Jenazah Terserak di Jalan Akibat Badai Dahsyat di Tacloban
Bodies Piled in the Streets by the Devastating Storm in Tacloban
Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi
RIBUAN mayat menumpuk di jalan-jalan Filipina akibat dihantam Topan Haiyan, sementara badan-badan bantuan memperingatkan jumlah korban tewas akan ´meningkat tajam´.
Polisi dan tentara mendapat tugas berat mencari mayat di reruntuhan setelah seluruh desa dan bagian dari kota itu diratakan oleh badai.
Instalasi jenazah darurat, didirikan pada bangunan yang masih utuh seperti gereja, untuk melakukan pendataan dan koordinasi sementara dan jenazah dalam kantong mayat dijajarkan berbaris di tepi jalan, seperti dilansir Mail Online.
Puluhan juta dolar bantuan telah dijanjikan oleh negara-negara di seluruh dunia dan lembaga-lembaga donor mengatakan sebanyak 10 juta orang di Filipina yang membutuhkan bantuan dasar seperti tempat tinggal, air bersih dan makanan.
Ribuan anak-anak tewas akibat topan dalam kategori lima, dan satu pekerja amal mengatakan dua dari setiap lima mayat yang dilihatnya adalah anak-anak.
Lynette Lim, dari Save the Children, mengatakan: "Kami sedang menyaksikan kehancuran di sebuah kota. Di Tacloban semuanya rata dengan tanah. Mayat-mayat terserak di jalan, kebanyakan korban tewas adalah anak-anak anak. Dari apa yang saya lihat, dua dari setiap lima mayat adalah anak-anak.
"Anak-anak sangat rentan dalam bencana. Kami khawatir banyak anak-anak yang dihanyutkan banjir, tertimpa reruntuhan bangunan dan terluka akibat benda-benda tajam yang beterbangan."
´Banyak anak yang terpisah dari keluarga mereka di tengah kehancuran, dan mereka semua sangat membutuhkan makanan, air dan tempat berlindung."
Di daerah terparah, angin berkecepatan lebih 350 km per jam (235mph) mengakibatkan gelombang setinggi menciptakan gelombang setinggi hampir tujuh meter yang diperkirakan telah menewaskan antara 10.000 hingga 15.000 orang dan 500.000 kehilangan tempat tinggal setelah rumah mereka dihantam oleh badai.
Badai hebat Haiyan menyerang dengan kekuatan seperti pada Jumat meratakan banyak desa, kapal disapu ke daratan dan mayat-mayat tersangkut di pohon.
Korban selamat pun dilanda putus asa akibat hantaman badai mengungkap fakta menyedihkan tentang bagaimana mereka harus mencuri dari orang mati untuk makan.
THOUSANDS of bodies are being piled up on the streets of the Philippines after the devastating Typhoon Haiyan, as aid agencies warn the death toll will ´rise sharply´.
Police and soldiers have the grim task of searching through the wreckage for bodies after entire villages and parts of cities were flattened.
Makeshift mortuaries, set up in remaining intact buildings like churches, are overrun and body bags are being left outside in rows.
Tens of millions of pounds worth of aid has been pledged by countries around the world and agencies say as many as 10million people in the developing country are in need of basic supplies such as shelter, clean water and food.
Thousands of children have been killed in the category-five storm and one charity worker said two out of every five corpses she had seen were youngsters.
Lynette Lim, of Save the Children, said: ´We are witnessing the complete devastation of a city. In Tacloban everything is flattened. Bodies litter the street, many, many of which are children. From what I saw, two out of every five bodies was that of a child.
´Children are particularly vulnerable in disasters. We fear for how many children have been washed away in floods, crushed under falling buildings and injured by flying debris.
´Many are separated from their families amid the devastation, and all are in desperate need of food, water and shelter.´
In the worst-hit areas, 235mph winds created 20ft waves that are thought to have killed between 10,000 and 15,000 and left 500,000 homeless after their houses were reduced to splinters.
Super-typhoon Haiyan struck with such force on Friday that entire villages were flattened, ships were swept inland and corpses were left hanging from trees.
Desperate survivors of the devastating Philippines typhoon told how they had to steal from the dead to eat.
