Mentan Targetkan Pendirian 1.000 Toko Tani di 2016, Pangkas Rantai Pasok

Indonesian Govt Will Developing 1,000 the Food Kiosk in 33 Provinces

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Mentan Targetkan Pendirian 1.000 Toko Tani di 2016, Pangkas Rantai Pasok
Harga jual komoditas pokok di Toko Tani Indonesia dalam operasi pasar yang diselenggarakan Badan Ketahanan Pangan (BKP) dan Mentan Andi Amran Sulaiman (Foto2: B2B/Gusmiati Waris)

Jakarta (B2B) - Pemerintah RI meyakini Toko Tani Indonesia (TTI) efektif untuk memangkas panjangnya rantai pasok yang menjadi pemicu kenaikan harga pangan, hal itu mendorong Kementerian Pertanian RI menargetkan pengembangan 1.000 unit TTI di seluruh Indonesia tahun ini, sementara hingga April 2016 telah berdiri 300 TTI.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengakui tidaklah mudah mengembangkan sayap usaha TTI lantaran tujuan pendiriannya adalah memangkas rantai pasok komoditas pangan yang selama ini merugikan petani dan konsumen.

"Masyarakat sangat optimis dengan berdirinya TTI, maka kami yakin target seribu toko tani akan tercapai tahun ini, sementara hingga bulan ini sudah berdiri 300 toko tani di seluruh Indonesia," kata Mentan Amran Sulaiman saat meninjau TTI di Pondok Labu, Jakarta Selatan pada Jumat (22/4).

Sambutan positif masyarakat, menurutnya, terukur dari tingginya antusiasme masyarakat mendatangi toko tani dan pemerintah akan terus mendukung pengembangan dan keberlangsungannya.

"Namun setelah toko tani berkembang pesat maka pemerintah tidak akan turun langsung seperti saat ini, dan hanya memantau karena yang akan berperan aktif adalah petani bersama gabungan kelompok tani dan pihak terkait di toko tani," kata Mentan.

"Hal itu sesuai pola TTI untuk membeli komoditas pangan dari petani dengan harga pasar oleh Bulog, kemudian menjual kepada konsumen dengan harga yang lebih murah dari harga pasar."

Jakarta (B2B) - The Indonesian government believes the food kiosk called the Toko Tani Indonesia (TTI) s effective to cut the supply chain that often trigger food price increases, it pushes the Ministry of Agriculture will develop 1,000 units across Indonesia this year, while per April 2016 has been established 300 units of TTI.

Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman admits it is not easy to develop a network of TTI because the founding goals is to cut food commodity supply chain that have been detrimental to farmers and consumers.

"People are very optimistic with the TTI, then we believe the target will be reached one thousand units this year, while until this week been standing 300 units across Indonesia," Minister Sulaiman told the press while reviewed the TTI in Pondok Labu of South Jakarta on Friday (22/4).

The positive response of society, he said, looking at the enthusiasm of people come to the store of farmers, and the government will continue to support its development.

"But after developing, then the government will not be involved directly as it is today, and just watching because will involve the active participation of farmers in farmer group and related parties," he said.

"It is in accordance pattern of TTI to buy food commodities from farmers at market prices by the logistics agency, then sell to consumers at a cheaper price than the market price."