Kapal TNI-AL Peringatkan Australia yang Langgar Teritorial Laut Indonesia
Indonesia Sends Frigate to Patrol after Australian Navy Ships Ilegally Enter Their Waters
Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi
AUSTRALIA mengakui kemarin bahwa kapal-kapal angkatan lautnya telah secara ilegal memasuki perairan Indonesia tampaknya untuk mengejar perahu pencari suaka - di tengah keretakan hubungan antara kedua negara ke titik krisis.
Mengamati serangan ke perairan Indonesia, Jakarta segera menuntut agar pemerintah sayap kanan Perdana Menteri Australia Tony Abbott menangguhkan kebijakan untuk memaksa kapal pencari suaka kembali ke perairan Indonesia, seperti dilansir Mail Online.
Hubungan antara kedua negara saat ini berada pada titik terendah dalam satu dekade, menyusul pernyataan whistleblower NSA, Edward Snowden tahun lalu bahwa pada 2009, agen pemerintah Australia menyadap mendengarkan percakapan telepon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan tadi malam, Indonesia mengatakan pihaknya menyesalkan pelanggaran lintas batas di Samudera Hindia dan akan meningkatkan patrolinya di wilayah perairan yang dilanggar oleh angkatan laut Australia dinyatakan sangat mengganggu.
Pengamat khawatir semalam bahwa hal ini dapat memicu konflik bersenjata antara kapal Australia dan Indonesia.
Krisis meningkat setelah Menteri Imigrasi Scott Morrison mengaku kemarin (Jumat) bahwa kapal-kapal angkatan laut Australia telah memasuki perairan Indonesia saat melakukan operasi perlindungan perbatasan - diyakini sebagai upaya menghentikan para pencari suaka dengan ´menerobos´ wilayah Australia.
Jakarta segera menanggapi, menyatakan bahwa ´pemerintah Indonesia menyesalkan dan menolak pelanggaran kedaulatan dan integritas teritorial dengan kapal perang Australia.
"Pemerintah Indonesia menggarisbawahi bahwa setiap pelanggaran sekecil apa pun merupakan masalah serius dalam hubungan bilateral kedua negara."
Menyikapi tindakan kapal perang Australia yang mengancam kedaulatan wilayah perairan Indonesia, ancaman bahwa tindakan fisik mungkin diambil terhadap Australia apabila terus melanggar perairan Indonesia, Jakarta mengatakan bahwa mereka memiliki ´hak untuk melindungi kedaulatan dan integritas teritorial sesuai dengan hukum internasional dan piagam dari negara-negara Amerika."
Jakarta mengatakan menolak pernyataan Tony Abbott baru-baru ini yang memerintahkan kapal Australia untuk mengusir kapal para pencari suaka yang berasal dari negara-negara seperti Afghanistan dan Sri Lanka, yang transit di Indonesia sebelum naik perahu nelayan untuk berlayar ke pulau-pulau di wilayah Australia.
Krisis terbaru ini terjadi di tengah klaim oleh sekelompok pencari suaka yang berbalik kembali ke Indonesia setelah kapal-kapal angkatan laut Australia telah menembaki perahu para pencari suaka - tapi pernyataan tersebut dibantah oleh Canberra.
Menteri Imigrasi Mr Morrison mengakui bahwa telah terjadi ´sejumlah serangan´ oleh kapal Australia ke perairan Indonesia sebagai tindakan yang disebut Operational Sovereign Borders.
Tetapi tidak diketahui apakah kapal-kapal angkatan laut yang pada saat itu memaksa kembali perahu pencari suaka ke Indonesia atau berada di sana untuk alasan lain.
"Hal ini dilakukan tidak sengaja dan tanpa sepengetahuan atau sanksi oleh pemerintah Australia," kata Morrison.
Menteri Luar Negeri Julie Bishop kini telah meminta maaf kepada Jakarta - dan Morrison mengatakan permintaan maaf lebih formal akan diteruskan kepada pemerintah Indonesia.
AUSTRALIA admitted yesterday that its naval ships had illegally entered Indonesian waters apparently to turn back asylum seeker boats - thrusting the already-fractured relations between the two countries to a crisis point.
Learning about the incursion into Indonesian waters, Jakarta immediately demanded that the right-wing government of Australian Prime Minister Tony Abbott suspend its tough policy of turning away boats carrying desperate asylum-seekers.
Relations between the two countries are now at their lowest point in a decade, following revelations by NSA whistleblower Edward Snowden last year that in 2009 Australian government agents had tried to listen in to phone calls made by Indonesian President Susilo Bambang Yudhoyono.
In a statement issued last night, Indonesia said it deplored the Indian Ocean breaches and would ramp up its own patrols in areas where the Australian navy had intruded.
Observers feared last night that this could result in physical clashes between Australian and Indonesian vessels.
The crisis erupted after Immigration Minister Scott Morrison admitted yesterday (Fri) that Australian navy vessels had entered Indonesian waters while conducting border protection operations - believed to mean stopping people seeking asylum by ´gatecrashing´ Australian territory.
Jakarta responded immediately, declaring that ´the government of Indonesia deplores and rejects the violation of its sovereignty and territorial integrity by the Australian vessels.
´The government of Indonesia underlines that any of such violation of whatever basis constitutes a serious matter in bilateral relations of the two countries.´
In what was conceived as a threat that physical action might be taken should Australian vessels continue to violate Indonesian waters, Jakarta said that it had the ´right to protect its sovereignty and territorial integrity in accordance with international laws and the charter of the United nations.´
Jakarta said it rejected Tony Abbott´s recently-introduced polity to turn away Australian-bound boats carrying asylum-seekers who have made their way from countries such as Afghanistan and Sri Lanka, stopping off in Indonesia before boarding fishing boats to sail to Australian islands.
The latest crisis comes in the wake of claims by a group of asylum seekers who were turned back to Indonesia that Australian naval ships had fired guns across the bows of their boat - a claim that Canberra has denied.
Immigration Minister Mr Morrison admitted that there had been a ´number of incursions´ by Australian vessels into Indonesian waters during what is known as Operationa Sovereign Borders.
But it is not known whether the navy ships were at the time turning back asylum seeker boats or were there for other reasons.
´This was done unintentionally and without knowledge or sanction by the Australian government,´ said Mr Morrison.
Foreign Minister Julie Bishop has now apologised to Jakarta - and Mr Morrison said a more formal apology would be passed to the Indonesian government.
