Wanita Tibet Bakar Diri Hingga Tewas di China
A Tibetan Woman Burned Herself to Death in China
Editor : Heru S Winarno
Translator : Parulian Manalu
Beijing (B2B) - Seorang wanita Tibet membakar diri hingga tewas di Beijing, menambah daftar warga Tibet yang protes kepada Beijing menjadi 110 orang sejak 1999. Akibat bakar diri perempuan itu, sang suami ditahan polisi di Beijing, Selasa.
Kunchok Wangmo, wanita Tibet usia awal 30-an itu, membakar dirinya di provinsi bagian barat daya, Sichuan, Prefektur Aba, kata kelompok Kampanye Internasional untuk Tibet (ICT), yang berbasis di Amerika Serikat dan organisasi Free Tibet, yang berbasis di Inggris.
Free Tibet dan Radio Free Asia, berbasis di Amerika Serikat, menambahkan, pihak berwenang China telah mengkremasi jenazahnya dan menyerahkan abunya kepada keluarga. Sang suami, Dolma Kyab, menolak desakan otoritas China agar menyatakan alasan kematian Kunchok karena masalah keluarga. Dolma kontan ditahan.
Insiden itu terjadi pada 13 Maret lalu, namun baru dilaporkan pekan ini.
Banyak orang Tibet di China menuduh pemerintahan Beijing menindas agama mereka dan mengikis budaya Tibet. Apalagi etnis mayoritas China, Han, banyak bermigrasi ke Tibet.
Ketegangan berubah menjadi aksi protes berujung kekerasan pada Maret 2008 di ibukota Tibet, Lhasa, yang kemudian menyebar ke daerah tetangga.
Beijing menolak kritik atas kekuasaannya dan mengatakan Tibet menikmati kebebasan beragama. Beijing juga berpropaganda bahwa investasi berkelanjutan ke kawasan itu besar dan telah membawa modernisasi serta peningkatan standar hidup yang lebih baik di Tibet.
Beijing - A Tibetan woman burned herself to death, leading authorities in China to detain her husband, rights groups and media reports said Tuesday, in the latest such protest against Beijing´s rule. Around 110 Tibetans have now set themselves on fire since 2009.
Kunchok Wangmo, in her early 30s, set herself on fire in southwestern Sichuan province´s Aba prefecture, said the US-based International Campaign for Tibet (ICT) and UK-based Free Tibet, which spelled her name Kunchoek.
Free Tibet and the US-based Radio Free Asia added that authorities cremated the body and handed the ashes to her family, then detained her husband Dolma Kyab after he refused to blame the death on family problems.
The incident occurred on March 13 but was only reported this week.
Many Tibetans in China accuse the authorities of repressing their religion and eroding their culture as the country´s Han ethnic majority increasingly move into traditionally Tibetan areas.
Tensions erupted in violent protests in March 2008 in the Tibetan capital of Lhasa, which then spread into neighbouring areas.
Beijing rejects criticism of its rule, saying Tibetans enjoy religious freedom and pointing to huge ongoing investment that it says has brought modernisation and a better standard of living to Tibet.
