89 Negara Teken Regulasi Telekomunikasi PBB yang Kontroversial
89 Nations Sign Controversial UN Telecom Treaty
Editor : Heru S Winarno
Translator : Parulian Manalu
Dubai (B2B) - Persetujuan baru yang kontroversial mengenai regulasi telekomunikasi telah ditandatangan pada Jumat oleh dua pertiga anggota International Telecommunication Union (ITU) meskipun Amerika Serikat menyatakan keberatan atas adanya potensi pengaturan Internet.
"Sebanyak 89 negara telah menandatangai kesepakatan pada hari ini, terimakasih," kata Mohammed al- Ghanim, Ketua World Conference on International Telecommunication (WICT-12) yang diadakan ITU di Dubai.
Sementara 55 negara lainnya tidak menandatangani kesepakatan tersebut.
"Saya berharap 55 negara yang menyatakan tidak akan menandatangani kesepakatan, atau butuh mengadakan konsultasi kembali, untuk berpikir ulang (tentang perjanjian yang akan berlaku efektif pada 2015 itu)," kata Ghanim, yang juga merupakan kepala Otoritas Pengaturan Telekomunikasi Uni Emirat Arab.
Perjanjian itu adalah pembaruan pertama dari International Telecommunication Regulations (ITRs) yang sebelumnya ditandatangani pada 1988. Kesepakatan itu menimbulkan kontroversi saat operator internet, aktivis, dan beberapa negara yang dipimpin Amerika Serikat berkeberatan karena aturan tersebut berpotensi membuka jalan bagi pemerintah untuk mengontrol Internet. Kepala delegasi Amerika Serikat, Terry Kramer, keluar dari tempat perhelatan saat acara penandatanganan dimulai.
Namun Sekretaris Jenderal ITU Hamadoun Toure bersikeras pada Jumat bahwa kesepakatan tersebut tidak berkaitan sama sekali dengan Internet, meskipun terdapat seruan yang tidak mengikat untuk mendorong pertumbuhan internet.
"Konferensi ini tidak ada kaitannya dengan kontrol Internet ataupun tata kelola Internet,," kata Toure pada para negara peserta saat upacara penandatanganan.
Amerika Serikat pada Kamis mengecam perjanjian itu dengan mengatakan bahwa terdapat kata-kata dari regulasi yang membuka kemungkinan bagi pemerintah untuk mengontrol Internet.
Resolusi yang tidak mengikat soal internet, yang ditunjuk oleh Amerika Serikat itu, berbunyi, "semua pemerintah harus mempunyai prean dan tanggung jawab yang sama soal tata kelola Internet dalam level internasional untuk memastikan stabilitas, keamanan dan keberlanjutan Internet dan masa depan pengembangannya."
"Konferensi ini tidak berdampak pada internet sama sekali," kata Toure sambil bersikeras bahwa perjanjian itu memberi perlindungan yang eksplisit pada kebebasan untuk berpendapat.
"Dalam bagian pemukaan, kami menuliskan bahwa negara anggota menegaskan komitmen untuk mengimplementasikan aturan-aturan baru itu dalam cara yang menghormati dan menjunjung tinggi tanggung jawab hak asasi manusia," kata dia.
Sementara Kramer pada Kamis mengatakan bahwa dia berhak untuk tidak menandatangani karena perjanjian itu memasukkan kata-kata yang menurut dia "membuka peluang masuknya kontrol pemerintah atas tata kelola internet."
"Amerika Serikat secara konsisten percaya dan terus mempercayai Piagam PBB yang tidak membatasi tata kelola dan isi Internet," kata dia.
Dubai - A controversial new global treaty on telecom regulations was signed on Friday by 89 International Telecommunication Union member states despite US objections to potential regulation of the Internet.
"I say to the 89 states that signed today the treaty, thank you," said Mohamed al-Ghanim, chairman of the World Conference on International Telecommunication (WICT-12), organised by the ITU in Dubai.
Fifty-five countries did not sign the treaty, he said.
"I hope that the 55 states that said do not want to sign the treaty, or need to hold consultations, to think again," about the treaty that enters effect in January 2015, said Ghanim, who is the chief of the UAE's Telecommunications Regulatory Authority.
The treaty that is the first update to the International Telecommunication Regulations (ITRs) agreed in 1988. stirred controversy as Internet operators, activists and countries led by the United States objected to reference to the Internet deemed to be paving the way for government control.
But the ITU chief Hamadoun Toure insisted on Friday that the treaty had nothing to do with the Internet, despite a non-binding resolution calling for action to promote Internet growth.
"This conference was not about the Internet control or Internet governance, and indeed there are no provisions on the Internet," the ITU secretary general told participants at the signing ceremony.
The United States on Thursday slammed the treaty saying that the proposed text opened the door to government regulation of the Internet.
The non-binding resolution on the Internet, recognises, among other things, that "all governments should have an equal role and responsibility for international Internet governance and for ensuring the stability, security and continuity of the existing Internet and its future development and of the future Internet," according to the text.
"This conference has no effect on the Internet at all," Toure told reporters earlier, insisting that the treaty gives explicit protection to free speech.
"In the preamble, we have a special article," he said. "Member states affirm their commitment to implement these regulations in a manner that respects and upholds their human rights obligations."
But the head of the US delegation, Terry Kramer, said on Thursday that he could not sign the treaty as currently drafted because it included some language "seeking to insert governmental control over Internet governance."
"The US has consistently believed and continues to believe that the (UN treaty) should not extend to Internet governance or content," he added.
