KostraTani Banten Genjot Laba Petani Melon Cilegon
Indonesian Agriculture is Moving towards the Digitalization Era 4.0
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Cilegon, Banten [B2B] - Siapa bilang petani tidak bisa untung besar? Ali Muiz dari Cilegon, Banten bisa meraup laba dua kali lipat dari biaya produksi menanam melon. Modal Rp11 juta, laba yang diraup Rp23,5 juta. Kok bisa? Ya bisa. Petani padi ini menanam varietas Golden Alisha seluas 0,1 hektar. Hasilnya 2,3 ton melon. Jual di ladang Rp15.000 per kg setelah panen kepada pengepul.
Ali Muiz, petani di Kelurahan Pabean, Kecamatan Purwakarta, Kota Cilegon didampingi penyuluh dari Dinas Pertanian Kota Cilegon, Dedi Septriyansa melaksanakan instruksi Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo bahwa pertanian tidak boleh berhenti! Tanam, tanam dan tanam meskipun di musim kemarau.
Ali Muiz memilih menanam melon. Manfaatkan lahan bekas tanam padi, yang kerap dilakukan petani ketika selesai tanam padi di musim gadu. Diketahui, pengolahan lahan untuk menanam melon tidak rumit. Asal tersedia saluran-saluran air sedalam 30 cm. Kendati begitu, melon sebagai buah komersial menuntut perhatian ekstra lantaran penikmatnya mengutamakan cita rasa bukan sekadar ukuran buah.
Ali Muiz didampingi penyuluh Dedi Septriyansa memilih melon varietas Golden Alisha untuk ditanam pada lahan seluas 1.000 meter. Penyuluh Dedi melaksanakan perannya selaku bagian integral dari Komando Strategis Pembangunan Pertanian (KostraTani) di tingkat kecamatan melalui Balai Penyuluhan Pertanian (BPP).
"Modal besar. Risiko tinggi. Perawatan ekstra. Ternyata berbanding lurus dengan hasil produksi yang diraih Ali Muiz. Luas tanam 0,1 hektar menghasilkan 2,3 ton melon. Produktifitas tinggi mendorongnya menanam melon hingga ketiga kalinya," menurut keterangan tertulis dari Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan BPPSDMP).
Ali Muiz, anggota kelompok tani (Poktan) Karya Muda Mandiri kembali menangguk laba besar pada panen kedua. Keuntungan tersebut mendorong Ali Muiz menanam melon untuk ketiga kalinya. Saat ini tanaman melonnya telah berumur 45 hari. Rencana panen setelah usia tanam 60 hari.
Penyuluh pusat Kementerian Pertanian RI, Susilo Astuti Handayani selaku pendamping kegiatan penyuluhan pertanian di Provinsi Banten melaporkan kegiatan tanam melon tak mengganggu kinerja Ali Muiz menanam padi sebagai komoditas utama, hasil panen melon malahan menambah pendapatan keluarganya.
Pendampingan penyuluh Dedi Septriyansa tidak sia-sia lantaran hasil laba Ali Muiz dari panen melon mencapai Rp23,5 juta dalam jangka waktu dua bulan.
"Hasil panen melon mencapai 2,3 ton dari luasan lahan 0,1 hektar. Harga jual di ladang Rp15.000 per kg. Total laba kotor sekitar Rp34,5 juta. Kurangi biaya produksi Rp11 juta maka Ali Muiz raih laba bersih Rp23,5 juta," kata Susilo AH.
Hal itu sebiduk sehaluan dengan arahan Mentan Syahrul bahwa usaha tani harus menguntungkan petani. "Kalau petani untung besar maka banyak orang berbondong-bondong kembali bertani, karena faham pertanian memberi keuntungan."
Arahan Mentan Syahrul digarisbawahi Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi bahwa petani harus faham tentang hukum permintaan dan penawaran untuk mencegah kerugian saat panen, yang kerapkali membuat petani merugi setelah panen lantaran meningkatnya suplai produksi ke pasar.
Sementara dari sisi penanaman, kata Dedi, petani harus mengetahui jenis varietas unggul yang mendatangkan hasil maksimal, dengan merawat tanaman ´layaknya bayi´. "Bedanya, tanaman tidak bisa bicara maka petani harus mampu memahaminya sehingga mendatangkan hasil sesuai harapan."
Menurutnya, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian akan menggerakkan BPP selaku KostraTani dengan melibatkan seluruh unit pelaksana teknis (UPT) di BPPSDMP Kementan untuk menggelar aneka bimbingan teknis dan pelatihan kepada penyuluh dan petani sehingga terjadi replikasi dalam mencapai target pertanian maju, mandiri dan modern. [Liene]
Cilegon of Banten [B2B] - Indonesia´s Agricultural Development Strategy Command or KostraTani will carry out and oversee Indonesia´s agricultural development into the digital era. Empowerment of duties, functions and roles of the Agricultural Extension Agency or BPP refers to the qualifications for the 4.0 industrialization era, according to the senior official of Indonesian Agriculture Ministry.
