Latih Siswa Mitigasi Bencana, SMK PP Kementan gandeng BPBD Kota Banjarbaru

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s SMKPPN Banjarbaru

Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Latih Siswa Mitigasi Bencana, SMK PP Kementan gandeng BPBD Kota Banjarbaru
SMKPPN BANJARBARU: Kepala SMKPPN Banjarbaru, Yudi Astoni [insert] mengatakan, Kementan berupaya meningkatkan pengetahuan dan wawasan siswa pada IPA dan Sosial di antaranya terhadap mitigasi bencana.

Banjarbaru, Kalsel (B2B) - Kementerian Pertanian RI (Kementan) melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bidang Pendidikan Vokasi, ikut menggelar Kurikulum Merdeka salah satunya di Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan Negeri (SMK-PPN) Banjarbaru. 

Menteri Pertanian RI (Mentan) Andi Amran Sulaiman meyakini pendidikan vokasi akan mendorong dan mendukung para petani milenial menjadi lebih berkualitas.

"Hadirnya Kurikulum Merdeka dalam pendidikan vokasi, akan menjadikan petani milenial yang mampu memberikan inovasi dalam pertanian, karena bagaimana pun, masa depan pertanian ada di generasi milenial," katanya.

Hal senada dikemukakan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP) Idha Widi Arsanti mengatakan, guna mendukung pembangunan pertanian maju, mandiri dan modern perlu dilakukan penyiapan dan pencetakan SDM pertanian unggulan.

Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan Negeri Banjarbaru sebagai sekolah vokasi bidang pertanian menerapkan Kurikulum Merdeka, upayanya antara lain dengan menggelar mata pelajaran Proyek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) pada Jumat (26/9).

Kepala SMK-PP Negeri Banjarbaru, Yudi Astoni mengatakan  bahwa IPAS merupakan bagian dari Kurikulum Merdeka menjadi salah satu upaya pemerintah untuk mewujudkan siswa berpengetahuan tentang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Sosial.

"Kementan berupaya meningkatkan pengetahuan dan wawasan siswa terhadap IPA dan Sosial di antaranya terhadap mitigasi bencana melalui kerjasama dengan pihak-pihak terkait," katanya.

Ketua Proyek IPAS SMK-PP Negeri Banjarbaru, Febriyanti Putri Lestari menyampaikan bahwa tema IPAS kali ini mengambil tema Mitigasi Bencana, dengan menggandeng Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjarbaru.

“Sosialisasi mitigasi bencana bertujuan mendukung pemahaman siswa mengenai kesiapsiagaan serta langkah-langkah penanggulangan bencana. Kami memandang pertu adanya kegiatan sosialisasi dari pihak berkompeten,” katanya.

Febriyanti Putri Lestari menambahkan, peserta kegiatan adalah siswa kelas X Tahun Pelajaran 2025/2026, yang mendapatkan sejumlah materi di antaranya serangkaian tindakan, kebijakan atau strategi, yang dilakukan untuk mengurangi risiko dan dampak bencana, baik sebelum, selama maupun setelah kejadian. 

"Siswa kali ini juga diajarkan praktik di antaranya penggunaan alat pemadam kebakaran ringan disingkat Apar, mematikan api menggunakan kain dan perlindungan terhadap bencana dan lainnya. [Tim Ekpos SMK-PPN Banjarbaru]

 

 

Banjarbaru of South Borneo [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan/SMKPPN to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

The objective of the Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.

Indonesian Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Sulaiman said.

He stated that increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Sulaiman said.