FAO Apresiasi Capaian Pembangunan Pertanian RI di Masa Pandemi

Indonesian Govt and Farmers Commemorate the 2021 World Food Day

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


FAO Apresiasi Capaian Pembangunan Pertanian RI di Masa Pandemi
PERINGATAN HPS KE-41: Mentan Syahrul Yasin Limpo didampingi Bupati Cirebon Wahyu Tjiptaningsih [kanan] memperingati peringatan Hari Pangan Sedunia [HPS] ke-41 di Desa Jagapura Wetan, Kecamatan Gegesik, Cirebon, Jabar [Foto: YESS]

Cirebon, Jabar [B2B] - Badan Pangan Dunia [FAO] mengapresiasi pencapaian pembangunan pertanian Indonesia di tengah pandemi Covid-19. Saat kondisi dan perekonomian dunia mengalami penurunan terdampak Covid-19, pertanian Indonesia justru mampu menyediakan pangan sehingga Pertumbuhan Domestik Bruto [PDB] terus mengalami pertumbuhan dan menjadi penyelamat perekonomian nasional.

Hal itu dikemukakan Kepala FAO untuk Indonesia dan Timor Leste, Rajendra Aryal pada puncak peringatan Hari Pangan Sedunia [HPS] ke-41 di di Cirebon, Jawa Barat, Senin [25/10] yang dihadiri Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo; Wakil Bupati Cirebon, Wahyu Tjiptaningsing; Waki Ketua Komisi IV DPR RI, Dedi Mulyadi dan Kepala Perwakilan IFAD di Indonesia, Ivan Cossio Cortez.

“Pada HPS kedua di masa pandemi Covid-19, Pemerintah Indonesia telah melakukan pembangunan pertanian yang luar biasa. Kinerja sektor pertanian luar biasa, PDB sektor pertanian tumbuh positif dan mengalami kenaikan mencapai 2,59 persen. Pencapaian ini luar biasa,” kata Rajendra Aryal pada puncak HPS ke-41 yang dihelat secara langsung di hamparan persawahan Desa Jagapura Wetan, Kecamatan Gegesik dan diikuti secara virtual di seluruh wilayah Indonesia.

Bertolak dari capaian tersebut, Berangkat dari salah satu pencapain ini, Rajendra Aryal menegaskan komitmen FAO untuk memberikan lebih banyak dukungan dalam upaya terus-menerus transformasi sistem pangan Indonesia menjadi lebih berkelanjutan. Pemerintah telah menunjukkan upaya luar biasa untuk mengatasi dampak negatif pandemi terhadap kehidupan masyarakat.

“FAO akan terus bekerja sama dengan pemerintah untuk memberikan perlindungan kepada petani kecil dan keluarganya, pekerja pangan di semua sektor, dan mereka yang sangat rentan,” tegas Rajendra.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik [BPS] bahwa selama 2020 khususnya Triwulan II, PDB sektor pertanian tumbuh 16,24 persen quartal to quartal [qtoq]. Pada Triwulan III dan IV, PDB Pertanian tumbuh masing-masing 2,15% dan 2,59% year on year [yoy] dan mampu menjadi penyelamat memburuknya resesi ekonomi nasional.

Selanjutnya, kinerja ekspor produk pertanian juga menggembirakan. Selama Januari - Desember 2020 nilai ekspor mencapai Rp451,8 triliun dan meningkat 15,79% dibandingkan periode yang sama 2019 sebesar Rp390,2 triliun. Peningkatannya berlanjut memasuki Januari -September 2021, nilai ekspor mencapai Rp450 triliun atau tumbuh 45,36% ketimbang periode yang sama 2020, yang mencapai Rp309,58 triliun.

BPS pun mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) sejak Juni 2020 sebesar 99,66 terus meningkat hingga Desember 2020 menjadi 103,2, dan berlanjut pada awal 2021. Pada September 2021, NTP sebesar 105,68 dan meningkat 0,96 persen dibanding Agustus 2021. Indonesia juga berhasil menjaga ketersediaan pangan dan mengurangi prevalensi kerawanan pangan (FIES) dan inflasi bahan pangan selama pandemi.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan peringatan HPS ke-41 tahun 2021 bertujuan memperkuat kerja sama dan meningkatkan koordinasi fungsional yang efektif seluruh komponen pemerintah dan masyarakat guna mendukung ketahanan pangan. Juga mendorong ketangguhan sektor pertanian, khususnya pandemi global Covid-19 yang masih berlangsung hingga saat ini.

“Kita berharap HPS ini menjadi bagian menyampaikan rasa hormat kepada para pelaku usaha pertanian. Dalam dua tahun, Indonesia dilanda situasi sulit akibat pandemi Covid-19 yang membuat sendi kehidupan stagnasi namun sektor pertanian mampu menjaga negara dan bangsa. Pertanian satu-satunya sektor yang tak pernah surut, PDB pertanian terus tumbuh positif di saat sektor lain mengalami penurunan,” sebutnya.

Syahrul menekankan tantangan yang hadapi sektor pertanian ke depan semakin berat mengingat akan adanya perubahan iklim, krisis air dan lonjakan pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia bahkan dunia. 

“Di HPS ini siapkan teknologi untuk mengatasi perubahan iklim, agar bisa menyiapkan air sehingga tidak terjadi kekeringan, upaya-upaya menanami pekarangan dan varietas tanaman yang dapat menyimpan atau hemat air,” tegasnya.

Mentan mengapresiasi komitmen dan dukungan FAO  maupun Dana Internasional untuk Pengembangan Agrikultural atau International Fund for Agricultural Development/IFAD, Program Pangan Dunia atau World Food Programme/WFP, dan mitra pembangunan lainnya dalam membantu Indonesia untuk mengurangi dampak pandemi Covid-19, utamanya bagi petani dan masyarakat rentan. 

“Highlight kegiatan HPS tahun ini, kita akan bersama-sama secara serentak melakukan kegiatan panen dan tanam raya berbagai komoditas pertanian dari 41 titik lokasi di seluruh Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. 41 titik lokasi ini menandai usia pelaksanaan peringatan HPS ke-41 tahun ini,” kata Mentan Syahrul.

Adapun komoditas yang akan ditanam dan dipanen meliputi komoditas padi, jagung, sorghum, kedelai, kacang tanah, kelapa sawit dan kakao, cabai, tomat, brokoli, bawang merah dan bunga hias. 

“Sesuai arahan Presiden Jokowi, ini merupakan upaya kami memastikan ketersediaan bahan pangan, menjaga stabilisasi harga dan meningkatkan kesejahteraan petani," kata Mentan Syahrul.

Cirebon of West Java [B2B] - Indonesian government in the next five years prioritizes the development of human resources that are ready to face globalization in the era of industrialization 4.0, carry out its role to develop millennial farmers who understand information and communication technology, according to the senior official of the agriculture ministry.