Caroline Kennedy Disambut bagai Ratu saat Temui Kaisar Akihito
Caroline Kennedy Gets the Royal Treatment in Japan as Ambassador
Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi
 b.jpg)
DUTA Besar AS untuk Jepang, Caroline Kennedy menyerahkan surat kepercayaannya kepada kaisar Jepang pagi ini (Selasa), menuju Istana Kekaisaran Jepang di pusat kota Tokyo, dengan kereta kuda milik kerajaan.
Ratusan pemerhati sibuk memotretnya dan melambaikan tangan saat Kennedy, 55 tahun, putri mendiang Presiden John F. Kennedy, balas melambai dari dalam kereta kerajaan.
Ini adalah pemandangan tidak biasa, ketika penyiar NHK yang menayangkan langsung kedatangan Kennedy di Imperial Palace, yang merekam gambar dari udara setelah kereta kerajaan memasuki gerbang istana.
Ini adalah kebiasaan untuk duta besar yang baru tiba untuk bertemu dengan Kaisar Akihito, guna menyerahkan surat-surat kepercayaan, seperti dilansir Mail Online.
Prosesi seremonial didampingi oleh para pejabat istana dengan kostum bergaya Eropa, dipimpin oleh seorang penunggang kuda dengan kuda putih.
Kennedy ditunjuk sebagai duta besar setelah membantu kampanye pemilihan kembali Presiden Barack Obama.
Dia adalah wanita pertama yang menjabat sebagai duta besar AS untuk Jepang, mitra perdagangan keempat terbesar Amerika Serikat dan markas bagi Angkatan Laut Armada 7 dan 50.000 tentara Amerika.
Kennedy tiba di Tokyo pada Jumat dengan posisi penting: Dia menjadi ´telinga´ presiden Amerika.
"Saya membawa salam dari Presiden Obama," katanya dalam sebuah pernyataan singkat setelah turun dari pesawat bersama suaminya, Edwin Schlossberg di bandara Narita pada Jumat pekan lalu (15/11).
Di Jepang, dia akan bekerja sama dengan Barack Obama untuk mengatasi beberapa masalah mendesak AS-Jepang, kata para analis.
Hubungan dekatnya dengan Obama berasal dari peran penting selama pemilihan pendahuluan presiden dari Partai Demokrat pada 2008, sebagai pendukungnya ketika bersaing dengan Hillary Clinton sebagai kandidat utama Partai Demokrat.
"Yang penting di sini adalah hubungannya yang erat dengan Obama dan kemampuan untuk dapat mengangkat telepon dan berbicara langsung dengan Obama meskipun di tengah malam untuk konsultasi mengenai hal-hal yang mendesak," kata Ryuichi Teshima, profesor diplomasi di Keio University Tokyo.
Sebagai wanita pertama yang menjabat sebagai duta besar AS untuk Jepang, Kennedy juga dapat menjadi panutan di negara yang secara tradisional membatasi peran perempuan, kata Toshihiro Nakayama, profesor politik internasional di Aoyama Gakuin University.
"Saya juga bangga untuk meneruskan warisan ayahku untuk pelayanan publik," kata Kennedy. "Dia (Kennedy) berharap untuk menjadi presiden AS pertama yang mengunjungi Jepang."
"Jadi itu adalah kehormatan khusus bagi saya untuk dapat bekerja untuk memperkuat hubungan erat antara kita sebagai dua negara besar."
Hubungan AS-Jepang umumnya berjalan stabil, tapi Obama dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe tidak sedekat seperti perkiraan.
´Hubungan kimiawinya tidak aktif, mungkin karena Obama tidak mendukung pandangan sayap kanan dari partai Abe," kata Teshima.
Isu-isu bilateral utama termasuk pembicaraan perdagangan Trans-Pacific Partnership, relokasi pangkalan militer AS di Okinawa dan merubah pedoman kerja sama pertahanan antara kedua negara.
Di Washington, juru bicara Departemen Luar Negeri Jen Psaki mengatakan sambutan hangat Kennedy yang diterima pada saat kedatangan di Tokyo ´adalah tampilan yang indah dari hubungan yang kuat antara Amerika Serikat dan Jepang. "
Ditanya tentang kurangnya pengalaman diplomatik Kennedy, Psaki mengatakan kepada wartawan: "Saya pikir dia memiliki komitmen untuk bekerja sama dengan Jepang dan bekerja melalui semua hal yang dapat mempererat kerja sama kedua negara."
"Dan dia berasal dari garis panjang pelayanan publik. Dan kami tidak ragu dia akan melakukan pekerjaan yang luar biasa di sana."
Duta besar AS untuk Jepang dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori, kata Nakayama. Mereka adalah nama-nama besar politik, para ahli Jepang dan mereka yang memiliki hubungan dekat dengan presiden.
Mantan Wakil Presiden AS Walter Mondale dan mantan Senator Mike Mansfield masuk ke dalam jenis pertama. Edwin Reischauer, utusan Presiden Kennedy, masuk golongan yang kedua.
Nakayama menempatkan Caroline Kennedy, seorang pengacara dan penulis, pada kelompok ketiga, bersama dengan pendahulunya, John Roos, seorang pengacara Silicon Valley dan pengumpul dana bagi Obama, dan Tom Schieffer, yang merupakan mitra bisnis George W. Bush dalam tim bisbol Texas Rangers.
U.S. AMBASSADOR Caroline Kennedy presented her credentials to Japan´s emperor this morning, traveling by horse-drawn carriage into the Imperial Palace in downtown Tokyo.
Hundreds of onlookers snapped pictures and waved as Kennedy, the 55-year-old daughter of the late President John F. Kennedy, waved back from inside the carriage.
In an unusual move, national broadcaster NHK showed Kennedy´s arrival at the Imperial Palace live, following the entourage from the air once it entered the palace gates.
It is customary for a newly arrived ambassador to meet with Emperor Akihito to present credentials.
The procession was accompanied by palace officials in European-style ceremonial costumes, including a footman in breaches, led by a horseman astride a white horse.
Kennedy was appointed ambassador after helping President Barack Obama´s re-election campaign.
She is the first woman to serve as U.S. ambassador to Japan, the United States´ fourth-largest trading partner and home to the Navy´s 7th Fleet and 50,000 American troops.
Kennedy arrived in Tokyo on Friday to take up the position bringing one important strength: She has the ear of the American president.
´I bring greetings from President Obama,´ she said in a short statement after getting off the plane with her husband Edwin Schlossberg at Narita airport on Friday.
Japan she will work closely with Barack Obama to tackle some urgent U.S.-Japan matters, analysts said.
Her close ties to Obama come from playing a pivotal role during the Democratic presidential primaries in 2008 by endorsing him when Hillary Clinton was the lead candidate.
´What´s important here is her strong pipeline with Obama and an ability to be able to pick up the phone and speak with Obama directly in the middle of the night for consultation on urgent matters,´ said Ryuichi Teshima, professor of diplomacy at Keio University in Tokyo.
As the first woman to serve as U.S. ambassador to Japan, Kennedy may also be a role model in a country that traditionally has restricted the role of women, said Toshihiro Nakayama, professor of international politics at Aoyama Gakuin University.
´I am also proud to carry forward my father´s legacy of public service,´ Kennedy said. ´He had hoped to be the first U.S. president to visit Japan.
So it is a special honor for me to be able to work to strengthen the close ties between our two great countries.´
U.S.-Japan relations are generally on an even keel, but Obama and Japanese Prime Minister Shinzo Abe are not as close as some would like.
´The chemistry is off, possibly because Obama does not support the right-wing views Abe holds,´ Teshima said.
Major bilateral issues include the Trans-Pacific Partnership trade talks, the relocation of a U.S. military base on Okinawa and a revamp of defense cooperation guidelines between the two countries.
In Washington, State Department spokeswoman Jen Psaki said the warm welcome Kennedy received on arrival in Tokyo ´is a wonderful display of the strong relationship between the United States and Japan.´
Asked about Kennedy´s lack of diplomatic experience, Psaki told reporters: ´I think she´s displayed her commitment to working closely with Japan and working through all of the issues that we work together on.
´And she comes from a long line of public service. And we have no doubt she´ll do an incredible job on the ground there.´
U.S. ambassadors to Japan can be grouped into three categories, Nakayama said. They are big political names, Japan experts and those with close ties to the president.
Former U.S. Vice President Walter Mondale and former Senator Mike Mansfield fall into the first type. Edwin Reischauer, President Kennedy´s envoy, would be the second.
Nakayama puts Caroline Kennedy, an attorney and author, in the third group, along with her predecessor, John Roos, a Silicon Valley lawyer and Obama fundraiser, and Tom Schieffer, who was George W. Bush´s business partner in the Texas Rangers baseball team.