Ponsel Penumpang Malaysia Airlines yang Hilang masih Berdering?
Why Are the Cellphones of Missing Passengers Still Ringing?
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
MISTERI 'yang belum pernah terjadi sebelumnya' di balik hilangnya pesawat Malaysia Airlines penerbangan MH 370 diperdalam pada Senin, ketika kerabat mengklaim mereka dapat menelepon ke ponsel dari keluarga dan kerabat mereka yang hilang.
Menurut Washington Post seperti dikutip Mail Online, salah satu keluarga dari 239 penumpang pesawat naas Boeing 777 mengatakan bahwa mereka mendengar nada dering dan situs media sosial mereka aktif (online) melalui layanan jejaring sosial Cina yang disebut QQ.
Seseorang menuturkan bahwa akun QQ milik saudara iparnya menunjukkan sedang online, tapi membuatnya putus asa menunggu karena berita, pesan yang dikirim tidak terjawab dan panggilan teleponnya diabaikan.
Perkembangan terbaru upaya pencarian kian mencekam setelah pihak berwenang Malaysia memutuskan pengalihan fokus pencarian mereka dari zona terbang Malaysia Airlines ke selatan - di sisi Semenanjung Malaysia.
Hal itu mengindikasikan jika pesawat jatuh di kawasan tersebuti, besar kemungkinan tidak terdeteksi.
Panggilan telepon 'hantu' dan aktivitas online memicu histeria baru bagi sanak keluarga yang menghabiskan tiga hari terkurung di sebuah hotel di Beijing menunggu informasi tentang pesawat yang hilang.
Pejabat Malaysia berulang kali mengatakan tentang akun QQ dan dering panggilan telepon, mereka berharap bahwa teknologi modern melalui sinyal GPS dari ponsel dapat membantu menemukan keluarga mereka.
Namun, Strait Times Singapura merujuk pada keterangan pejabat Malaysia Airlines, Hugh Dunleavy telah mengkonfirmasi kepada keluarga bahwa perusahaannya telah mencoba untuk menelepon ke ponsel awak kabin dan mereka juga mendengar dering serupa.
Dia mengaku telah menyampaikan kabar kepada kerabat penumpang nomor-nomor ponsel telah diserahkan kepada pihak berwenang China.
Seorang pria yang meminta polisi untuk datang ke rumahnya dan melihat akun aktif di QQ melalui komputernya sangat terpukul mendapati akun itu tidak aktif lagi pada Senin.
Menurut China.org.cn, 19 keluarga dari penumpang pesawat yang hilang telah menandatangani pernyataan bersama yang menegaskan bahwa telepon kepada para penumpang yang mereka cintai telah dilakukan tapi tidak terjawab.
Para kerabat telah meminta penyelidikan penuh dan beberapa dari mereka mengeluhkan Malaysia Airlines tidak menggubris kemungkinan tersebut.
The International Business Times melaporkan bahwa adik dari salah satu penumpang China mencoba menelepon saudaranya melalui tayangan langsung di televisi.
"Pagi ini, sekitar 11:40, saya menelepon nomor kakak saya dua kali, dan saya mendengar nada dering," kata Bian Liangwei, adik dari salah satu penumpang menurut IBT.
Pada 14:00, Bian menelepon lagi dan mendengar dering sekali lagi.
'Jika saya bisa melakukannya, tentu polisi bisa mendapatkan lokasinya, dan ada kemungkinan ia masih hidup."
Namun, pada konferensi pers di Beijing, juru bicara Malaysia Airlines, Ignatius Ong mengatakan salah satu nomor yang telah diteruskan ke kantor pusat maskapai di Kuala Lumpur ternyata gagal tersambung.
"Saya sendiri telah menelepon ke nomor tersebut berulang kali sementara pusat komando maskapai juga mencoba menelepon. Kami tidak mendengar dering telepon," kata Ong.
THE 'unprecedented mystery' behind the disappearance of Malaysian Airlines flight MH 370 deepened on Monday when relatives claimed they were able to call the cellphones of their missing loved ones.
According to the Washington Post, family of some of the 239 people on board the vanished Boeing 777 said that they were getting ring tones and could see them active online through a Chinese social networking service called QQ.
One man said that the QQ account of his brother-in-law showed him as online, but frustratingly for those waiting desperately for any news, messages sent have gone unanswered and the calls have not been picked up.
This new eerie development comes as the Malaysian authorities said they were now switching the focus of their search zone for the plane southwards - on the other side of the Malaysian peninsular.
This would mean that if the plane crashed there it would have had to fly over the country, presumably undetected.
The phantom phone calls and online presence set off a whole new level of hysteria for relatives who have spent the past three-days cooped-up in a Beijing hotel waiting for some concrete information on the missing plane.
Repeatedly telling Malaysian Airlines officials about the QQ accounts and ringing telephone calls, they hoped that modern technology could simply triangulate the GPS signal of the phones and locate their relatives.
However, according to Singapore's Strait Times, a Malaysia Airlines official, Hugh Dunleavy has confirmed to families that his company had tried to call the cellphones of crew members and they too had also rang out.
He is reported to have told relatives that those phone numbers have been turned over to Chinese authorities.
One man who had asked police to come to his house and see the active QQ account on his computer was devastated to see that by Monday afternoon it had switched to inactive.
According to China.org.cn, 19 families of those missing have signed a joint statement confirming that their calls connected to their loved ones but that they rang out.
The relatives have asked for a full investigation and some complained that Malaysian Airlines is not telling the whole truth.
The International Business Times reported that the sister of one of the Chinese passengers also rang his phone on live television.
'This morning, around 11:40, I called my older brother's number twice, and I got the ringing tone,' said Bian Liangwei, sister of one of the passengers according to IBT.
At 2pm, Bian called again and heard it ringing once more.
'If I could get through, the police could locate the position, and there's a chance he could still be alive.'
However, at a press conference in Beijing, Malaysian Airlines spokesman Ignatius Ong said one of the numbers that had been passed on to the airline's head office in Kuala Lumpur failed to get through.
'I myself have called the number five times while the airline's command center also called the number. We got no answering tone,' said Ong.
