Mayang, Wanita Korban Mutilasi oleh Suaminya di Australia

First Pictures of Transsexual Wife Murdered and Cooked by Her Chef Husband in Australia

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Mayang, Wanita Korban Mutilasi oleh Suaminya di Australia
Mendiang Mayang Prasetyo, sebelum menjalani operasi kelamin bernama Febri, bersama suaminya, Volke yang akhirnya bunuh diri (Foto2: MailOnline)

SEORANG wanita dibunuh secara brutal oleh suaminya dalam peristiwa tragis pembunuhan-bunuh diri di Brisbane telah diidentifikasi sebagai sosok transeksual asal Indonesia bernama Mayang Prasetyo.

Potongan tubuh Mayang yang berusia 27 tahun itu ditemukan berserakan di sebuah apartemen, Teneriffe - di ibukota Queensland - dan beberapa potongan tubuh lainnya secara sadis dimasak oleh suaminya, Marcus Peter Volke, yang berprofesi juru masak, dan masih tergeletak di atas kompor.

Suaminya Volke, 28, menggorok lehernya sendiri segera setelah polisi datang dan mengetok pintu rumahnya setelah warga di apartemen melaporkan adanya bau tak sedap pada Sabtu malam.
Polisi menemukan bagian tubuh Mayang mendidih dalam bahan kimia dan dalam kantong plastik yang berserakan di apartemen pada Sabtu, seperti di MailOnline.

Kematian mengerikan tersebut diidentifikasi sebagai pembunuhan-bunuh diri setelah polisi menemukan mayat Volke dalam sebuah gerobak sampah di jalan sebelah kompleks lama setelah penemuan mayat dimutilasi.

Volke dilaporkan melarikan diri dengan melompati balkon setelah polisi mengetuk pintu kompleks apartemen Commercial Road pada Sabtu malam.

Dia mencoba untuk membuang sisa-sisa mayat istrinya dengan menggunakan oven tapi gagal karena terjadi gangguan listrik di apartemennya, menurut 9News.

Kisah ironi dari Volke, yang memiliki dua profil Facebook dengan namanya, dikenal sebagai penentang yang vokal dalam hal tindak kekerasan terhadap perempuan di berbagai posting-nya di  media sosial.

Kurang dari sebulan sebelum pembunuhan itu, pembunuh sadis ini memasang link ke sebuah berita tentang seorang pria yang diserang oleh geng untuk melindungi sekelompok wanita dari tindak kekerasan, dia memuji pria berani tersebut sebagai 'juara' meskipun harus babak belur.

Dia juga menyatakan kemarahan atas dua gadis India yang dihukum gantung setelah diperkosa beramai-ramai dan pemerintah setempat menyatakan sebagai 'kejahatan sosial' pada Juni lalu.
Ibu Mayang, Nining Sukarni, mengatakan kepada Courier Mail dari Indonesia mengaku terkejut dengan kematian putra sulungnya, yang disebutnya bernama asli, Febri.

Kata sang ibu, Mayang kondisinya 'baik' ketika mereka berbicara minggu lalu dan menggambarkan Volke sebagai sosok yang 'tenang' dan 'tunduk' ketika pasangan itu mengunjunginya di Indonesia tahun lalu.

Dia mengatakan, Mayang pindah ke Brisbane bersama suaminya namun ingin kembali ke Bali setelah mengeluh 'bosan' tinggal di Australia.

'Febri tidak betah di Brisbane, untuk mengatasinya, dia mulai memelihara anjing sekitar sebulan yang lalu dan berharap akan membuatnya sibuk, "katanya.

"Saya mengingataknya kepada mereka untuk hidup rukun, dan jangan bertengkar."

Ibu Mayang menambahkan anak sulungnya akan mengirim uang ke Indonesia, yang dibayar untuk kedua adik perempuannya, 18 dan 15, untuk biaya sekolah.

Menurut halaman Facebook Volke, pasangan ini bertunangan sejak Agustus tahun lalu, namun seorang teman Mayang mengatakan mereka menikah sekitar akhir November atau awal Desember 2014.

Pria - yang tidak ingin disebutkan namanya - mengatakan kepada Daily Mail Australia, Mayang Prasetyo dan Volke datang mengunjunginya di Jerman untuk bulan madu mereka.

Dia mengatakan pasangan itu tampak 'sangat bahagaia' ketika melihat mereka bersama-sama pada  Desember.

'Volke sedikit pemalu. Dia agak pendiam, kata sang teman - yang bertemu Mayang pada 2009 ketika mereka belajar bahasa Jerman bersama-sama di Institut Goethe di Surabaya, Jawa Timur katanya kepada Daily Mail Australia.

'Mayang ramah dan gadis yang baik. Dia suka bepergian."

Pasangan yang baru saja pindah ke kompleks apartemen Brisbane, bertemu saat keduanya bekerja di sebuah perusahaan pelayaran rute internasional.

Seorang mantan teman sekolah Volke dari Ballarat di daerah Victoria mengatakan koki itu memiliki sisi gelap dari kehidupannya.

"Dia pria yang baik, tapi jiwanya labil, ia bisa kehilangan kesabaran seperti orang lain tapi sulit mengontrol marahnya," kata sang teman kepada surat kabar lokal, The Courier .

Polisi melanjutkan penyelidikan mereka terhadap dua kematian, mereka mengatakan Volke tidak memiliki sejarah kriminal atau catatan penyakit mental.

Mayang terdaftar di pertunjukan kabaret Le Femme Garcon, tempatnya bekerja.

Daily Mail Australia juga mengungkapkan Mayang  sebelumnya mengiklankan dirinya sebagai pendamping waria di situs iklan baris online Inggris.

A WOMAN who was brutally hacked to death by her husband in a tragic murder-suicide in Brisbane has been identified as Indonesian transsexual Mayang Prasetyo.

Parts of the 27-year-old's body were found strewn across a Teneriffe apartment - in the Queensland capital's inner-city - and some had been cooked up by her chef husband, Marcus Peter Volke, on a stove.

Volke, 28, slit his own throat soon after fleeing police when they knocked on the door of the couple's home after receiving complaints of a bad smell on Saturday night.

Police discovered body parts belonging to Ms Prasetyo boiling in chemicals and in plastic bags strewn across the apartment on Saturday.

The grisly death is being treated as a murder-suicide after police found Volke's body in a wheelie bin in a street next to the complex shortly after the dismembered body was found.

Volke reportedly fled the scene by jumping over a balcony after police knocked on the door of the Commercial Road apartment complex on Saturday night.

He had tried to dispose of his wife's remains by using an oven but called an electrician to the apartment after his oven failed, according to 9News.

In an ironic twist Volke, who maintained two Facebook profiles under his name, was an outspoken opponent of violence against women in various social media posts.

Less than a month before the killing, the 28-year-old posted a link to a news story about a man who was bashed by a gang for standing up for a group of women, saying 'champion mate' as he applauded the victim.

He also expressed anger over two Indian girls who were hanged after being gang-raped as the ruling government called it a 'social crime' back in June.

Ms Prasetyo's mother, Nining Sukarni, told the Courier Mail from Indonesia she was shocked by her eldest child's death, who she referred to as her son Febri.

Ms Sukarni said Ms Prasetyo was 'fine' when they spoke last week and described Volke as 'quiet' and 'submissive' when the couple visited her in Indonesia last year.

She said Ms Prasetyo moved to Brisbane to be with her husband but wanted to return to Bali after complaining of being 'bored'.

'Febri did not feel at home in Brisbane, however, he started to breed dogs about a month ago and hoped that would keep him occupied,' she said.

'I told him to be good with one another and not to fight.'

Ms Prasetyo's mother said her eldest child would send back money to Indonesia, which paid for her two younger sisters, 18 and 15, to attend school.

According to Volke's Facebook page, the pair have been engaged since August last year but a friend of Ms Prasetyo's said they were married around late November or early December.

The man - who did not wish to be named - told Daily Mail Australia Ms Prasetyo and Volke came to visit him in Germany for their honeymoon.

He said the couple seemed 'very happy' when he saw them together in December.

'Volke was a bit of a shy guy. He didn't talk too much,' the friend - who met Ms Prasetyo in 2009 when they studied German together at the Goethe institute in Indonesian city Surabaya - told Daily Mail Australia.

'Mayang is nice and kind girl too. She liked travelling.'

The couple, who had only recently moved in to the Brisbane apartment complex, met while both working for an international cruise chip company.

A former school friend of Volke's from Ballarat in regional Victoria said the chef had a dark side and an 'intense' gaze.

'He was a good guy, he was a bit up and down, he could lose his temper like anyone can but for the most part he was just like anyone else. He was just one of the boys,' the friend, who didn't want to be named told the local newspaper, The Courier.

As detectives continue their investigation into the two deaths, they say Volke did not have a criminal history or record of mental illness.

Ms Prasetyo had listed cabaret drag show Le Femme Garcon as her previous employer.

Daily Mail Australia can also reveal Ms Prasetyo had previously advertised herself as a high-class, transsexual escort on a British online classifieds website.