Konsumen di Jakarta Apresiasi Bazar Murah Toko Tani BKP Kementan
Jakartan`s Consumer Appreciate the Food Kiosk of Indonesian Agriculture Ministry
Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Jakarta (B2B) - Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian RI kembali menggelar bazar murah di tiga pasar utama di Jakarta, dengan mengerahkan Toko Tani Indonesia (TTI) untuk menyediakan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau di Pasar Ciplak Kalilamang dan Pasar Cijantung (Jakarta Timur) dan Pasar Rawasari, Jakarta Pusat, tujuannya mengendalikan harga bahan pangan pokok di tingkat konsumen dengan harga terjangkau tanpa merugikan kepentingan petani.
“Kami melakukan ini sebagai upaya untuk mengendalikan harga pangan di tingkat konsumen, sekaligus menyampaikan bahwa harga komoditas pangan bisa murah tanpa harus merugikan petani,” kata Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Gardjita Budi kepada pers saat meninjau kegiatan tersebut di Pasar Cijantung, Kamis (7/4).
Dia menambahkan, sebenarnya petani dapat memperoleh keuntungan dan pedagang memperoleh marjin keuntungan yang wajar, tanpa harus membebani masyarakat dengan harga tinggi seperti dilakukan oleh TTI di tiga pasar tersebut dengan menjual beras Rp7.500 per kg, bawang merah Rp10.000/3 ons atau Rp35.000 per kg, cabe rawit merah Rp7.000 per 2 ons (Rp25.000 per kg), dan cabe merah keriting Rp9.000/3 ons (Rp31.000 per kg).
"Dengan harga tersebut ternyata semua pihak diuntungkan yakni petani sudah untung, pedagang juga dapat untung dan masyarakat tidak terbebani," kata Gardjita.
Berdasarkan data yang dihimpun dari berbagai sumber di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), harga beras termurah pada minggu pertama bulan April sebesar Rp. 8.100/kg atau turun 0,35% jika dibandingkan pekan lalu (minggu terakhir Maret 2016) dengan rata-rata harga Rp. 8.129/kg.
Sedangkan harga cabe merah keriting di tiga pasar sasaran yakni Ciplak, Cijantung dan Rawasari pada periode yang sama pada kisaran 32.000 per kg hingga 35.000 rupiah per kg, cabe rawit merah di kisaran 40.000 rupiah per kg hingga 48.000 rupiah per kg, dan bawang merah sekitar 40.000 rupiah per kg hingga 52.000 rupiah per kg.
"Perbedaan harga antara petani sebagai produsen dan konsumen bukan hanya dipengaruhi oleh aspek produksi di tingkat petani, juga akibat tata niaga yang panjang. Kendala tersebut tidak dapat diubah dalam waktu singkat, da Kementan terus berupaya meningkatkan produksi dan memperpendek rantai pasok pangan ke konsumen," kata Gardjita.
Sri Rejeki, warga Kalisari yang kerap berbelanja di Pasar Cijantung mengaku surprise dengan bazar murah BKP Kementan, dan mengapresiasi langkah TTI karena dapat meringankan bebannya untuk membeli kebutuhan pokok.
"Sayangnya pembelian bawang merah, cabe rawit merah dan cabe merah keriting dibatasi per tiga ons, kecuali beras boleh membeli satu kg. Kalau boleh memborong, saya mau beli bawang merah dan cabe lebih dari satu kilogram," katanya kepada B2B.
Jakarta (B2B) - Food Security Agency (BKP) of Indonesian Agriculture Ministry once again held bazaar in the three major markets in Jakarta, by deploying the Food Kiosk called the Toko Tani Indonesia or TTI to provide basic necessities at affordable prices in Ciplak Kalimalang Market and Rawasari Market of East Jakarta and Rawasari Market of Central Jakarta, the objective control the price of basic foodstuffs in the consumer level at affordable prices without detriment the farmers.
"We did this as an attempt to control food prices at the consumer level, at once convey that the price is affordable without detrimental to the farmers," Head of the the BKP, Gardjita Budi told the press while reviewed the bazaar in Cijantung Market on Thursday (4/7).
He added that the farmers can still profit as well as the merchants without have to burden the people as is done by TTI to sell rice 7,500 rupiah per kg, shallots of 10,000 rupiah per three ounces or 35,000 rupiah per kg, the red pepper 7,000 per ounces or 25,000 per kg and the chilli red curly 9,000 rupiah per three ounces or 31,000 rupiah per kg.
"With these prices turns out that all parties were happy because farmers make a profit, merchants also benefit and society are not burdened," Mr Budi said.
Based on data collected from various sources, the price of the cheapest rice at Cipinang Rice Central Market in the first week of April reached 8,100 rupiah per kg, down 0.35% compared to last week at the end of March 2016 with an average price of 8129 rupiah per kg.
While the price of chilli red curly in three of target markets namely Ciplak, Cijantung and Rawasari in the same period in the range of 32,000 to 35,000 rupiah per kg, the red pepper around 40,000 rupiah to 48,000 rupiah per kg, and shallots about 40,000 rupiah up to 52,000 rupiah per kg.
"The price difference of farmers and consumers is not only influenced by aspects of the production at the farm level, also due to the trade system. These constraints can not be changed in a short time, and the ministry continues to improve production and shortening the food supply chain to the consumer," Mr. Budi said.
Sri Rejeki, Kalisari resident who often shopped at East Jakarta´s Cijantung Market admitted surprise with the bazaar of BKP, and she appreciate the TTI because it can be easier for her to buy basic necessities.
"Unfortunately the purchase of shallot, red chili and red chili curly limited per three ounces, except rice may buy one kg. If I may want to buy shallot and chillies more than one kilogram," she told B2B.
