini. Ternyata enak naik motor daripada naik heli," katanya yang disambut riuh tepuk tangan warga.

Untuk tahap awal, proyek optimasi lahan rawa pasang surut dalam program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi) akan difasilitasi pemerintah pusat, yang akan didukung Ditjen Tanaman Pangan untuk tahun pertama.

Setelah itu secara bertahap akan dikelola secara mandiri melalui mekanisme usaha bersama kelompok petani dan gabungan kelompok petani, kemudian di tahun berikutnya akan bertransformasi menjadi korporasi.

"Pengembangan usaha bersama kelompok tani dengan skala lima ribu hektar ini, adalah cikal bakal menjadi perusahaan terbatas atau PT sehingga harus dikelola secara profesional," kata Gatot.

Fasilitas yang diberikan antara lain escavator besar dan kecil, traktor roda empat, mesin penggiling padi, pompa air untuk irigasi, benih, pupuk, dan lain-lain. 

"Pemerintah daerah tinggal siapkan sedikit saja. Bahan bakar untuk Alsintan dan alat berat, operator, dan menarik listrik untuk menghidupkan pompa. Pompanya dari kami. Modalnya sedikit listrik, operator," kata Gatot.

Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru menegaskan meneruma Serasi sebagai program yang akan menjadi solusi menekan angka kemiskinan di provinsi yang dia pimpin.

Menurut data Badan Pusat Statistik, angka kemiskinan di Sumsel saat ini 13,10%, sementara angka kemiskinan nasional hanya satu digit.

"Hari ini kita mendapatkan berkah luar biasa. Tapi ini menjadi sia-sia kalau tidak ada komitmen. Komitmen menjadi sia-sia kalau tidak ada ahli yang mengawal," kata gubernur. (Advertorial)

Disclaimer : B2B adalah bilingual News, dan opini tanpa terjemahan inggris karena bukan tergolong berita melainkan pendapat mewakili individu dan/atau institusi. Setiap opini menjadi tanggung jawab Penulis