Bawang Merah Tak Perlu Impor, Brebes dan Bima Pasok 90 Ribu Ton

Indonesia No Need Imports of Shallots

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Bawang Merah Tak Perlu Impor, Brebes dan Bima Pasok 90 Ribu Ton
Mentan Andi Amran Sulaiman panen bawang merah di Brebes (kiri) pantau harga di Pasar Induk Kramat Jati dan panen di Kabupaten Bima (Foto2: B2B/Mac-Mya & Humas Kementan/Abiyadun)

Jakarta (B2B) - Kebutuhan bawang merah selama Ramadan hingga Lebaran diperkirakan mencapai 90 ribu ton dan bakal dipenuhi oleh pasokan dari Kabupaten Brebes, Jawa Tengah sebanyak 50 ribu ton, dan Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) sekitar 40 ribu ton sehingga Indonesia tidak memerlukan impor bawang merah untuk kebutuhan nasional.

Ketersediaan pasokan selama sebulan dicek langsung oleh Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman melalui panen raya bersama petani Brebes pada Jumat (12/6) diikuti peluncuran Operasi Pasar Bawang Merah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur pada Sabtu (13/6) dan sepekan kemudian panen bawang merah di Kabupaten Bima pada Jumat (19/6).

Menteri Amran mengatakan produksi bawang merah di Kabupaten Bima diperkirakan mencapai 40 ribu ton, dan di Kabupaten Brebes 50 ribu ton, sehingga pasokan kedua sentra bawang merah untuk kebutuhan nasional sekitar 90 ribu ton akan terpenuhi untuk Ramadan hingga Lebaran mendatang.

"Brebes dan Bima sudah memenuhi kebutuhan nasional bulan ini, itu belum termasuk hasil panen dari kabupaten lain seperti Banyuwangi, Enrekang, Minahasa, dan Probolinggo," katanya usai panen di Desa Sangja, Kabupaten Bima, NTB pada Jumat (19/6).

Dia juga memastikan produksi bawang merah petani di seluruh sentra produksi tersebut akan langsung dibeli oleh Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk segera didistribusikan ke seluruh Indonesia, khususnya kota-kota yang terindikasi harga bawang merahnya melampaui harga normal.

Jakarta (B2B) - The need of shallot during Ramadan until the Eid estimated at 90,000 tons and will be met by the supply of Central Java´s Brebes around 50,000 tons, and West Nusa Tenggara´s Bima about 40,000 tonnes so that Indonesia does not need imports of shallots to meet domestic needs, according to Indonesian minister.

The supply is checked by the Indonesian Agriculture Minister, Andi Amran Sulaiman to shallot harvest with farmers in Brebes on Friday (12/6) followed by the launch of bazaar in Kramat Jati Central Market of East Jakarta on Saturday (13/6), and a week later to shallot harvest in Bima on Friday (19/6).

Minister Sulaiman said shallot production of Bima is estimated 40,000 tons, and from Brebes about 50,000 tons, so the supply of both districts to the national needs of approximately 90,000 tons will be met for Ramadan until the Eid.

"Brebes and Bima already meet the national needs of this month, it does not include products from other districts such as Banyuwangi, Enrekang, Minahasa, and Probolinggo," he said after shallot harvest in Sangja village of Bima district on Friday (19/6).

He also ensures the production of farmers from around the centers of production will be bought by the National Logistics Agency to distribute across Indonesia, especially the areas indicated shallot prices above the normal price.