Peringatan HPS ke-41, Mentan: Pertanian RI Siap Hadapi Perubahan Iklim
Indonesian Govt and Farmers Commemorate the 2021 World Food Day
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Cirebon, Jabar [B2B] - Pandemi Covid-19 memberi makna berbeda pada puncak peringatan Hari Pangan Sedunia [HPS] dalam dua tahun terakhir. Tantangan pangan akibat dampak perubahan iklim [global warming] membulatkan tekad Kementerian Pertanian RI untuk meningkatkan kesejahteraan petani serta memenuhi pangan bagi 273 juta rakyat Indonesia.
Di tengah ancaman kekeringan dan krisis pangan global yang telah diingatkan Badan Pangan Dunia [FAO] pada awal 2020, Kementan secara konsisten berupaya menciptakan pertanian Indonesia yang maju, mandiri dan modern dengan terus berinovasi melakukan terobosan strategi pembangunan sektor pertanian yang semakin antisipatif dan adaptif.
“Mari jadikan peringatan HPS ke-41 ini momentum upaya kita bersama untuk mengubah strategi pembangunan pertanian dengan menerapkan teknologi dan riset yang adaptif terhadap tantangan perubahan iklim, pemanasan global dan krisis air dimasa yang akan datang," kata Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo pada puncak peringatan Hari Pangan Sedunia [HPS] ke- 41 di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Senin [25/10].
Mentan Syahrul mengimbau masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam upaya memperkuat ketahanan pangan, tak hanya untuk lingkup daerah atau nasional, juga dunia.
“Saya mengajak semua pihak untuk lebih agresif dan bersemangat dalam menghadapai tantangan kedepan. Saya juga ingin mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih semua pihak dan petani yang telah berjuang untuk mempersiapkan pangan bagi 273 juta orang,“ katanya.
Dia menambahkan bahwa di masa pandemi Covid-19, pertanian menjadi salah satu sektor yang mampu bertahan, bahkan tumbuh positif di saat sektor lain mengalami tekanan. Hal ini membuktikan upaya yang dilakukan Kementan dalam tiga tahun terakhir, telah menunjukkan ketangguhan sektor pertanian.
"Oleh karena itu, kunci keberhasilan tindak lanjut HPS ini adalah pertama, koordinasi pengawasan yang sistematis yang dikawal dengan disiplin. Kedua, HPS ini bukan seremonial, bukan proyek tetapi edukasi tentang program terukur, cara dan tatakelola [manajemen] hulu-hilir pertanian dan perilaku insan pertanian yang sesuai dengan tantangan era. Ini sama dengan program reguler maksimum dan SPP," tegas Syahrul.
Adapun Badan Pusat Statistik [BPS] mencatat selama tahun 2020, sektor pertanian menunjukkan kinerja yang mengembirakan. Pada Triwulan II 2020, Pendapatan Domestik Bruto [PDB] sektor pertanian tumbuh 16,24% persen [q-to-q]. Begitu pula pada triwulan III dan IV, PDB pertanian tumbuh masing-masing 2,15% dan 2,59% [y-on-y] dan mampu menjadi penyelamat memburuknya resesi ekonomi nasional. Demikian pula, ketika memasuki TW II 2021, PDB sektor pertanian masih konsisten tumbuh positif 12,93% [q-to-q].
Tidak hanya itu, kinerja ekspor produk pertanian juga menggembirakan. Selama Januari - Desember 2020 nilai ekspor mencapai Rp451,8 triliun dan meningkat 15,79% dibandingkan periode yang sama 2019 sebesar Rp390,2 triliun. Peningkatannya berlanjut memasuki Januari -September 2021, nilai ekspor mencapai Rp450 triliun atau tumbuh 45,36% ketimbang periode yang sama 2020, yang mencapai Rp309,58 triliun.
Sementara itu Kepala Perwakilan FAO di Indonesia, Rajendra Aryal mengungkapkan bahwa Pemerintah Indonesia telah menunjukkan upaya luar biasa untuk mengatasi dampak negatif pandemi terhadap mata pencaharian masyarakat. Ketahanan Indonesia di sektor pertanian ditunjukkan dengan Pertumbuhan PDB yang meningkat meskipun ekonomi melambat akibat pandemi.
“Capaian ini tercermin dalam tema nasional tahun ini yaitu pertanian meningkat, pangan cukup di tengah krisis dan pandemi global,” kata Rajendra saat menghadiri peringatan HPS Ke-41 secara virtual.
Rajendra menambahkan dengan populasi yang terus bertambah, penduduk dunia diperkirakan mencapai 10 miliar pada 2050, sehingga perlu menyediakan makanan bagi penduduk dunia dan memelihara planet ini. Bukan hanya tentang menanggapi keadaan darurat, ini tentang membangun ketahanan jangka panjang dan mengubah cara kita memproduksi dan mengonsumsi makanan.
“Kita membutuhkan tindakan kolektif dan bersama untuk mengubah sistem pertanian pangan kita. FAO bekerja keras bersama pemerintah Indonesia untuk melakukan transformasi sistem pangan di Indonesia,“ katanya.
Hadir langsung dalam acara peringatan HPS Ke-41 Kepala Perwakilan IFAD di Indonesia, Mr Ivan Cossio Cortez dan Asisten Kepala Perwakilan FAO di Indonesia, Ageng Heriyanto; Wakil Bupati Cirebon, Wahyu Tjiptaningsing; Dewan Pertimbangan Presiden, Habib Luthfi; Waki Ketua Komisi IV DPR RI, Dedi Mulyadi; Anggota Komisi IV DPR RI, Ono Surono; Anggota Komisi IV DPR RI, Sutrisno; Anggota Komite II DPD RI, KH Amang Syafrudin; jajaran Eselon I Kementan serta hadir secara virtual duta besar dari 17 negara dan perwakilan 13 kedutaan di Indonesia.
Cirebon of West Java [B2B] - Indonesian government in the next five years prioritizes the development of human resources that are ready to face globalization in the era of industrialization 4.0, carry out its role to develop millennial farmers who understand information and communication technology, according to the senior official of the agriculture ministry.