YESS Kementan Dorong DPM/DPA Resonansi Petani Milenial di Daerah Asal

Millennial Farmers are the Target of Developing Indonesian Agricultural HR

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


YESS Kementan Dorong DPM/DPA Resonansi Petani Milenial di Daerah Asal
STUDI BANDING: Bupati Solok Selatan Khairunas [ke-2 kiri] menyerahkan plakat pada Kepala Pusdiktan BPPSDMP Idhwa Widi Arsanti [ke-2 kanan] yang memimpin kegiatan studi banding YESS Kementan [Foto: YESS]

Solok Selatan, Sumbar [B2B] - Kementerian Pertanian RI mendorong 2.000 Duta Petani Milenial dan Duta Petani Andalan [DPM/DPA] melakukan resonansi pada generasi milenial di daerah asal. Program Youth Enterpreneur and Employment Support Services [YESS] mengajak 14 DPM/DPA dari Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat untuk melakukan resonansi di daerah asalnya.

Seruan tersebut sejalan instruksi Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo bahwa SDM pertanian amat penting di era Industri 4.0, didukung resonansi dan adaptasi untuk memanfaatkan peluang dan siap bersaing.

"Mereka yang dikukuhkan sebagai DPM dan DPA harus menjadi panutan, motor penggerak dan champion bagi generasi muda di sekitarnya untuk menggeluti sektor pertanian sebagai bisnis yang menguntungkan dan menjanjikan masa depan," kata Mentan Syahrul.

Hal senada dikemukakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi bahwa tekad dan semangat generasi milenial harus didukung kapasitas dan kompetensi selaku SDM pertanian.

"Target Kementan tidak muluk-muluk, setidaknya dari tiap DPM dan DPA akan mendorong lahirnya 200 petani milenial baru di daerah masing-masing, sehingga berkembang menjadi 400 ribu petani milenial baru dan akhir 2024 mencapai 2,5 juta orang," kata Dedi.

Menurutnya, DPM/DPA dibentuk untuk meningkatkan peran generasi milenial setelah mampu tampil sebagai pengusaha agribisnis pada yang menggeluti subsektor tanaman pangan, hortikultura, peternakan, perkebunan, alat mesin pertanian [Alsintan] dan agroeduwisata.

Terkait hal itu, Program YESS yang dikembangkan oleh Kementan bersama International Fund for Agricultural Development [IFAD] melakukan studi banding ke Solok Selatan. Kunjungan dipimpin Kepala Pusat Pendidikan Pertanian BPPSDMP Idha Widi Arsanti, Kamis pekan lalu [7/10] disertai perwakilan dari 15 kabupaten dan kota di empat provinsi yang mengikuti Program YESS.

“Kami banyak mendengar upaya pemerintah kabupaten bagi pertanian. Solok Selatan juga punya 14 DPM/DPA yang luar biasa, melalui studi banding ini kami beri ‘kail’ bagi milenial, untuk memberdayakan mereka mendukung pembangunan pertanian,” kata Kapusdik Idha WA.

Dia menambahkan bahwa YESS bertujuan melahirkan wirausahawan milenial pertanian melalui kolaborasi dengan pemerintah daerah, dan Solok Selatan menjadi tujuan studi banding Program YESS dari Kementan.

Bupati Khairunas mengakui Solok Selatan strategis bagi pengembangan komoditas pertanian, dengan geografis dataran rendah dan dataran tinggi bagi tanaman pangan, perkebunan, hortikultura dan peternakan. 

“Data BPS [Badan Pusat Statistik] menyebutkan bahwa Solok Selatan pada 2020, sekitar 48,3% warga bekerja pada sektor pertanian, membuktikan bahwa pertanian menjadi tulang punggung perekonomian masyarakat,” katanya.

Saat ini, kata Bupati Khairunas, 14 orang petani milenial Solok Selatan terdaftar pada DPM/DPA Kementan yang fokus pada perkebunan, peternakan, hortikultura, dan pertanian terpadu atau integrasi antara peternakan, tanaman pangan dan hortikultura.

Bupati menambahkan, program Kementan seperti Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian [PWMP] dan YESS serta Penciptaan Wirausahawan Baru memiliki keterkaitan dengan program Pemkab Solok Selatan.

Solok Selatan of West Sumatera [B2B] - Indonesian government in the next five years prioritizes the development of human resources that are ready to face globalization in the era of industrialization 4.0, carry out its role to develop millennial farmers who understand information and communication technology, according to the senior official of the agriculture ministry.