Bakti Sosial a la Mentan, dari Gaji Menteri untuk Buruh Tani Tuban

Awareness of Indonesian Agriculture Minister to the Farm Workers

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Bakti Sosial a la Mentan, dari Gaji Menteri untuk Buruh Tani Tuban
Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman berbincang dengan para buruh tani setelah membagikan gabah hasil panen kepada mereka (Foto2: Humas Kementan/Abiyadun)

SEBAGAI pengusaha ternama asal Makassar, Sulawesi Selatan dan kemudian menjadi menteri, tidak lantas membuat Andi Amran Sulaiman lupa pada kehidupannya yang sederhana sebagai ´anak kolong´ alias putra dari seorang bintara TNI AD yang bertugas sebagai Komandan Koramil di sebuah kecamatan di Bone.

Hal itu tampak dari kebiasaan Menteri Pertanian RI di pemerintahan Joko Widodo - Jusuf Kalla yang menyambangi petani dalam kunjungan kerjanya di daerah. Dia tidak sungkan berhenti di tepi sawah untuk menyapa mereka, seperti dilakukannya ketika dalam perjalanan menuju lokasi panen padi di Kabupaten Tuban, Jawa Timur pada Rabu (30/9).

Bukan sekadar turun, dia kemudian membeli 10 karung gabah hasil panen di Desa Bulut, Kecamatan Widang dan membayar dari kantong pribadinya. "Ini gaji saya, jangan bayar dengan uang kantor."

Untuk oleh-oleh pak menteri? Ternyata dia membeli 10 karung gabah @50 kg seharga Rp250 ribu per karung atau total Rp2,5 juta untuk dibagikan kepada belasan buruh tani yang tengah mengumpulkan gabah yang tercecer dari sisa panen untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari.

"Setiap karung gabah ini dibagi ya untuk dua orang," katanya kepada para wanita buruh tani tersebut.

Setelah berdialog dan menjawab pertanyaan para jurnalis yang menyertai kunjungan kerjanya, Mentan pun melanjutkan perjalanannya menuju lokasi panen padi.

AS A PROMINENT businessman from Makassar, South Sulawesi, and later became a minister, does not necessarily make Andi Amran Sulaiman forget the simple life as a army son, while his father served as a noncommissioned officer in Bone district.

It looks at habits of Agriculture Ministry in Joko Widodo administration, who greets the farmer whenever his working visit outside Jakarta. He did not hesitate to stop at the roadside to greet them, such as it does when the rice harvest in Tuban, East Java province on Wednesday (30/9).

Not only that, he was then bought 10 sacks of dry grain in Bulut village of Widang sub-district and pay out of his own pocket. "This is my salary, let me pay."

For gift Mr. Minister? Turns out he bought 10 sacks of the grain @ 50 kg for 250 thousand rupiah per sack or a total of 2.5 million rupiahs it gave to dozens of farm laborers who scavenge residual the grain of rice harvest, to meet their food needs.

"Every sack of grain for two people," he told the farm workers.

After the dialogue and answer questions from journalists, Minister Sulaiman went on his way.