Sidang Promosi IPB, Siti Munifah Uji Doktor Penyuluhan Pembangunan

Indonesian Agricultural Extensionist Holds a Doctorate of Bogor Agricultural Institute

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Sidang Promosi IPB, Siti Munifah Uji Doktor Penyuluhan Pembangunan
UJIAN DOKTOR IPB: Kepala Pusluhtan BPPSDMP Kementan, Siti Munifah [hijab merah], bersama para penguji, promovendus Gunawan [kiri, inset bawah] dengan keluarga dan pembimbing [Foto2: Pusluhtan/Ika]

Bogor, Jabar [B2B] - Internet menjangkau hampir seluruh sentra produksi pertanian di Pulau Jawa. Harga smartphone kian terjangkau. Penyuluh pertanian dan petani tidak sulit menggunakannya lantaran Android tergolong sistem operasi yang user friendly. Ketiga faktor tersebut seharusnya mendorong penyuluh pertanian menyadari manfaat teknologi informasi. Faktanya, banyak penyuluh belum mengetahui cara mengakses cybex.pertanian.go.id sebagai website resmi penyuluhan pertanian dari Kementerian Pertanian RI yang dikelola Pusat Penyuluhan Pertanian [Pusluhtan BPPSDMP] sebagai ´mekanisme pertukaran informasi pertanian.´

Hal itu dikemukakan Kepala Pusluhtan BPPSDMP Kementan, Siti Munifah sebagai Penguji ´sidang promosi terbuka program doktor´ atas nama Gunawan, Penyuluh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur [BPTP Jatim] di Sekolah PascaSarjana IPB Bogor di kampus Dramaga - Bogor, Jawa Barat pada Selasa siang [28/5]. Hadir Komisi Pembimbing: Prof Dr Ir Aida Vitayala S Hubeis, Dr Ir Anna Fatchiya MSi, Prof [Ris] Dr Djoko Susanto; sementara Penguji Luar Komisi pada ujian tertutup adalah Dr Ir Dwi Sadono MS dan Dr Ir Kurnia Suci Indraningsih.

"Promovendus Gunawan adalah penyuluh pertanian BPTP Jatim yang harus menyiapkan inovasi untuk diadopsi oleh petani. Dalam satu momen, penyuluh saya minta mengakses Cybex, saya diktekan cybex.pertanian.go.id tapi malah ditulis cybexdotpertanian. Nah ini tantangan penyuluh bagaimana mendukung pembelajaran pada petani, sementara penyuluh saja belum faham akses website penyuluhan resmi dari Kementan. Hal itu menjadi tantangan Pusluhtan, untuk tiada lelah meningkatkan kemampuan penyuluh di era industrialisasi 4.0," kata Siti Munifah sebagai penguji sidang promosi S3 IPB.

Siti Munifah juga menyoroti aspek lokalitas penelitian promovendus Gunawan selama sembilan bulan, Juni 2017 - Februari 2018, pada sentra produksi padi organik tersertifikasi di Provinsi Jawa Timur, Kabupaten Banyuwangi dan Bondowoso.

"Aspek cosmopolity petani di kedua kabupaten juga layak menjadi perhatian. Hasil penelitian berpengaruh terhadap pengambilan keputusan dan proses belajar petani, karena promovendus Gunawan adalah penyuluh pertanian harus mendorong pemahaman penyuluh tentang pertanian 4.0 seperti diinstruksikan Mentan Amran Sulaiman," kata Siti Munifah.

Prof [Ris] Dr Djoko Susanto mengakui rendahnya cosmpolity dari petani di lokasi penelitian, namun diketahui bahwa alasan utama petani beralih ke padi organik adalah pangsa pasar masih luas dan jaminan laba lebih baik ketimbang non-organik.

"Kantor dinas pertanian Bondowoso pun mendukung pengembangan padi organik dengan membuka stand promosi di samping kantor. Petani termotivasi, penyuluh dimudahkan mendorong pembelajaran padi organik kepada petani lain," kata Prof [Ris] Dr Djoko Susanto.

Kesimpulan 3 dan 4 dari hasil penelitian promovendus Gunawan juga disoroti Siti Munifah terkait ´sinergi penyuluh, peneliti dan institusi´ yang disebut "hukumnya wajib difahami setiap penyuluh, textbook apa pun menyarankan hubungan ketiganya. Begitu pula dengan peran penyuluh swadaya yang diatur pada Permentan 51/2009. Saya rekomendasikan Kesimpulan 3 dan 4 harus ada penyesuaian dengan regulasi."

Promovendus Gunawan
Desertasi berjudul ´Penguatan Adopsi dan Keberlanjutan Usaha Pertanian Padi Organik di Kabupaten Banyuwangi dan Bondowoso, Jawa Timur´ diapresiasi oleh Siti Munifah sebagai sumbangsih bagi peningkatan kapasitas penyuluh dan kemampuan petani di era milenial 4.0.

"Usia promovendus baru 43 tahun. Peluangnya besar sekali sebagai pemimpin masa depan," kata Siti Munifah, pejabat eselon BPPSDMP Kementan.

Promovendus Gunawan memilih lokasi penelitian di Banyuwangi dan Bondowoso secara purposive dengan pertimbangan: sentra produksi padi organik tersertifikasi di Jatim, dan ada program pengembangan padi organik. Populasi dan sampel penelitian adalah petani padi sawah di desa penelitian yang telah mendapatkan program pertanian padi organik. Penentuan sampel menggunakan rumus Slovin dari 560 orang, sehingga didapat 234 petani sampel penelitian.

Tujuan penelitian adalah menganalisis karakteristik petani adopter dan petani nonadapter terhadap sistem pertanian padi organik. Menganalisisi persepsi petani terhadap proses belajar, dukungan penyuluhan, lingkungan eksternal, dan karakteristik inovasi padi organik. Menganalisis tingkat adopsi inovasi dan tingkat keberlanjutan usaha pertanian padi organik. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi inovasi dan keberlanjutan usaha pertanian padi organik, dan menganalisis strategi efektif untuk meningkatkan adopsi inovasi dan keberlanjutan usaha pertanian padi organik di masyarakat.

"Hasil penelitian menunjukkan tingkat keberlanjutan pengelolaan usaha tani padi organik, indikator aspek ekonomi, sosial dan lingkungan tergolong kategori tinggi. Hal ini berarti bahwa peluang keberlanjutan usaha tani padi organik memiliki prospek yang cukup tinggi, akan meningkatkan keberlanjutan penerapan inovasi pertanian padi organik," kata promovendus Gunawan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat minat petani adalah karakteristik individu petani, dukungan penyuluhan, dan karakteristik inovasi, sementara yang mempengaruhi tingkat adopsi inovasi adalah tingkat minat petani dan dukungan lingkungan eksternal, sedangkan faktor yang mempengaruhi keberlanjutan usaha pertanian padi organik adalah tingkat adopsi inovasi. [Ika]

Bogor of West Java [B2B] - The internet network has reached almost agricultural production centers in Java. Prices of smartphones are getting cheaper. Agricultural extensionists and farmers are not difficult to use because Android is a user friendly operating system, which should encourage agricultural extensionists to realize benefits of information technology.