Jejaring, SMK-PP Kementan Kerjasama dengan Swasta `Integrated Farming`

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s SMKPPN Sembawa

Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Jejaring, SMK-PP Kementan Kerjasama dengan Swasta `Integrated Farming`
SMKPPN SEMBAWA: Kepala SMKPPN Sembawa, Budi Santoso [kiri] meneken Perjanjian Kerjasama dengan Komisaris PT Flona Flaguni Harsah, Kania Riva Iradatya, yang bergerak di bidang Integrated Farming di Kabupaten Banyuasin, Sumsel.

Banyuasin, Sumsel (B2B) - Kementerian Pertanian RI (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) tengah gencar memfasilitasi dan menarik minat para pemuda untuk terjun berusaha di bidang pertanian.

Guna meningkatkan kualitas pendidikan pertanian dan memperkuat jejaring, Sekolah Menengah Kejuruan-Pertanian Pembangunan (SMK-PP) Negeri Sembawa menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan PT Flona Flaguni Harsah di Desa Gelebak Dalam, Kecamatan Rambutan, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan pada Senin (16/6).

PT Flona Flaguni Harsah bergerak di bidang Integrated Farming dengan produk beras organik, bio pestisida dengan luasan area pertanian seluas 30 hektar menyatukan antara pertanian dan peternakan yang berintegrasi.

Menteri Pertanian RI (Mentan) Andi Amran Sulaiman mendorong putra/putri terbaik bangsa mendukung pembangunan pertanian diperlukan SDM pertanian yang berkualitas, andal, berkemampuan manejerial, kewirausahaan dan organisasi bisnis.

"Tujuannya, agar pelaku utama dan pelaku usaha di sektor pertanian tetap mampu membangun usaha tani yang berdaya saing tinggi," katanya.

Kepala BPPSDMP Kementan, Idha Widi Arsanti menyatakan optimistis pendidikan vokasi Kementan dapat mencetak petani milenial yang berdaya saing tinggi, berkompetensi dan jeli melihat potensi pasar.

Kepala SMK-PP Negeri Sembawa, Budi Santoso menyambut baik penandatanganan MoU, bahwa terdapat lima alumninya sudah bekerja di PT Flona Flaguni Harsah.

"Ke depan, diharapkan dapat menjadi lokasi Praktik Kerja Lapangan atau PKL bagi siswa dan siswi SMK-PP Negeri Sembawa," katanya.

Komisaris PT Flona Flaguni Harsah, Kania Riva Iradatya menyampaikan bahwa kegiatan MoU ini merupakan bentuk dukungan industri untuk berkontribusi pada pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berbasis kompetensi yang link and match dengan industri.

"Dalam kerjasama ini, kami mendukung program studi Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura, dengan ruang lingkup sinkronisasi kurikulum, kelas industri atau teaching factory," katanya.

Termasuk praktik kerja lapangan siswa, menjadi guru tamu, program magang guru, rekrutmen siswa lulusan SMK, serta proses budidaya, proses ujicoba pupuk, proses pengeringan produk, pengemasan dan pemasaran produk. [wulan/titin/timhumas smkppnsembawa]

Banyuasin of South Sumatera [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan/SMKPPN to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

The objective of the Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.

Indonesian Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Sulaiman said.

He stated that increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Sulaiman said.