Modernisasi Alsintan, Kementan Dukung Brigade Pangan dalam Percepatan IP
Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s SMKPPN Banjarbaru
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani

Banjarbaru, Kalsel (B2B) - Kementerian Pertanian RI (Kementan) terus mengintensifkan berbagai upaya untuk mencapai target swasembada pangan nasional pada 2027, sejalan dengan arahan Presiden RI Prabowo Subianto.
Menteri Pertanian RI (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa pencapaian Swasembada Pangan bukan hanya tugas pemerintah, melainkan membutuhkan partisipasi aktif dari semua pihak termasuk sumber daya manusia (SDM) pertanian, khususnya petani.
"Kita harus bekerja keras dan berkolaborasi untuk mewujudkan swasembada pangan secepat mungkin, karena ini merupakan kunci ketahanan pangan nasional," katanya dalam berbagai kesempatan.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh Kementan, adalah membentuk Program Brigade Pangan, yang bertujuan mempercepat swasembada pangan melalui optimalisasi sumber daya lokal dan dukungan teknologi pertanian modern.
Mendukung Upaya tersebut, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP) kembali menggelar Millenial Agriculture Forum (MAF) Volume 6 Edisi 22 bertajuk ´Peran Penting Modernisasi Alsintan mendukung Brigade Pangan dalam Percepatan IP´.
Kegiatan MAF kali ini dilaksanakan oleh Sekolah Menengah Kejuruan-Pertanian Pembangunan Negeri Banjarbaru pada Sabtu, (7/6/2025).
Mengawali MAF, Kepala SMK-PP Negeri Banjarbaru, Yudi Astoni mengajak petani menggunakan Alsintan, sebab peran penting modernisasi alsintan sangat mendukung Brigade Pangan dalam percepatan indeks pertanaman.
“Modernisasi Alsintan sangat diperlukan dalam membantu meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan daya saing di sektor pertanian," katanya.
Dengan teknologi Alsintan yang modern dan canggih, ungkap Yudi Astoni, tentunya petani dapat mengurangi biaya produksi, meningkatkan hasil panen, dan mempercepat budidaya pertanian.
Narasumber kali ini adalah Supriyadi selaku Manager BP Karya Muda, Bataguh, Kalimantan Tengah. BP Karya Muda beranggotakan 15 petani milenial per brigade, yang mengelola lahan sekitar 150–200 hektare secara kolektif.
"BP diperkuat dengan alat dan mesin pertanian (Alsintan) seperti traktor, rice transplanter, dan combine harvester," katanya.
Peran modernisasi Alsintan sangat penting sebab, pengolahan tanah lebih cepat (traktor, rotary), kemudian penanaman lebih akurat dan efisien (rice transplanter), panen lebih cepat dan hemat tenaga (combine harvester), dan pascapanen lebih efektif (dryer, power thresher).
BP Karya Muda juga fokus pada optimalisasi lahan (Oplah) dan pencetakan sawah baru untuk meningkatkan Indeks Pertanaman (IP). Dalam pengolahan ini BP didampingi oleh penyuluh pertanian dan Babinsa, serta bekerja sama dengan lembaga petani lokal.
“Selain itu sinergi Brigade Pangan dan alsintan sangat berperan sebab, kami menjadi tim tanggap cepat yang didukung alsintan, kemudian fokus pada percepatan tanam, olah tanah, dan panen serentak, dan terakhir apenggunaan lsintan memungkinkan kerja lintas wilayah dan efisiensi biaya operasional”, ungkap salah satu Manajer BP Inspiratif 2025 ini.
Di momen ini, Kepala Badan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti menyampaikan bahwa kita harus mengikuti perkembangan teknologi, seperti penggunaan alsintan adalah keharusan, tidak lagi konvesional, sehingga meningkatkan produktivitas.
“Alsintan adalah ciri dari modernisasi pertanian, dan alsintan akan memudahkan, mengefesiensikan, mengefektifkan bagaimana budidaya tanaman padi, bisa dilakukan dengan cara baik dan mudah”, terang Arsanti.
“Sesuai arahan dari Presiden Prabowo, meminta kita untuk Swasembada Pangan secepat-cepatnya dan sesingkat-singkatnya. Mentan Amran Sulaiman juga meminta kita bisa mencapai swasembada ini harus berkelanjutan”, katanya lagi.
Melalui closing statement, Kepala Pusat Pendidikan Pertanian, Muhammad Amin, berharap Brigade Pangan bersama-sama bisa mewujudkan swasembada pangan yang diharapkan oleh pemerintah melalui Kementerian Pertanian.
“Adanya kehadiran Brigade Pangan ini adalah bagaimana meningkatkan produktifitas indek pertanaman yaitu 5 ton per hektare. Kami harap Brigade Pangan ini semakin baik, berjalan dengan maksimal dan mendapatkan penghasilan dalam usaha tani, tentunya mencapai outputnya yaitu mencapai swasembada pangan" jelas Kapusdik. [Tim Ekpos SMK-PPN Banjarbaru]
Banjarbaru of South Borneo [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan/SMKPPN to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
The objective of the Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.
Indonesian Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Sulaiman said.
He stated that increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Sulaiman said.