"Tanam Terus Meski Besok Kiamat," kata Kepala BPPSDMP pada Penyuluh dan Petani

Indonesian Govt Anticipate COVID-19 by Weaker Health Systems

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


"Tanam Terus Meski Besok Kiamat," kata Kepala BPPSDMP pada Penyuluh dan Petani
TELEKONFERENSI: Kepala BPPSDMP, Prof Dedi Nursyamsi didampingi Kapusluh, Leli Nuryati; Kabag Perencanaan BPPSDMP, Dewi Damayanti dipandu Kasubbid IM Pusluhtan, Septalina P [inset] telekonferensi dengan penyuluh dan petani [Foto2: B2B/Mac]

Jakarta [B2B] - Penyebaran virus Corona, COVID-19 harus diwaspadai, tapi tidak harus membuat panik. Caranya? Hindari kerumunan dan menjaga jarak dengan orang lain minimal 1,5 meter atau social distancing sebagai Protokol Kewaspadaan. Virus Corona juga tidak tahan panas matahari, sehingga sangat membantu petani tetap bekerja di lahan pertaniannya sekaligus membunuh virus, sementara penyuluh pertanian tetap melaksanakan tugas pendampingan dan pengawalan. Sektor ekonomi lain boleh ditunda atau distop, sektor pertanian harus tetap berjalan, kegiatan usahatani harus tetap jalan ´meski besok kiamat´ karena manusia tiap hari membutuhkan pangan.

Hal itu dikemukakan Kepala BPPSDMP Prof Dedi Nursyamsi saat telekonferensi dengan para penyuluh, petani, peneliti dan widyaiswara di kantor BPP [KostraTani], BBPP dan BPTP [Kostrawil] pada sejumlah daerah melalui Agriculture War Room - Komando Strategis Pembangunan Pertanian [AWR - KostraTani] di Kementerian Pertanian RI, Jumat pagi [20/3] terkait ´Strategi Kementan dalam Pencegahan dan Perlindungan COVID-19´ dengan menggerakkan sektor pertanian AWR - KostraTani di seluruh Indonesia. Sementara Kementan menempuh langkah strategis mencegah dan melindungi pegawai dari penyebaran Corona mengacu pada Instruksi Presiden RI Joko Widodo.

"Pembangunan sektor pertanian jalan terus setiap hari. Tidak boleh berhenti meskipun ada pandemi global COVID-19. Ingat jaga jarak dan hindari kerumunan serta sering cuci tangan. Kalau pun besok kiamat, kita harus tetap olah lahan dan olah tanam. Meskipun besok mati, kita harus tetap menanam padi dan lain-lain. Tanam .... tanam ... tanam ..... Petani tetap gas pol tanam. Pangan harus selalu tersedia. Tidak boleh ditunda apalagi dihentikan," kata Prof Dedi Nursyamsi didampingi Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian [Pusluhtan] Leli Nuryati di lantai Gedung A Kementan, kawasan Ragunan, Jaksel.

Kepada para penyuluh yang dipandu Kasubbid Informasi Materi - Pusluhtan, Septalina Pradini, Prof Dedi Nursyamsi mengingatkan peran BPP selaku KostraTani sebagai ´pusat kegiatan pembangunan pertanian tingkat kecamatan, yang merupakan optimalisasi fungsi dan peran BPP berbasis teknologi informasi [IT] untuk mewujudkan kedaulatan pangan nasional.

"Cara pencegahannya, ini yang penting diketahui para penyuluh dan segera sampaikan kepada petani binaan masing-masing. Pertama, hindari kontak dekat dengan pasien penderita penyakit saluran pernafasan akut. Kedua, rajin cuci tangan setelah kontak pasien atau lingkungan tempat tinggal. Ketiga, hindari kontak dengan hewan liar tanpa adanya perlindungan. Empat, hindari konsumsi produk hewani mentah, seperti daging dan susu yang hanya diolah setengah matang," kata Dedi Nursyamsi.

Kepala BPPSDMP kemudian mengelaborasi tentang apa itu COVID-19? SARS-CoV-2 merupakan salah satu anggota coronavirus yang mengakibatkan infeksi pernapasan COVID-19. Memiliki sejenis protein yang mampu mengikat membran sel inang dan dipicu oleh sejenis enzim dari sel inang yang disebut dengan furin. Furin banyak ditemukan di jaringan manusia, termasuk paru-paru, hati, dan usus kecil. Dapat bertahan sekitar 9 jam di benda mati. 

"Karakteristik COVID-19 ukuran diameter sekitar 400 hingga 500 nanomilimeter sehingga tak terlihat dengan mata telanjang. Tidak terbang di udara tetapi menempel pada benda-benda. Menyebar dari orang ke orang melalui tetesan kecil dari hidung atau mulut, ketika penderita COVID-19 batuk atau menghembuskan nafas. Dapat menular dari manusia ke manusia melalui kontak erat dan droplet, bukan melalui udara," kata Prof Dedi Nursyamsi, yang juga didampingi Kepala Biro Humas dan Infomrasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri dan Kabag Perencanaan BPPSDMP Kementan, Dewi Damayanti.

Masa inkubasi virus dua sampai 15 hari. Adaptif di daerah suhu rendah dan kelembaban tinggi. Sebagian besar virus korona tidak aktif dalam waktu satu menit dengan senyawa yang mengandung hidrogen peroksida, etanol, atau natrium hipoklorit [ditemukan dalam pemutih].

Jakarta [B2B] - Indonesia´s Agriculture Ministry is in intensive care after testing positive for the novel coronavirus, as civil servants in head office and across the country were ordered to close over the health threat. The World Health Organization has said it is particularly concerned about high-risk nations with weaker health systems, which who may lack the facilities to identify cases, according to senior official of the ministry.