Orientasi Ekspor, Kementan gelar Bimtek Wirausahawan Pertanian di Banyuasin

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s SMKPPN Sembawa

Editor : Kemal A Praghotsa
Translator : Dhelia Gani


Orientasi Ekspor, Kementan gelar Bimtek Wirausahawan Pertanian di Banyuasin
SMKPPN SEMBAWA: Kepala SMKPPN Sembawa, Yudi Astoni [tengah] bersama narasumber dari Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang dan Founder/CEO Ayo Mart serta perwakilan dari dinas pertanian kabupaten/kota dan DPM/DPA

Banyuasin, Sumsel [B2B] - Sejumlah perwakilan dinas pertanian dari 11 kabupaten dan kota serta petani milenial di Provinsi Sumatera Selatan [Sumsel] mengikuti Bimbingan Teknis [Bimtek] dan Rapat Koordinasi [Rakor] DPM/DPA [Duta Petani Milenial/Duta Petani Andalan] tentang ekspor bagi DPM/DPA.

Bimtek dan Rakor berlangsung di Sembawa, Kabupaten Banyuasin pada Senin [25/7] yang diinisiasi oleh Kementerian Pertanian RI dan difasilitasi oleh SMKPPN Sembawa, dalam upaya mendukung DPM/DPA Sumsel menuju wirausahawan pertanian berdaya saing ekspor.

Langkah dan upaya tersebut sejalan dengan arahan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo yang menaruh harapan besar pada generasi generasi milenial untuk menjawab tantangan di Era Industri 4.0.

“Saya makin percaya anak muda yang mau terjun di bidang pertanian, memiliki peluang kehidupan dan ekonomi lebih baik. Apalagi memanfaatkan teknologi informasi, maka dunia berada dalam genggaman kalian,” kata Mentan Syahrul.

Menurutnya, hal itu terjadi karena tantangan atas pembangunan pertanian Indonesia, tidak lepas dari pemanfaatan teknologi dan inovasi dalam sektor pertanian.

"Kita fasilitasi mereka. Kita tingkatkan pengetahuan dan kemampuan mereka melalui pelatihan. Kita manfaatkan teknologi, alsintan, perbankan hingga jejaring pemasaran. Kita ubah pola pikir generasi muda. Pertanian itu keren, hebat, dan satu-satunya sektor yang menjanjikan terlebih di tengah pandemi," katanya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi menegaskan pula bahwa pertanian tidak lagi berfokus sekadar menjadi produsen pangan. Pasalnya, dapat pula menjadi sumber mata pencaharian yang menguntungkan bagi tenaga kerja sektor pertanian.

“Pertanian harus menjadi bisnis. Pertanian itu harus sustainable dan menarik. Pertanian tidak hanya memenuhi kebutuhan sendiri. Pertanian harus bisa menghasilkan uang,” kata Dedi Nursyamsi.

Kepala SMKPPN Sembawa, Yudi Astoni menegaskan komitmen jajarannya menjadikan unit pelaksana teknis [UPT] pendidikan di Sumatera bagian selatan tersebut terus memfasilitasi DPM/DPA, seperti halnya Rakor dan Bimtek di Sembawa pada Senin [25/7] fokus tentang ekspor. Temanya, DPM/DPA menuju Wirausahawan Pertanian yang Berdaya Saing Ekspor.

Narasumber yang dihadirkan dari Balai Karantina  Pertanian Kelas I Palembang dan Founder/CEO Ayo Mart. 

"Bimtek juga sebagai wadah diskusi bagi DPM/DPA menuju wirausaha pertanian yang berdaya saing ekspor khususnya di wilayah Sumsel serta meningkatkan peran generasi muda dalam mengembangkan dan memajukan sektor pertanian," katanya di Aula SMKPPN Sembawa.

Yudi Astoni melaporkan kegiatan Rakor DPM/DPA diikuti 35 peserta dari 11 kabupaten/kota di Sumsel serta perwakilan dinas pertanian yakni Pagar Alam dengan lima peserta, Banyuasin enam peserta, lima dari Ogan Ilir dan Ogan Komering Timur [OKU] Timur lima peserta. Sementara satu peserta masing-masing dari Kota Palembang, Musi Rawas, Empat Lawang, Penukal Abab Lematang Ilir [PALI], OKU Selatan, OKI dan OKU.

"Setelah Rakor DPM/DPA, diharapkan DPM/DPA Sumsel mengoordinasikan DPM/DPA menuju wirausahawan pertanian berdaya saing ekspor. Memotivasi DPM/DPA untuk melakukan resonansi pada generasi milenial di wilayah masing-masing, mau bergerak di bidang pertanian bagi pembangunan pertanian," kata Yudi.

Peserta mendapat materi sesuai kebutuhan peserta, di antaranya Kebijakan Karantina Tumbuhan untuk  Ekspor Komoditas Pertanian Dan Kiat Menembus Pasar Ekspor ala Millennial Farmers. 

"Tampak antusias peserta dalam diskusi tentang langkah-langkah produk pertanian Sumsel menuju ekspor," kata Yudi Astoni. [timhumassmkppnsembawa] 

Banyuasin of South Sumatera [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.