Kementan Selaraskan Kurikulum Pendidikan Vokasi dengan Iduka

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s SMKPPN Banjarbaru

Editor : Kemal A Praghotsa
Translator : Dhelia Gani


Kementan Selaraskan Kurikulum Pendidikan Vokasi dengan Iduka
PETANI MILENIAL: Kegiatan penyelarasan kurikulum pendidikan bersama Industri dan Dunia Kerja [Iduka] di Hotel Grand Dafam, Banjarbaru.

Banjarbaru, Kalsel [B2B] - Kementerian Pertanian melalui pendidikan vokasi berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia pertania [SDM] yang andal, khususnya generasi milenial dalam menghadapi tantangan era  4.0 menuju era 5.0.

SMK PP Negeri Banjarbaru sebagai unit pelaksana teknik [Kementan] menyelenggarakan kegiatan penyelarasan kurikulum pendidikan bersama Industri dan Dunia Kerja [Iduka] di Hotel Grand Dafam, Banjarbaru [29/6].

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo meyakini kaum milenial yang inovatif dan memiliki gagasan yang kreatif mampu mengawal pembangunan pertanian yang maju, mandiri, modern.

“Pemerintah Indonesia terus mendorong peran penting sektor pertanian dalam menciptakan lapangan kerja di pedesaan, meningkatkan pendapatan keluarga petani, serta memastikan ketahanan pangan nasional. Regenerasi petani merupakan harga mati yang harus segera kita realisasikan bersama," tegas Mentan SYL.

Menurutnya, pendidikan vokasi punya peran penting hasilkan petani milenial yang berjiwa entrepeneur. “Melalui pendidikan vokasi kita menghubungkan dengan industri-industri agar lulusannya sesuai dengan kebutuhan, dan siap untuk hal-hal yang baru," tambahnya.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP], Dedi Nursyamsi, menegaskan untuk mendukung pembangunan pertanian maju, mandiri dan modern, perlu dilakukan penyiapan, pencetakan SDM pertanian unggulan.

"Maka melalui pendidikan vokasi, Kementan melahirkan SDM yang kompetitif sebagai tenaga kerja pertanian andal dan unggul [job seeker] serta sebagai pengusaha pertanian milenial andal, kreatif, inovatif, profesional, serta mampu menyerap lapangan pekerjaan sektor pertanian sebanyak mungkin [job creator]," ujar Dedi.

Menurut ketua panitia, Abdul Wahid, Kegiatan yang diselenggarakan oleh SMK-PPN Banjarbaru ini bertujuan untuk me-link and match-kan antara Iduka SMK, bagaimana Standar Operasional Prosedur [SOP] yang ada di industri diterapkan dalam pembelajaran di sekolah, sehingga kompetensi yang dimiliki siswa memenuhi standar industri.

Sebagai tindak lanjut, wahid menyatakan bahwa SMK-PPN Banjabaru akan mengembangkan kurikulum berbasis Teaching Factory sesuai dengan materi yang diperoleh dalam kegiatan yang  berlangsung selama tiga hari tersebut.

Dalam kegiatan ini, beberapa narasumber dihadirkan, yakni Syamsuri dari Disdikbud Prov. Kalsel, Khusairi dari SMKN 3 Banjarbaru, Ida Yuniati S. dari SMKN 1 Pacet,  Agus Salim dari Direktorat SMK Ditjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud Ristek dan Dahliani dari Balai Guru Penggerak Prov. Kalsel.

Banjarbaru of South Borneo [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.