Idealnya 334 Orang, Sumenep Kekurangan 206 Tenaga Penyuluh Pertanian

Indonesia`s Sumenep District Needs 206 Agricultural Extensionist

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Idealnya 334 Orang, Sumenep Kekurangan 206 Tenaga Penyuluh Pertanian
PENDAMPINGAN PETANI: Penyuluh pertanian Sumenep mendampingi petani padi, Kepala Dinas Pertanian Hortikultura dan Perkebunan Pemkab Sumenep, Bambang Heriyanto [inset atas] Foto2: istimewa

Sumenep, Jatim [B2B] - Kabupaten Sumenep di Pulau Madura, Provinsi Jawa Timur kekurangan 206 orang penyuluh pertanian, untuk mencapai target  ´satu desa satu penyuluh´ untuk mendukung potensi pertanian di 334 desa/kelurahan yang tersebar di 27 kecamatan, sementara saat ini hanya ada 128 penyuluh padahal seharusnya 334 penyuluh.

Kepala Dinas Pertanian Hortikultura dan Perkebunan Pemkab Sumenep, Bambang Heriyanto mengatakan idealnya Sumenep didukung 334 penyuluh untuk memenuhi target ´satu desa satu penyuluh´ yang ditetapkan Kementerian Pertanian RI.

"Keberadaan penyuluh sangat penting untuk mendukung potensi pertanian Sumenep, selain memberi motivasi kepada petani juga memfasilitasi mekanisasi pertanian dan teknologi informasi," kata Bambang Heriyanto di Sumenep, belum lama ini.

Sebagaimana diketahui, desa di Sumenep mencapai 334 desa/kelurahan di 27 kecamatan, baik wilayah daratan maupun kepulauan. Sementara jumlah pulau di Sumenep sebanyak 126 pulau, berpenghuni dan tanpa penghuni.

Kondisi saat ini, menurutnya, seorang penyuluh harus membawahi lima desa, bahkan untuk kawasan kepulauan memaksa seorang penyuluh menangani lebih dari lima desa, misalnya di Pulau/Kecamatan Raas.

"Tugas penyuluh di Sumenep adalah wajib melakukan kunjungan di tiap kelompok tani mulai Senin hingga Kamis, sementara Jumat digunakan untuk evaluasi hasil penyuluhan maupun pelatihan," kata Bambang H.

Sementara jumlah kelompok tani di Sumenep saat ini sekitar 4.323 Poktan terdiri atas 3.419 Poktan dan 904 kelompok wanita tani [KWT] "atau terbanyak di Indonesia dalam satu kabupaten, dan hampir separuhnya mendapat bantuan penguatan pertanian dari pemerintah daerah maupun pusat."

Terkait dengan ´rasio jumlah penyuluh´ yakni ´satu desa satu penyuluh´ maka Kementerian Pertanian RI mendorong lembaga penyuluhan pertanian sebagai penyedia informasi pertanian wajib mensosialisasikan kemudahan dan keuntungan akses informasi melalui internet kepada petani menyikapi era industrialisasi 4.0.

"Penyuluhan berbasis internet harus disadari akan mempercepat interaksi dan komunikasi dengan petani untuk menjangkau wilayah lebih luas, sekaligus mengatasi rasio jumlah penyuluh dengan wilayah binaan yang belum sebanding hingga saat ini," kata I Wayan Ediana, Kepala Bidang Penyelenggaraan Penyuluhan - Pusat Penyuluhan Pertanian [Pusluhtan] di Samarinda, belum lama ini.

"Penyuluh pertanian saat ini harus melakukan transformasi melalui BPP dengan membangun sistem penyuluhan berbasis digital. Penyuluhan di era 4.0 menuntut kapasitas penyuluh dalam memfasilitasi dan menyediakan segala kebutuhan petani melalui akses internet," kata I Wayan Ediana. [One76]