Negara Terkecil di Dunia? Punya Raja, Perangko dan Mata Uang

Is This Really the World`s Smallest Country? But Has Its Own King, Stamps and Currency

Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Negara Terkecil di Dunia? Punya Raja, Perangko dan Mata Uang
Negara mini di atas platform beton, Roy Bates dan istrinya, Joan (insert) mata uang dan lambang kerajaan sendiri (Foto2: MailOnline)

TERBENTANG sejauh enam mil di lepas pantai Suffolk, konstruksinya mirip sebuah kilang minyak tua di lepas pantai yang tidak biasa.

Tapi Principality of Sealand, julukan yang diberikan oleh warga, mengklaim sebagai negara terkecil di dunia, yang memiliki lambang kerajaan, mata uang, dan bahkan prangko, seperti dilansir MailOnline.

Negara kecil (meskipun tidak ada negara lain secara resmi mengakui seperti itu) seluas 491,46 meter persegi dari peninggalan Perang Dunia II yang terdiri atas dua menara beton yang dihubungkan ke sebuah platform besi beberapa mil dari Felixstowe, di perairan internasional. 

Namun sejak 1967, warga Sealand - totalnya 22 orang - telah memproklamirkan diri bebas dari Inggris.

Mereka menghasilkan air minum mereka sendiri, hasil perikanan mandiri berupa ikan dan lobster, tetapi harus mengimpor sebagian besar makanan mereka dan barang-barang lainnya dari daratan Inggris. 

Negara mini ini bahkan memiliki mata uang sendiri, Dolar Sealand, dan tim sepak bola sendiri, Sealand All Stars.

Warga menghasilkan uang dengan menjual secara online, yang disertai judul: untuk 199,99 poundsterling Anda apat membeli gelar Count atau Countess of Sealand, sementara Anda dapat pula meraih gelar bangsawan sebagai Lord atau Lady hanya dengan biaya 29,99 poundsterling.

Atau, Anda dapat membeli cenderamata seharga 19,99 poundsterling, berupa mug atau kaos sepak bola. 

Negara mini di atas laut ini didirikan pada malam Natal 1966 setelah Roy Bates, seorang mantan mayor infanteri di batalion pertama, Royal Fusiliers, mengambil alih tempat itu, kemudian  dinamainya Roughs.

Benteng dibangun sebagai salah satu dari serangkaian benteng pertahanan di lepas pantai Suffolk selama Perang Dunia II sebelum ditinggalkan pada 1950-an. 

Mr Bates, ketika berusia 46 tahun, bekerja sebagai nelayan yang beralih profesi menjalankan stadion radio ilegal, yang dinyatakan melanggar undang-undang penyiaran Inggris, lalu dia pun ingin beroperasi secara bebas di luar yurisdiksi Inggris.

Pada malam Natal 1966, ia mengambil alih Fort Roughs bersama istrinya, Joan, putrinya bernama Penelope, 16, dan Michael, 16, dan pada September 1967 ia mengklaim sebagai Pangeran Sealand dan istrinya, bergelar Putri Joan.

Setelah itu diikuti serangkaian tantangan, dari pemerintah Inggris, yang mengirim delegasi untuk menutup Sealand, kepada sekelompok Jerman dan 'penjajah' Belanda, namun keluarga Bates - yang memiliki moto keluarga E Mare Libertas (Dari Laut, Kebebasan) - berhasil bertahan pada platform yang mereka bangun sendiri.

Pada Oktober 2012, Roy Bates meninggal pada usia 91, dan mahkota Sealand diteruskan ke anaknya, Michael, 63, yang masih hidup di Sealand dengan keluarga dan teman-teman. 

Mr Bates, alias Yang Mulia Pangeran Michael, telah mengklaim bahwa negara mini itu telah diakui oleh Jerman dan Perancis. Dan dia mengatakan orang-orang Skotlandia yang ingin mengklaim kemerdekaan dari Inggris bisa mencari inspirasi dari perjuangan ayahnya. 

Dia berkata: "Ini tidak mudah bagi kami, tetapi situasinya berbeda karena Skotlandia sangat tergantung pada Inggris dan sebaliknya." 

"Saya tidak percaya hal itu akan terjadi, tetapi jika tidak, mereka akan mendapat dukungan kami. Skotlandia berpenduduk orang-orang hebat dan sangat independen."

Dia menambahkan: "Kami impor dari Inggris dan Eropa sebagian besar ketentuan kami, selain produk lokal seperti ikan dan lobster. Kami memproduksi sendiri air dan 99 persen memproduksi energi hijau." 

"Kami memiliki sesuatu seperti 30 kamar dari berbagai ukuran, dan sebagian besar hari-hari kami habiskan di kantor dan menguasai teknologi terkini, mengelola toko online, keamanan dan pemeliharaan."

Keluarga The Bates juga berencana untuk mengembangkan usaha wisata dengan membuka 'pulau kecil' tersebut sebagai destinasi wisata.

LYING six miles off the Suffolk coast, it appears to be an old oil platform to the casual observer.

But the Principality of Sealand, as residents call it, claims to be the world’s smallest country, with its own Royal Family, currency, and even postage stamps.

The tiny state (though no other country officially recognises it as such) occupies a 5,290sq ft Second World War fort consisting of two concrete towers connected by an iron platform a few miles off Felixstowe, in international waters.

But since 1967, Sealand's residents - all 22 of them - have declared themselves independent of Britain.

They produce their own drinkable water, and land their own fish and lobster, but have to import most of their food and other goods from the British mainland.  

The micronation even has its own currency, the Sealand Dollar, and its own football team, the Sealand All Stars.

Residents make money by selling Sealand mementoes via an online shop, as well as titles: for £199.99 you can buy the title Count or Countess of Sealand, while you can settle for Lord or Lady for just £29.99.

Alternatively, you can buy one square foot of the territory for £19.99, a mug or a football shirt.

Sealand began on Christmas Eve 1966 after Roy Bates, a former infantry major in the first battalion Royal Fusiliers, took over the fort, then known as HM Roughs.

The fort had been built as one of a series of defence forts off the Suffolk coast during World War II before being abandoned in the 1950s.

Mr Bates, then 46, was a fisherman turned pirate radio broadcaster, who had fallen foul of British broadcasting laws and wanted to find a new base somewhere outside British jurisdiction.

On Christmas Eve 1966, he took over Fort Roughs with his wife, Joan, daughter, Penelope, 16, and son, Michael, 16, and the following September he declared himself Prince of Sealand and his wife, Princess Joan.

Thereafter followed a series of challenges, from the British government, who sent delegates to recce Sealand, to a group of German and Dutch 'invaders', but the Bates family - who gave themselves the motto E Mare Libertas (From The Sea, Freedom) - managed to hang on to the windy platform they had made their own.

In October 2012, Roy Bates died at the age of 91, and the Sealand crown passed to his son, Michael, 63, who is still said to live on Sealand with his family and friends.

The younger Mr Bates, aka His Majesty Prince Michael, has claimed that his micronation has been recognised by Germany and France.  And he said Scottish people wanting to claim independence from the United Kingdom could seek inspiration from his father's struggle.

He said: 'It hasn’t been easy for us, but the situation is different inasmuch as Scotland is heavily dependent on Britain and vice versa.

'I don’t believe it will ever happen but if it does, they would have our support. The Scots are great and fiercely independent people.'

He added: 'We import from the UK and Europe most of our provisions, apart from local produce like fish and lobsters. We make our own water and are 99 percent green energy producing.

'We have something like 30 rooms of various sizes, and most of our days are spent withoffice and IT work these days, processing orders from our online shop, security and maintenance.'

The Bates family is are also planning to run tourist trips to their platform later this year.