Kurikulum Merdeka, Siswa SMK-PP Negeri Kementan Perkuat Karakter dengan P5

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s SMKPPN Banjarbaru

Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Kurikulum Merdeka, Siswa SMK-PP Negeri Kementan Perkuat Karakter dengan P5
SMKPPN BANJARBARU: Kepala SMK-PP Negeri Banjarbaru, Yudi Astoni [belakang, ke-3 kiri] didampingi tenaga pendidik dan pejabat bersama siswa/i peserta kegiatan Penilaian Praktik P5 untuk mengembangkan karakter pelajar sesuai nilai-nilai Pancasila.

Banjarbaru, Sumut (B2B) - Kementerian Pertanian RI (Kementan) melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) bidang pendidikan vokasi, turut menggelar Kurikulum Merdeka, di antaranya pada Sekolah Menengah Kejuruan - Pertanian Pembangunan (SMK-PP) Negeri Banjarbaru. 

Salah satu kegiatan dalam Kurikulum Merdeka yaitu P5 merupakan singkatan dari ´Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila´ berupa kegiatan pembelajaran, yang bertujuan untuk mengembangkan karakter pelajar agar sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. 

Kegiatan Pagelaran P5 sejalan arahan Menteri Pertanian RI (Mentan) Andi Amran Sulaiman yang menyatakan keyakinannya pada pendidikan vokasi akan menjadikan para petani milenial yang lebih berkualitas.

"Hadirnya Kurikulum Merdeka dalam pendidikan vokasi, akan menjadikan petani milenial yang mampu memberikan inovasi dalam pertanian, karena bagaimana pun, masa depan pertanian ada di generasi milenial," katanya.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP) Idha Widi Arsanti mengatakan bahwa guna mendukung pembangunan pertanian maju, mandiri dan modern perlu dilakukan penyiapan dan pencetakan SDM pertanian unggulan.

Kepala SMK-PP Negeri Banjarbaru, Yudi Astoni mengatakan, pihaknya menggelar kegiatan Penilaian Praktik P5 pada Rabu (18/6) dan Jumat (20/6) terbagi dalam dua tema, yang diikuti 147 siswa, terdiri atas 83 siswa kelas XI, dan 64 siswa kelas XII Tahun Pelajaran 2024/2025.

Praktik P5 diawali tema ´Bangunlah Jiwa dan Raganya´ yang digelar Rabu, (18/6) di halaman upacara kampus SMK-PP Negeri Banjarbaru, praktik kali ini terkait raga, dengan menampilkan gerakan-gerakan dalam senam. 

"Mereka telah dibagi menjadi kelompok-kelompok yang diwajibkan membuat gerakan senam dari pemanasan, utama, dan cooling down. Selain itu, diawajibkan membuat dan mengumpulkan video terkait senam tersebut," katanya.

Projek P5 kemudian dilanjutkan dengan tema kedua yakni ´Panen Karya P5 Tema Suara Demokrasi: Anti Korupsi´ pada Jumat, (20/6) di aula kampus SMK-PP Negeri Banjarbaru. 

"Pada kegiatan tersebut, siswa Kelas XI menampilkan hasil olah video yang telah dibuat masing-masing kelompok terkait anti korupsi, dan untuk Kelas X menampilkan pertunjukan pembacaan puisi terkait anti korupsi," ungkap Yudi Astoni.

Yudi Astoni menegaskan bahwa, “P5 merupakan bagian dari Kurikulum Merdeka dan menjadi salah satu upaya pemerintah Indonesia untuk mewujudkan nilai Pancasila dalam pendidikan."

Perlu diketahui, terdapat tiga dimensi pada P5 tema pertama adalah beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kedua adalah bernalar kritis, dan ketiga adalah ber-Kebhinekaan Global. [Tim Ekpos SMK-PPN Banjarbaru]

Banjarbaru of South Borneo [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan/SMKPPN to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

The objective of the Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.

Indonesian Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Sulaiman said.

He stated that increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Sulaiman said.